You'll Never Know (Baekhyun ver. 2)

555 73 3
                                    


*maaf typo, 

recommended song : Davichi-it's allright, this is love

***

Saat ini adalah jam istirahat. Aku dan Kyungsoo kini tengah menyantap roti dan jus mangga di kantin. Aku mengedarkan pandangku. Tak kulihat batang hidung Eunji disini sama sekali.

"Kau melihat Eunji?" tanyaku pada Kyungsoo akhirnya.

Yang ditanya hanya menggeleng. "Setauku tadi dia di kelas sedang mengerjakan tugas sejarah. Wae?"

Ya, akhir-akhir ini kami memang memiliki tugas yang menggunung. Laporan praktikum dengan deadline mepet , rangkuman sejarah, paper tentang olahraga, sampai tugas musik. Diharapkan semester ini kami bisa menguasai satu alat musik. Beruntung aku sudah menemukan mentor yang cocok untuk biola. Setidaknya tidak segalak mentor si Kyungsoo ini. Ia selalu kembali dengan wajah mengenaskan setelah latihan. Aku hanya menahan senyum melihat kemalangannya ini.

"Baekyung!" teriak seseorang sambil merangkul pundakku dan Kyungsoo bersamaan. Siapa lagi jika bukan Meung?

"Aish, lepaskan. Kau berat Jung," nyinyir Kyungsoo.

Aku sih diam saja, kalau aku ikut meng-iyakan omongan Kyungsoo tadi pasti aku sudah ditendang Eunji. Ia menyelipkan badannya diantara kami berdua. Lalu duduk dan dengan santainya meminum jusku hingga habis. Untung cantik. Eh.

"Meung, sepertinya kau lupa meminum obatmu lagi."

"Ya, benar, Baek. Dia memang sudah tidak waras. Lihat, dia senyum-senyum terus. Kau kesambet apa sih?"

"Kesambet tampannya Chan oppa!" jawabnya sewot.

"Kau memanggilnya oppa? Memang dia mau dipanggil seperti itu oleh yeoja sepertimu?"

Pertanyaan ini kulontarkan tentu saja karena sebal memanggil orang lain dengan oppa sedangkan memanggilku hanya Baek saja. Padahal kan aku juga lebih tua darinya.

"Ani. Tapi sedikit lagi pasti terwujud. Karena ia adalah mentorku dalam bermain gitar."

"mwo?!!"

"Dia menjadi mentormu?"

Aku dan Kyungsoo sama sekali tidak bisa menyembunyikan keterkejutan kami. Yang benar saja, biasanya orang itu jarang mau diminta untuk melatih murid perempuan. Yah, aku tak tahu alasannya. Beberapa murid menyimpulkan mungkin karena ia tidak mau membuat mereka 'baper'. Dasar sok!

"Aku tahu reaksi kalian akan seperti ini. tak percaya. Tapi aku mengatakan yang sebenarnya. Sepertinya Chan oppa mulai melirikku untuk jadi pacarnya," jawabnya dengan senyum-senyum gaje.

"Shireo!" sergahku. Sampai kapanpun aku tak rela.

"Wae?!" jawabnya tak kalah terima. "Kami cocok kok! Dia tampan, aku cantik. Dia tinggi, aku lumayan lah, jadi mudah dipeluk..."

"Yak! Makan sana ketampanannya,' ujarku sambil meninggalkan mereka. Membahas 'dia' memang selalu sukses membuat mood-ku jelek. Jelek sejelek-jeleknya. Apalagi yang memulai Eunji.

Do you see my heart?

Why is it love?

***

Aku yakin pasti sepulang sekolah nanti Kyungsoo akan menceramahiku panjang lebar. Ya, ia selalu mengingatkanku untuk tidak terlalu bertidak terlalu jelas bahkan cenderung posesif pada Eunji. Ia takut hubungan kami merenggang hanya karena sikapku ini. Tapi, masa bodoh. Aku sudah jengah. Masak aku yang harus mengalah terus? Arghhh!

I AM IN LOVE(Eunji FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang