CHAPTER 05

57 2 3
                                    

Happy Reading
________

"Penampilan lo sama kembaran lo beda jauh ya." gumam Nadeeva yang duduk di gazebo taman belakang, mereka sedang menunggu para orang tua menyiapkan BBQ yang sedang di panggang.

"Iya sih, maka dari itu... Orang tua gue lebih sayang ke dia dari pada gue." ujar Gilang menatap orang tuanya, Nadeeva agak tidak mengerti pembicaraan kali ini.

"Kalo lo bingung lupain aja sih..." ujar Gilang, Nadeeva hanya mengedikkan bahunya, sekali ini Gilang tersenyum saat dirumah, dan senyuman itu berasal dari Nadeeva.

"Oh ya, lo nggak satu sekolah sama kakak lo?" tanya Nadeeva, Gilang terkekeh mencibir, "Gue kan bego, mana bisa masuk negeri."

"Tapi lo bisa masuk Angkasa?" ujar Nadeeva, sekolah Angkasa dan Sekolah tempat Nadeeva belajar itu setara, dan itu termasuk sekolah elit dimana hanya orang yang bernilai tinggi yang dapat masuk ke sana. "Iya sih, seenggaknya gue bisa masuk Angkasa... Bukan sekolah lain." ujar Gilang dengan nada sedikit mencibir diakhir kalimatnya.

"Lo ngejek gue?" tanya Nadeeva kesal, Gilang terbahak bahak melihat ekspresi Nadeeva yang kesal "Enggak,lagian kan sekolah lo sama gue sekolah gue setara lah..."

Nadeeva mengangguk, "Dulu gue udah diterima di Angkasa." ujar Nadeeva dan Gilang sedikit mengernyit bingung "Kok nggak di sana? Kan gue bisa kenal elo dari dulu." ujar Gilang sedikit terkekeh dikala mengingat ucapannya tadi.
.
.
.
"Galang, ini makannya... Di habisin, Bunda mau ke dalem dulu." ujar Lenny memberikan sepiring nasi, Nadeeva sedikit melirik Gilang. Terlihat dia sedang menghela nafasnya, Nadeeva tau sekarang.

"Ma, ambilin sepiring lagi dong." ujar Nadeeva membuat mama nya mengernyit bingung, "Kamu makan banyak banget." ujar Fiona namun tak urung juga ia mengambilkan. Nadeeva berjalan ke arah Gilang.

"Ini buat lo, ngelamun aja dari tadi!" ujar Nadeeva dan Gilang tersenyum, kini Gilang tau Nadeeva hanya akan bersikap ketus saat bertemu orang baru dan orang yang dianggap nya berbahaya "Thanks ya, gue nggak tau ternyata lo perhatian juga sama gue." ujar Gilang.

Nadeeva melirik Gilang tajam, "Dih, geer banget... Siapa juga yang perhatian sama situ." gumam Nadeeva mulai memakan makanannya. "Sejak kapan lo suka naik motor itu? "

"Sejak masih dalam kandungan. "Ujar Nadeeva dan terkekeh menyadari jawabannya tadi.

"Gue serius!" ujar Gilang mencubit sebelah pipi Nadeeva membuat sang empunya mengaduh kesakitan, "Sakit Gilang!" ujar Nadeeva mencubit lengan Gilang.

"Gue dari baru masuk SMA sampe sekarang sih, gue juga belajar dari Daffa." ujar Nadeeva, "Eh iya, bukannya anak anak yang kemarin ngehadang lo itu-"ucapan Gilang terpotong.

"Iya, mereka temennya Daffa... Gue tau, tapi mereka nggak peduli, bahkan mereka sering banget ngehadang gue kaya tadi malem. Apalagi yang namanya Gerry, dia sksd gitu sama gue." ujar Nadeeva. Ia bercerita seolah bercerita kepada sahabatnya, cerewet & bawel.

"Bukannya Daffa kakak lo?"

"Bukan, dia anak dari sahabatnya Bokap nyokap gue... Jadi, ya gitulah..." ujar Nadeeva dan Gilang mengangguk, Gilang hendak melontarkan satu pertanyaan lagi, "Kalo lo nanya mulu, kapan makannya?"

Gilang terkekeh, mereka melanjutkan makannya... Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang mengawasi mereka dan tersenyum sinis.

***

"Bunda, pokoknya yang dijodohin Galang! Bunda mikir nggak sih, Gilang bisa aja nyakitin Nadeeva... Dia kan berandalan Bund." ujar Galang memprotes pada Bundanya.

"Iya juga apa yang dikatakan Galang Yah... Terus gimana? Mau Galang aja?"ujar Lenny yang diangguki Hendra.

Galang tersenyum simpul, " Setelah ini lo nggak bakal nemuin kebahagiaan lo lagi, adik ku tersayang."batin Galang.

–––––

"Kaya nya Mama suka ke Gilang deh, ya walaupun Mama nggak banyak bicara sama dia... Tapi gimana gitu... Tapi Mama lebih sangat suka sama Galang." ujar Dinda membuat Nadeeva tersentak kaget, "Masa sih Ma?"

"Iya, ya udah lah... Kamu sama Galang aja ya Deev." ujar Fiona, Nadeeva menggeleng keras, "Mama nggak niat mau jodohin Deeva sama Galang kan Ma?"

Mama nya hanya diam, Nadeeva segera membuka pintu mobil dan masuk kedalam rumahnya. Mamanya memang tidak mengerti perasaannya.

***

GILANG

• Lang, besok lo ada acara?

° Nggak ada, kenapa Deev?

• Gue pengen ketemu elo!

• Ha? Lo serius? Boleh aja sih.
Tapi gue ada di Basecamp,
kalo lo mau kesini.
Gue kasih alamat nya.

• Ya udah, gue kesana.
Nanti lo kirim alamat nya.

Perasaan Nadeeva campur aduk sekarang, ia tak mau dijodohkan dengan siapapun. Hatinya mau sendiri dulu, ia tak ingin berstatus sekarang. Apalagi, ia baru saja bertemu dengan cowok yang menurutnya sangat baik.

"Padahal gue baru ketemu lo beberapa hari, tapi ngobrol sama lo buat gue nyaman." ujar Nadeeva, tak ada seorangpun yang mendengar karena ia sedang berada di kamarnya. Sendirian.
.
.
.
Nadeeva sudah berada di Basecamp tempat Gilang berada. Dan tadi ia pun sudah meminta tolong teman Gilang untuk memanggil kan Gilang.

"Lo masuk aja, Nadeeva kan ya? Gilang lagi agak frustasi." ujar Angga, yang Nadeeva bilang kulitnya agak sedikit gelap.

"Oke..." Nadeeva berjalan menuju Gilang yang sedang duduk membelakanginya di sofa, sedikit asap rokok mucul, itu terlihat dari asap yang mengarah kesamping.

"Bisa matiin rokok lo nggak?" ujar Nadeeva, Gilang menurutinya, ia mematikan rokok tersebut. "Mau apa lo kesini? Kangen ya sama gue?" ujar Gilang sedikit bercanda, Nadeeva terkekeh seakan membenarkan.

"Kalo ada masalah tuh jangan lari ke rokok, lo udah makan?" tanya Nadeeva perhatian, "Perhatian banget sama gue ya, seneng deh gue." ujar Gilang, pipi Nadeeva bersemu merah.

"Kalo gue bilang cinta pada pandangan pertama, lo yakin percaya nggak sih?" ujar Gilang membuat Nadeeva mengernyit bingung. Namun ia kembali mengerti, "Percaya aja sih." ujar Nadeeva.

"Kalo gue bilang gue cinta sama lo gimana?"

————

NADEEVA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang