five(5)

105 4 0
                                    

hapyy readingg..

------

"anjirrr..jadi maksud lu cinta pandangan pertama gitu?!buahaha.. "

itu respons pertama Yang dilontarkan Raka ,setelah Leo berhasil menceritakan awal dari ia pertama bertemu dengan Vanessa. Bima Dan Angga hanya terkekeh kecil sedangkan Leo melirik sebal ka arah Raka Yang sedari tadi tertawa sendiri.

"brisik Lo!!"ucap Leo ketus

"apa spesialnya sampe lo kepincut sama tuh cewek?!"Kali ini Angga Yang bertanya

Leo berpikir sejenak "hmm.. manis,tapi...galak.kalo biasanya cewek-cewek pada caper sama gua, ini beda.. dia malah jutek banget sama gua malah sempet ngebentak gua lagi"kekehnya sambil menerawang dimana saat ia bertemu dengan Vanessa.

"woahh.. kalo gitu gua mbat juga yaa?! "timpal Raka

"mati aja lu sono"umpat Angga

"lo yakin itu jatuh cinta?!"Leo menoleh kepada Bima

"kok lo nanya gitu? "

Bima mengedigkan bahunya acuh"siapa tau itu cuma rasa kagum lo, gara-gara baru ada orang yg cuek Sama lo"

"bisa jadi sih"timpal Angga

Leo hanya diam tak membalas ucapan sahabatnya

"yaelah Bim.. jelas jatuh cinta lah, secara Leo kan jarang-jarang bahas cewek.. kaya lu"timpal Raka.Bima hanya menatap nya datar.

"tapi Le, kalo dibilang sama Bima bener gimana, lo kan baru sekali ketemu sama dia! "ucap Angga menyetujui ucapa Bima.

Leo mengangkat bahunya acuh, ia sendiri juga malah bingung.

------

pagi tiba, Vanessa dengan seragam putuh Abu nya tengah menuruni anak tangga menuju meja makan,disana sudah Ada Sena sang kepala keluarga tengah memakan sarapannya dan Rita disamping sang suami sedang memoleskan selai rotinya, juga ada Vania dihadapan Rita melakukan hal yang sama.

Vanessa duduk di samping Vania, kemudian mengambil sehelai roti.

hening

"oh iya,besok papah Akan ke Singaphore selama seminggu, ada metting sama klien  disana"ucap Sena memecahkan kehening

"kok ngedadak?!"Tanya Rita

"iya, papa lupa ngasih tau mah"Sena meringis

"kalo gitu take care ya pah, semoga lancar metting nya.. "ucap Vanessa sambil tersenyum Yang dibalas anggukan oleh Sena.

"mau dibawain apa sama papah?? "

"terserah deh, Yang penting khas Singapore! "jawab Rita, Vania hanya mengangguk

"ya udah, papah berangkat dulu, Vanessa kamu naik Angkot aja ya papah harus pagi-pagi ke kantor"ucap Sena sambil berdiri,Dan di angguki oleh Vanessa"assalamu'alaikum"

"walaikumsalam"

tak lama Vania mendapat telpon, Dan ikut berdiri"Vania juga berangkat ya mah, ini udah ditelpon katanya Ada pasien mau ketemu!!"

Rita mengangguk,kemudian tersenyun"hati-hati"

sebelum Vania meninggalkan meja makan, ia sempat melirik Vanessa yang juga tengah menatapnya.

Vanessa tersenyum, Dan dibalas oleh wajah datar Vania.

ia menghela nafas, kemudian melihat jam putih yang ada ditangan kirinya.

"mah, Vanessa berangkat"

Rita Yang hendak pergi kedapur melirik Vanessa sekilas.

"ya"

hanya itu, tidak Ada ucapan hati-hati,atau belajar Yang benar Dan sebagainya.

Vanessa tersenyum tipis memaklumi,bahkan sudah terbiasa tapi kenapa terasa sakit. tatapan mamahnya, selalu berbeda dengan kakaknya, jika pada Vania mata itu selalu lembut, sedangkan padanya hanya Ada kebencian, entah apa Yang Vanessa pun tidak tahu.

-----

"Bima! sini sayang sarapan dulu"ucap Erika saat melihat Bima yang sedang menuruni anak tangga menuju meja makan.

"Bim,papah sama mamah mau ke Bandung, nenek kamu sedang dirawat disana.. jadi siang ini kita-"

"Bima gk ikut!! "Bima menyela

"sayang.. cuma sebentar kok,yaa minimal sampe nenek pulang dari rumah sakit aja"bujuk Erika

"nggak mah.. kalo kalian mau pergi ya pergi aja"jawab nya ketus

"jangan keras kepala Bima, nenek kamu sedang sakit. apa salahnya sih kamu menengoknya!!"geram Tio melihat Anaknya selalu menolak ajakan orangtua nya.

"saya tidak mau"acuh Bima tanpa menghentikan sarapannya

"kamu harus ikut! tidak ada bantahan!"lanjutnya

"hmm"

"yang sopan kamu, kalo bicara sama orangtua!!"suara Tio mulai meninggi tersulut emosi, saat Bima hanya merespon nya dengan deheman.

Erika berjinjit kaget saat Bima membanting sendok dan garpu secara keras. kemudian ia berdiri dan tanpa pamit Bima melenggang pergi meninggalkan rumah menuju sekolahnya.

"udah pah..biarin aja,kita berdua aja yang pergi!!"ujar Erika menenangkan suaminya

Tio mengela nafas lelah, selalu begitu ia dan Bima tidak pernah akur, semenjak  suatu kejadian yang lalu membuat hubungan ayah dan anak ini menjadi renggang. Bima yang berbicara selalu tidak sopan, dan Tio selalu tegas. kedua nya memiliki Ego yang sama hingga susah untuk mengungkapkan kalo dihati mereka masih menyimpan rasa peduli.

-----

oiii.. hehee part ini agak panjang yaa, 😁 lagi niat sih.. wkwkw

thanks yg udah baca, maaf kalo masih ada typo nya..
dont forget voment nya ya..
kasih saran juga kalo ada, gk papah 😊

see you.bye😘

WHYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang