03. Taruhan?

1K 94 21
                                    

Suasana di ruang makan terasa mencekam, tidak ada yang berbicara sama sekali. Hanya suara peralatan makan yang terdengar sejak 5 menit yang terasa sangat lama bagi para vampir itu.

"Emm.. anoo.. namamu siapa? Darimana asalmu? Apakah kau suka bermain?" tanya Kanato kepada Rei yang baru saja menyelesaikan makannya.

"Rei, Tsukami Rei, asal dari mana aja boleh dan aku hanya bermain ketika ingin saja". ujar Rei tidak tertarik sama sekali. Dia yakin kalau habis ini yang lain juga bakal ikutan nanya.

Kali ini Ayato yang berusaha pdkt, "Elu yang kemaren dibicarain di sekolah itu kan? Aktor-aktor apalah itu". tanya si rambut merah ini sambil meneguk segelas darah.

"Yes, itu gue mang napa?" ujar Rei balik bertanya

"Ya gapapa si,"

Oke hening lagi gais...

.

.

.

.

.

.

"DUAR!"

"Eh ayam ayam kaget gua!" seru Ayato latah. Rei yang dasarnya emang humornya naik turun gajelas dari tadi ngempet ketawa pun kelepasan.

"Pft... HAHAHAHAHAH payah," ejek Rei sambil ketawa lepas.

Sakamaki brothers pun sweatdrop melihat Rei ketawa lepas, Shuu yang tertidur pun sampai rela membuka matanya gara-gara Rei ketawa.

"Uruse na Reiiya!" ujar Shuu merasa kesal dengan suara Rei, tapi sekaligus nostalgic.

"Araa, gomenne Ririe gue cuma gakuat liat kelakuan sodara-sodara lo," timpal Rei yang berusaha berhenti tertawa.

Reiji pun yang mendengar percakapan ini pun merasa terganggu akan sesuatu. Dia pun memutar otak untuk mulai suudzon, 'sepertinya mereka punya hubungan' batin Reiji.

"Nee.. namamu Tsukami Rei kan? Kita harus memanggilmu apa? Kita udah kebiasaan memanggil Reiji dengan sebutan Rei juga, apakah kau tidak keberatan??" tanya Kanato sambil menyuapi teddy nya dengan donat yang ada di piringnya.

"Rei aja gapapa, gue gaada nama panggilan yang bener selain itu si, gausah terlalu formal btw kaya biasanya aja". jawab Rei sambil meneguk secangkir kopi yang tersisa.

"Kenapa elu nggak ngenalin diri dulu aja secara lengkap dari awal??" tanya Subaru dengan nada ngegas seperti biasa.

"Habisnya itu merepotkan, kalo mau gue bisa jelasin garis besarnya," ujar Rei, disusul anggukan Reiji mempersilahkannya bicara.

Rei menarik nafas panjang dan menceritakan hal yang dia rasa perlu saja, karena dia perlu waspada kepada siapapun termasuk orang klannya sendiri.

"Oke jadi gini, gue first blood dan gue yakin klean semua udah pada tau, jadi sekitar beberapa taun lalu gue mati dibunuh bapak lu terus gue reinkarnasi jadi manusia jadi-jadian,"

"Gue juga gatau kenapa darah first blood gue blm ilang, dan yg bikin gue shock itu waktu tau gue jadi eve padahal sebelumnya gue juga ngincer darahnya eve,"

"Karena bapak lu nemuin gua dan tau kalo gua adalah eve kedua, gua disuruh tinggal di rumah elu pada, yauda gitu." jelas Rei sambil menguap.

Reiji mengangguk paham, Ayato, Kanato, Laito, dan Subaru pun berusaha mencerna sebisanya. 'Intinya dia eve' batin mereka berempat.

"Bisakah aku bertanya satu hal?" Reiji bertanya dengan hati-hati, disusul oleh anggukan Rei.

"Apa hubunganmu dengan Shuu? Dia bahkan memanggilmu dengan panggilan yang aneh,"

First Blood Life with Vampire [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang