Chapter 23

2.9K 411 20
                                    


Vote dulu ya!!!

.

.

Waktu pagi di hari rabu ini menjadi pagi yang mencekam di kediaman keluarga Kim. Yeri terpaksa membolos sekolah, kakek Kim membatalkan perjalanannya ke Busan, dan Myungsoo yang baru pulang dini hari tadi dari perjalanan bisnisnya terlihat sangat kacau. Para pelayan dan beberapa penjaga rumah mewah tersebut tampak berbaris rapi di aula depan. Tak ada ekspresi lain selain wajah ketakutan para pekerja tersebut.

Yeri duduk di samping sang kakek dengan wajah sendu. Sementara pria tua tersebut hanya bersandar pada sofa dengan memijit keningnya pelan. Di sisi lain, Myungsoo tampak frustasi dengan berjalan kesana-kemari di depan para pekerjanya. Sesekali memaki dan mengumpat atas ketidak kompetenan para penjaga.

" Duduklah Myung! " Ucap kakek Kim ketika melihat cucu lelakinya yang terus saja menyalahkan para penjaga juga pelayan rumah. Nada lembut yang selalu menggambarkan ketegasan itu tak berhasil membuat Myungsoo menurut.

" Aku tidak bisa kakek! Aku khawatir dengan keadaannya "

" Kakek  tahu. Kakek juga sama khawatirnya denganmu, tapi kita harus tenang agar bisa berpikir jernih untuk mencarinya. Duduklah dan kita bicara " Sekali lagi, suara lembut nan tegas itu menggema di ruangan.

Pria itu menurut. Dengan kemeja kusut yang ia kenakan sejak kemarin, wajah kacau dengan lingkar mata menghitam dan rambut berantakan, Myungsoo duduk di sofa depan sang kakek disertai helaan nafas frustasi.

" Apa kalian memiliki masalah sampai Jiyeon memilih kabur dari rumah? " Tanya kakek Kim langsung.

Myungsoo terdiam. Pria itu tak tahu apa yang harus ia katakan untuk menjawab pertanyaan sang kakek. Karena sebenarnya, ia sendiri tidak yakin akan masalah apa yang ada dalam hubungan antara dirinya dan Jiyeon yang menyebabkan wanita itu pergi meninggalkannya.

" Aku tidak merasa tengah bertengkar dengan Jiyeon, kakek " Jawabnya lirih setelah beberapa saat terdiam.

Kakek Kim menatap dalam cucu lelakinya itu. Meneliti raut wajah pria tersebut, seolah tangah mencari kebenaran. Dan pria tua yang masih jelas bekas ketampanannya tersebut menemukan sorot keraguan dari mata sang cucu.

Park Jiyeon! Menantu pertama di keluarga Kim itu diketahui menghilang saat Myungsoo baru pulang dari perjalanan bisnis sekitar pukul empat pagi tadi. Pria yang terlihat lelah itu melangkah memasuki kamar untuk segera mengistirahatkan diri. Namun alih-alih tidur, pria itu justru di buat heran karena sang istri tidak ada di ranjang mereka maupun kamar mandi. Dan dengan itu, Myungsoo mengunjungi setiap sudut ruang di rumah tersebut guna mencari wanitanya.

Kim Myungsoo yang panik segera berteriak memanggil para penjaga dan membangunkan seluruh penghuni rumah. Berteriak untuk mencari istrinya yang tak di temukan di manapun di kediaman besar tersebut. Hingga pukul delapan pagi ini, mereka tak kunjung mendapatkan hasil.

" Tenangkan dirimu dulu Myung. Kakek akan meminta bantuan detective Park untuk mencari tahu keberadaan Jiyeon. Untuk sekarang istirahat saja dulu " Ujar kakek Kim yang telah beranjak berdiri di dekat Myungsoo. Menepuk pelan pundak sang cucu untuk memberi ketenangan, sebelum berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

" Oppa... " Panggil Yeri yang telah berdiri di hadapan sang kakak. Myungsoo mendongak, menatap adiknya yang kembali menitihkan air mata. Dan tanpa menunggu lama, pria itu segera menarik Yeri kedalam dekapannya.

Kim Myungsoo yang Yeri tahu adalah sosok pria yang tenang. Memiliki pengendalian diri yang baik, hingga apapun yang pria itu tengah rasakan dan alami tak pernah ditunjukkan dari ekspresi. Wajah datar dan ucapan dingin, itulah kakaknya. Dan melihat Myungsoo yang seperti ini, tentu saja membuat gadis remaja itu merasa sedih.

Aisenai...! Aishitai...! √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang