CHAPTER 02

116 14 4
                                    


HAPPY READING

–—–—–—–—–—–—–

Gilang Pratama, sosok yang paling ditakuti disekolah nya, sosok yang sangat menakutkan menurut sebagian orang. Ada yang menganggap menakutkan dan ada yang menganggapi nya tidak, Gilang adalah sosok BadBoy karena kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Kedua orang tua nya sangat sibuk mengurusi bisnis mereka masing masing dan anak kesayangan mereka.

"Lang, kaya nya tuh cewek jutek amat ye... Gue nggak nyangka, tuh cewek cantik cantik galak."ujar Rio, dia merupakan sahabat terdekat Gilang. Selain Rio, ada juga Angga.

" Dia adiknya Daffa."gumam Gilang yang masih didengar jelas oleh kedua sahabatnya itu, "Serius lo?" tanya Angga yang hanya dijawab anggukan oleh Gilang. Gilang tau, Daffa adalah sosok kakak yang mencintai adiknya.

"Pantes aja tuh Daffa demen sama adeknya, orang cantik gitu." ujar Rio yang diangguki Angga dan juga Gilang, sekolah sudah sepi... Mereka keluar dari halaman sekolahnya menuju tempat yang biasa mereka datangi sepulang sekolah.

Mengendarai motor nya dengan santai dan tenang, namun ketenangan mereka terganggu saat mereka dihadang oleh anak dari SMA BINA BANGSA. "Ck, mau apa tuh anak." gumam Gilang melepas helmnya dan menaruh diatas motor.

"Mau lo apa si!?" tanya Gilang santai, cowok itu berdecak, "Masih nggak paham juga lo Lang, bentar lagi juga lo didepak dari sekolah lo itu." ujarnya penuh percaya diri.

"Heh! Siapa lo hah? Jadi orang itu nggak usah SOTOY!"ujar Angga berbicara keras, orang yang ada didepannya tersenyum sinis "Gue rasa lo tau diri deh, lo itu lebih baik bantuin nyokap lo benerin angkot aja sana!" cibirnya membuat emosi Angga memuncak.

Bugh!

Angga memukul orang yang tidak tau diri itu, ia memukul dengan membabi buta, tak perduli teguran yang diberikan kedua sahabatnya. "LO PIKIR LO SIAPA HAH?" teriak Angga marah.

"Gerry! Lo nggak ikut campur urusan mereka!" ujar Gilang yang melihat cowok yang bernama Gerry membawa balok kayu menuju Angga dan Fathan yang sedang bertarung.

"Banyak bacot lo!" teriak Gerry malah menghampiri Gilang, Gilang mengangkis balok kayu yang hendak dipukulkan Gerry padanya dan balok kayu itu terjatuh. Saat ini Gilang dan Gerry bertarung dengan tangan kosong.

***

"Harus gue bilang berapa kali sih, kalian tuh seharusnya nggak usah ngeladenin mereka. Mereka tuh cuma anak yang bermasalah dan pengen cari masalah." ujar cowok yang bernama Arka, ia merupakan kakak kelas dari Gilang dan sahabat sahabatnya.

Angga berdecih, "Harus berapa kali sih gue bilang, kalo mereka itu rombongan bang! Kita mau ngehindar kemana?" ujar Angga terdengar frustasi karena kakak kelasnya itu tak juga mau mendengar penjelasan nya.

"BRISIK!" tegur Gilang, dan semua mendadak diam. Wajah Gilang penuh dengan lebam, disudut bibirnya berwarna biru keungu-unguan sekarang, namun ia tak perduli.

"Luka lo di obatin dulu Lang, ntar infeksi."ujar Rio yang dijawab gelengan dari Gilang, sekalipun Gilang mati juga orang tuanya tidak akan peduli padanya.

"Gue rasa Gerry nggak bakal tinggal diem, dia bakal lapor ke kepsek besok. Apalagi SMA ANGKASA kan sekarang dipegang sama Om nya Gerry." ujar Gilang membuat Angga dan Rio ketar ketir, biaya pindahan ke sekolah lain tidak lah sedikit. Apalagi orang tua mereka sama sama sibuk, mereka pasti tidak akan mau untuk mengurusi permasalahan mereka.

"Kalo kita di Drop Out juga nggak masalah lah, kita bisa cari sekolah yang lebih adil." ujar Gilang yang diangguki kedua sahabatnya, Arka menghela nafasnya pelan adik kelasnya itu sungguh sangat memprihatinkan.

"Tapi kalian itu bentar lagi kenaikan kelas loh, kalian harus naik kelas dulu. Kalo mau pindah ya pindah, jangan cari masalah dulu." ujar Arka yang diangguki oleh ketiganya.

––––

>>>>NADEEVA POV<<<<

Daffa, dia bukan kakak kandung ku... Dia hanya anak dari sahabat Papa ku, baru beberapa minggu ini dia tinggal dirumahku. Niat awal, Papa ku dan Papa nya Kak Daffa itu berniat menjodohkan aku dengan kak Daffa. Padahal ini bukan cerita siti nurbaya kan ya? Untung saja aku bisa menolak, dan Papa memahami itu.

"Deev, besok kak Daffa mau pulang ke rumahnya... Kamu nggak ada rasa apa gitu?" tanya Tante Grace, Ha? Rasa? Rasa apa yang dimaksud Tante Grace? Aku hanya mengerutkan keningku.

"Sudah lah Grace, Deeva memang tidak punya rasa apa apa sama Daffa." ujar Mama ku, oh itu toh yang dimaksudkan tante Grace, lagi pula Kak Daffa bukanlah tipe ku. Dia juga sedikit nakal, dan agak gimana gitu.

Aku anak tunggal dari pasangan Mama Fiona dan Papa Andrew, anak kesayangan tapi tidak manja loh ya. Papa sering bolak balik keluar negeri, dan sering juga Mama ikut dengan Papa. Tapi aku tetap Fun aja, karena aku tau Mama Papa tidak lupa membawakan ku oleh oleh... Asik.

"Mama, besok Deeva mau jalan jalan. Boleh ya?" ujarku meminta izin, sebelum ujian kenaikan kelas nanti anggota osis berniat untuk pergi jalan jalan menyegarkan pikiran.

"Boleh, tapi kamu bayar sendiri. Eh, tapi kalo mau lebih... Minta sama Papa sana." ujar Mama ku, dan aku hanya mengangguk kecil. Mama ku ikut sangat suka berbelanja, sedangkan aku? Aku sama sekali malas memilih baju baju yang menurut ku tidak penting, aku akan membeli baju jika aku memerlukan baju itu.

***

Hai hai...
Vote+Comments nya dong...
Jangan jadi silent reader ya,,,
Itu aja sih XD

NADEEVA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang