Part 5: Menampik Rasa

71 3 0
                                    

Ada rasa yang tak kamu pahami dan kamu tahu sekarang rasa itu pertanda akan akhir yang menyakitkan

🍫🍫🍫

Waktu berlalu begitu cepat sudah 3 bulan ia berada dikelas ini

Sudah banyak yang banyak ia ketahui tentang teman sekelasnya dan sudah beberapa teman yang ia juga miliki.

Bahkan teman dekat.

"Aulia aku mau curhatttt" seraya memasang wajah sumringah

"Curhat aja Melodiii" jawab gadis itu sambil terkekeh menggelengkan kepalanya "Kayaknya lagi seneng nih ada berita baik apa ?"

"Aku kayanya suka sama Rafa" mengecilkan volume suaranya diakhir kalimat takut takut jika yang disebut namanya mendengar

Aulia hampir saja tersedak nafasnya sendiri. Bukan, bukan karena Aulia cemburu tetapi Aulia tau betul cowo curut itu seperti apa.

"Suka sih ga masalah asal jangan sakit diakhir aja, kan kamu tau sendiri Rafa itu gimana" menasehati teman dekatnya ini.

"Kok kamu kayaknya sewot gak dukung aku sama dia ?" kata gadis berkulit sawo matang namun memiliki wajah yang manis.

Aulia mengakuinya bahwa Melodi memang manis.

"Aku gak sewot bukan gitu tapi takut aja kamu disakitin dia, aku sih gak masalah kamu deket sama dia aku dukung" seraya tersenyum.

Aulia memang selama beberapa bulan ini cukup dekat dengan Rafa ya tidak bisa dibilang dekat juga dia hanya sedikit berdamai dengan cowok itu.

"Tenang hati aku kuat kok" berbangga diri sambil mengepal tangannya keatas.

"Iya aku serahin semuanya kekamu".

Sebenarnya ada sedikit hatinya yang nyeri 'hanya sedikit' dan Aulia cepat-cepat mengenyahkan perasaannya itu.

Mana mungkin dia bisa merasakan hal itu padahal teman dekatnya sedang bahagia karena dekat dengan Rafa.

Tidak sadar mereka sudah lama duduk-duduk disini karena sibuk mengobrol.

Iya, mereka sudah pulang sekolah sedari tadi dan tidak pulang kerumah malah makan didepan sekolah sambil menunggu angkutan umum Melodi.

Arah rumah Melodi dan Aulia berbeda yang membuat mereka menaiki angkutan umum yang berbeda pula.

Setelah selesai makan mereka berjalan kedepan mencari angkutan lain sebab angkutan yang biasa mereka tumpangi sudah pergi sedari tadi.

Angkutan menuju rumah Melodi sudah terlihat, Melodi dan Auliapun menyetop angkutan itu.

"Mang mang stop" serempak mereka berdua berteriak sambil melampaikan tangan.

Setelah angkutan umum itu berhenti Melodi naik.

"Aulia duluan" tersenyum dan melambaikan tangan.

Dan dijawab Aulia dengan senyum.

Aulia kemudian berjalan lagi untuk keterminal angkutan seperti biasa ketika ia tidak menaiki angkutan mang Asep dia akan berjalan keterminal.

Sambil berjalan sendiri Aulia sesekali memikirkan sesuatu terasa ada yang janggal dihatinya dan ia tidak tau alasannya.

Setelah sampai diterminal Aulia segera menaiki angkutan untuk segera pulang kerumah.

Entah mengapa dia merasa lelah dan ingin cepat istirahat.

Didalam angkutan hanya beberapa orang yang ada disana dan masi harus menunggu agar angkutan itu penuh dan jalan.

Sebungkus CoklatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang