CHAPTER 01

136 16 7
                                    

HAPPY READING

–—–—–—–—–—–—–

Nadeeva berjalan di koridor sekolahnya, seperti biasa ia mengikat rambutnya menjadi satu dan memakai jam tangan dipergelangan tangannya. Membawa setumpuk laporan yang harus segera ditangan guru yang mengajar mapel itu.

"Assalamualaikum... Bu Ratna, ini laporan dari kelas sebelas MIPA 3 Bu." ujar Nadeeva menyerahkan laporan itu, dan guru itu menerimanya. Nadeeva berpamitan untuk kembali ke kelasnya.

"Deev, gue mau minta maaf untuk yang kemaren." ujar Rion yang hanya diangguki pelan oleh Nadeeva, Rion menyejajarkan langkahnya dengan Nadeeva "Kok lo bisa tau gue disana?" tanya Rion.

Nadeeva menoleh, "Ada yang ngasih tau gue. Sebaiknya udah deh, jangan aneh aneh sama anak sekolah sebelah. Lo kan tau sikap nya itu kaya gimana, apalagi lo anggota osis yon." ujar Nadeeva dan diangguki oleh Rion.

"Iya sih."

"Ntar ada seminar, mau ikut nggak? Perwakilan dua orang katanya." ujar Nadeeva yang langsung dijawab gelengan oleh Rion, "Enggak lah, males gue ikut ikutan kaya gitu... Eh, tapi tempatnya dimana?"

"Di SMA ANGKASA." ujar Nadeeva.

"Eh busett... Serius lo?" ujar Rion yang diangguki Nadeeva, "Gue mau ke kantin, udah ditunggu Veera sama Cindy." ujar Nadeeva yang diangguki Rion.

–––––

Nadeeva memasuki halaman SMA ANGKASA, ia masih mengikat rambutnya, sekilas dilihat saat ia memakai helm seperti cowok. Namun setelah dibuka sudah sangat kelihatan sekali dia cantik.

"Dimas, lo duluan aja ke tempat seminar. Gue ke toilet." ujar Nadeeva yang ditolak mentah mentah oleh Dimas, "Nggak, gue temenin lo ke toilet! Gue nggak mau ada apa apa Deev." ujar Dimas, Nadeeva hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah selesai, Nadeeva sudah memakai rok seragam dan jas osis nya, "Udah, yuk... Eh, tapi aula nya dimana?" ujar Nadeeva.
"Cari aja kuy..." ujar Dimas, dan mereka berjalan beriringan.
.
.
.
Selesai acara, Nadeeva keluar bersama Dimas. Saat itu juga Nadeeva melihat cowok yang kemarin menahan tangannya, ia tengah duduk di atas motornya bersama teman temannya.

"Aduh, Deev... Gue harus pulang sekarang, adek gue masuk rumah sakit." ujar Dimas, Nadeeva mengangguk paham, "Ya udah, sana... Hati hati nyetir nya." ujar Nadeeva.

"Lo mau ganti dulu?" ujar Dimas, yang dimaksudkan adalah rok yang sedang dipakai Nadeeva, Nadeeva mengangguk "Ya iyalah, masa gue naik motor pake rok... Ya kali." ujar Nadeeva terkekeh.

"Lo sendiri, emang nggak apa apa?" tanya Dimas, "Nggak apa apa, khawatir banget kaya nya." ujar Nadeeva. "Udah gue ganti dulu ya, noh ada toilet guru... Gue pake aja kali ya." ujar Nadeeva yang diangguki Dimas.

-Nadeeva POV-

Ku lirik jam yang ada dipergelangan tanganku, ternyata jam sudah menunjukkan pukul tiga lebih tiga puluh dua menit, cukup sore... Tapi nggak masalah untukku, toh juga Mama sama Papa tau aku disini.

Setelah memasukkan rok dan jas osis ke dalam tas, memakai tas itu dan aku segera keluar dari toilet itu.

Ceklek.

"Hai..." sapa seseorang membuat ku agak tersentak. Siapa dia? Wait? Bukannya dia cowok yang kemaren nahan tangan aku?

"Ada apa ya?" tanya ku hati hati, sepertinya aku tidak punya masalah bukan? Ya, aku memang tak mempunyai masalah dengannya. Kecuali, masalah waktu kemaren?

"Ada apa? Eummm... Nggak ada apa apa sih, cuma ya... Pengen kenal aja." ujar nya, What? Kenal? Aku menggaruk alis sebelah kiriku, ya walaupun tak gatal. Demi apa, sekarang aku ada di kawasan dia!

Drrtt drtt...

Hp ku bergetar, sepertinya ada panggilan masuk. Segera ku ambil tanpa memperdulikan dia dan teman temannya itu.

"Hallo, Assalamualaikum..."

"Kamu dimana sayang? Belum pulang?"

"Belum Ma, memangnya kenapa? Kak Daffa udah pulang?"

"Nggak ada apa apa kok sayang, oh ya... Kakak kamu Mama suruh nunggu di halte deket SMA ANGKASA, soalnya Mama lagi dirumah tante Grace. Kalian kesini ya?"

"Oh gitu... Ya udah."

"Ya udah, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Klik.

Sebelum hp ku masuk ke dalam saku jeans ku seseorang menarik nya. Hell? Apa apan dia?
"Hei! Itu nggak sopan, balikin hp gue." ujar Nadeeva kesal.

"Nanti dikembaliin kok sama Gilang, tunggu aja lah." ujar orang yang lebih item dikit daripada temennya yang lain. Aku meliriknya tajam, kurasa dia agak sedikit takut. Tapi ya sudahlah, masa bodo.

"Nih, ntar gue hubungin. Kalo ada apa apa, telepon gue aja." ujar cowok yang bernama Gilang, Emang dia siapa? Aku mengambil hp yang diberikan, kulihat dia masih menatap ku.

Aku segera berlari menuju motorku berada, Kak Daffa sudah menungguku di halte dan aku harus segera kesana.
Sesampainya disana, Kak Daffa tersenyum ke arah ku dan tentu saja aku membalas senyuman nya "Ayok, kita harus ke rumahnya tante Grace." ujar Kak Daffa. Dan kami segera melajukan motor kami masing masing.

——————

Gilang, cowok itu masih menatap kepergian Nadeeva. Tersenyum kecil melihatnya tersenyum dengan orang lain, apalagi orang itu adalah musuh bebuyutan nya. Senyum sinis tercetak di wajahnya.

Mengalihkan pandangan ke arah ponselnya, "Sampe kapan pun, gue bakal terus ngejar elo! Nadeeva Revanna." gumamnya penuh keyakinan.

—–—–—–—–—–—

Tinggalkan jejak yaaa....

NADEEVA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang