EPILOG

94 12 6
                                    


***

Pagi ini cuaca cerah. Langit yang katanya berwarna biru itu dipenuhi banyak awan. Aysa tampak lebih bersemangat. Mulai kemarin dan semalam ia disadarkan oleh Naufal.

"Ay, pulang sekolah tolong temenin beli kado buat Angel ya" pinta Naufal di sela-sela mengerjakan tugas

"Oke". Beruntung ya Angel punya Naufal yang baik banget. Batin Aysa.

***

AYSA POINT OF VIEW


Siang ini, aku menemani Naufal mencari kado untuk pacarnya. Sebelum kita pergi, kita menyelesaikan tugas di koridor kelas. Entah perasaan apa yang datang, saat mata kami saling bertatap hatiku merasa tenang. Naufal menghiburku sepanjang siang ini, aku jadi kebawa suasana. Hatiku senang bukan main. Rasanya, aku baru saja kenal dengan lelaki ini.

Tapi aku salah. Aku tidak sadar sedang makan siang dengan siapa! Di ujung tangga koridor sana ada yang menangis, aku menoleh, Oh my... apa yang telah aku lakukan?!

Aku segera menghampiri gadis itu. Mencoba menjelaskan semuanya. Menjelaskan aku dan Naufal di sini karena dirinya. Tapi apa yang ia katakan?

"Naufal buat kamu aja Aysa"

Seketika air mata ini jatuh.

Aku jahat sekali.

Bukankah aku ini sedang sakit hati?

Kenapa aku sekarang menyakiti orang lain?

***


Kring....kring....kring....Its time to break

Jam setengah tiga lewat lima menit. Aysa berjalan setengah berlari menuju luar gerbang sekolah. Menunggu angkutan umum datang menjemputnya. Pelajaran di kelasnya telah usai setengah jam yang lalu. Tapi demi tugas Matematika ia rela pulang lebih lambat. Sayang, bukan hanya tugas yang bertambah siang itu. Tidak. Itu bukan sepenuhnya salahnya. Bahkan hanya sebuah ketidaksengajaan.

Raut wajahnya berubah, matanya berusaha menahan butiran air mata jatuh lagi. Di tepi jalan, ia menunggu sambil merenungkan kejadian apa yang baru saja terjadi. Hatinya dipenuhi rasa sesal, kecewa, dan sedih menjadi satu. Beruntung matahari telah mulai bergerak menuju peraduan dan tidak menambah panas hatinya. Ia ingin segera pulang melupakan kejadian tadi sejenak.

***

I'M FINE- Aysa Gardha Putri

Aku berlari

Terseok seok dalam kata yang tak berarti

Pertemuan itu singkat

Mengapa kenangannya sungguh melekat?

Ay

Kau masih di dunia

Banyak hal lain yang harus kau pikirkan

Selain berpikir harus sejauh apa kau berlari


******

Setelah kejadian siang itu, Naufal merasa bersalah. Ini semua gara-gara dia. Andai saja ia tidak mengerjakan tugas berdua dengan Aysa, kejadian itu tidak terjadi. Tapi bukan semakin jauh, hubungan Aysa dan Naufal malah semakin dekat.

Mungkin karena hati mereka sama, sama-sama punya luka. Dan berharap bisa saling mengobati. Mereka juga lebih mengerti, cinta adalah tentang perasaan hati. Hati yang rela menunggu, diremukkan berkali-kali hingga akhirnya hanya bisa mengikhlaskan.

Kisah Aysa hanya secuil dalam dunia cerpen. Biarkan Tuhan yang menentukan akhir dari perjalanan hatinya.

I'M FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang