"Saat aku ragu akan rasa ini. Tiba-tiba kamu datang dan meyakinkan segalanya"
-Hana-
______________________
Dengan suasana hati yang ceria ia melangka memasuki sekolah.
Begitulah Hana, gadis cantik, periang dan sedikit polos. Tapi polos ama bego nggak beda tipis sihh.
Ia memasuki kelas dan langsung menuju ke bangkunya. Ia langsung tresenyum saat melihat sahabatnya sudah ada duduk manis di bangkunya.
"Lo nggak papakan kemarin, sumpah gue khawatir banget tau nggak!", sahut widya sambil memegangi jidat Hana.
"Apaansi aku itu udah nggak papa. Tenang udah minum obat kok", jawabnya sambil mengeluarkan senyum terindahnya.
Pelajaran hari ini adalah pelajaran kimia. Hana akan selalu semangat belajar. Ia mulai terobsesi dengan belajar mulai sejak kecil.
Bell berbunyi tanda istirahat. Widya langsung mengajaknya ke kantin.
Ia berjalan bersama Widya sambil merangkulnya, ia memasuki kantin yang udah dipenuhi para siswa-siswi SMA Nusa.
Ia berjalan masuk dan mencari tempat untuk makan. Akhirnya mereka menemuka tempat untuk makan.
"Lo mau makan apa, biar guee yang pesenin", sahut widya
"Nggak usah biar aku aja, kamu duduk aja", ia menolak tawaran Widya
"Biar gue aja, gue nggak mau pesanan bakso gue berubah jadi cireng karena lo suka lupa setiap sampe depan warung", ketus Widya
Mereka memang baru berteman sekitar 2 bulan tapi Widya sudah hafal kelakuan sahabatnya itu.
"Ia dehh kamu aja. Pesanannya samain aja sama kamu", jawab Hana mengalah.
Mereka menikmati bakso yang dipesan Widya. Setelah mereka makan, mereka melangka keluar kantin.
Tiba-tiba kakinya tersandung dan badanya mulai hilang keseimbangan karena menginjak tali sepatunya yang terlepas, ia terjatuh dan minuman ditangannya terlempar kedepan mengenai seorang gadis didepannya.
Aduhhh mati dehh, bisa panjang masalahnya, batin Widya
Widya membangunkan Hana. Ia berdiri dan sudah melihat gadis yang terkena tumpahan minumannya berdiri didepannya dengan wajah yang sangat seram.
"Demi apapun ini lebih seram dari film horor", sahut Widya berbicara kepada dirinya sendiri.
"Gue juga bilang apa, ikat tali sepatu lo. Lo nggak mau dengerin guee sihh", bisik Widya disamping Hana
"Yahh kan rencananya tadi aku mau ikat dikelas", jawabnya polos,
"Aduhh guee bingung sama jalan piikiran lo", bisik widya lagi.
Mereka tiba-tiba terdiam saat mendengar teriakan yang ada didepannya.
"LOHH!!! BERANINYA NYIRAM GUEEEEEE!!!" teriak gadis itu
"Lo berani banget sama kita",sambung seorang gadis disebelahnya yang mencoba memanasinya,
"Maaf kak teman aku nggak sengaja, tadi dia kesandung", jawab Widya menetralkan suasana,
"Ayo cepetan minta maaf", bisik widya
"Ma....ma... maaf kak, tadi ak.. aku nggak sengaja",sahutnya sambil terbata-bata.
"Maaf, maaf emangnya maaf lo bisa gantiin kerugian guee HA!!!!", jawab dinda
Dinda mengangkat tanganya berniat untuk menampar gadis didepanya yang sudah menyiramnya. Tangannya seketika tertahan oleh tangan lain.
Ia terkejut saat seseorang menahan tangannya, "Lo itu alay banget, berapa sih kerugian lo??", jawab laki- laki itu dingin,
"Tapi dia udah nyiram gue zan", sambung Dinda
"Udah lah. Nih uang buat gantiin semuanya", jawab Fauzan datar
"Awas lo yah. Kali ini lo selamat sampe lo ngelakuin satu kesalahan, hidup lo nggak akan tenang",jawabnya tajam.
Hana masih terdiam melongo menatap kepergian Dinda dan gengnya. Semua orang di kantin menatap Hana dan Widya.
Ia tersadar saat cowok yang menyelamatkannya pergi menjauh,
Widya langsung menarik temanmya itu sambil menutup wajahnya karena malu apa yang terjadi di kantin.
Widya terus mondar mandir, membuat Hana semakin bingung atas tingkah sahabatnya.
"Widya kamu ngapain sih mondar mandir. Kepalah aku pusing liat kamu", jawab Hana polos,
"Astaga Hana, bisa yah kamu ngomong gitu. Kepala gue udah mau meledak mikirin kejadian tadi", jawab Widya jengkel
"Yaudah kamu santai aja jangan di bawa ke hati",
"Yaampun Hana, lo taukan tadi itu siapa?",
"Kak Fauzan?",
"bukan oon, yang cewek. Dia dan teman genknya itu populer dan penguasa disini. Dia bisa ngelakuin apa aja asal keinginannya tercapai. Jadi lo sekarang dalam bahaya!!!", jawab widya yang sangat panik,
"Kamu tenang aja. Soal ajal Tuhan yang mengatur", jawabya datar
"Astaga otak lo udah rusak ya. Capek gua ngomong sama lo ada aja jawabannya",
"Emang aku harus jawab gimana sih Widya!!",
"Tau dehh capek guaa".
Mereka akhirnya menyudahi obrolan yang tidak berbobot karena Hana.
"Ehhh tapi ngomong-ngomong kok kak Fauzan mau nyelamtin lo", tanya Widya heran.
"Aku juga nggak tau", jawabnya datar.
Semenjak ia mulai pindah ke sekolah ini, ia hanya terus bertemu masalah. Ia hanya ingin lulus dengan tenang sesuai rencana awalnya.
______________________
Hope you enjoyed guyss!!!
See you the next part....*Jangan lupa Vomment guysss....
Typo everywhere, maafin yahhApalah aku tanpa kalian
Salam author