Tiga~moka latte

10 0 0
                                    


"Mr.sam!!."kaget sylla karna sudah menduga bahwa pria yang menatap keluar cendela tadi itu dia.

"Kau mengenal ku?" Tanya sam menunjukan pada dirinya sendiri dengan bingung .

"Ah ya! maaf Mr. saya Aisylla salah satu murid anda di california univercity ."

Sam menyerngitkan dahi mencoba mengingat dengan terus memandang wanita di depannya ini yang mengaku sebagai murid nya, tempat dia bekerja sebagai dosen di universitas itu.

Siapa wanita ini? Kenapa tak begitu asing. Bukan!bukan!, maksud samuel kenapa wanita ini tak membuat samuel bersikap dingin seperti biasanya pada wanita. Hmm menarik batin samuel.

Merasa terintimidasi oleh samuel, Aisylla mengalihkan pembicaraan sebelum samuel akan semakin membuat pipi Aisyilla memerah seperti tomat.

"Ah.. ya! K..kau tak perlu mengingat ku Mr. kau mempunyai ribuan murid disana. Ini tidak terlalu penting. Apa kau mau ku rekomendasi kan minuman favorit disini.?!" Ucap Aisylla dengan agak gugup karna samuel terus saja memandangnya dengan wajah yang tak bisa di tebak.

Tak ada jawaban dari sang empu.

"Mr.samuel?#?" Tambah Aisylla dengan mengibaskan tangan kanan nya di depan wajah samuel. Sedangakan tangan kiri Aisyilla masih memegang buku kecil dan bolpoint untuk mencatat menu yang dipesan para pelanggan.

"Ah ya, sorry sorry! Sampai mana tadi" jawab samuel dengan kaget karna terlalu fokus memandang wanita_nya ini.
Huh! bahkan dia sudah menambahkan kata _nya dengan menyebut wanita itu, mungkin merasa ingin memiliki. Cukup sadar dengan apa yang batinnya katakan samuel menggeleng-gelengkan kepala mencoba mesadarkan diri. Hah! Apa yang di fikirkan samuel.

"Oke! no problem, apa anda mau saya rekomendasi kan minuman berkafein Mr."

"Silahkan! Oh ya kau, jangan memanggilku seformal itu jika sudah di luar sekolah. Panggil saja aku samuel. Kau faham?." Kata samuel kembali ber-nada dingin karna terlalu risih di panggil formal jika di luar universitas.

"Se..sebenarnya saya tidak biasa Mr. Ah salah samuel maksudku. Maaf." Jawab Aisyilla dengan gugup. "Baiklah, saya faham!. Apa kau suka cokelat Mm... samuel.?" Tambah sylla dengan lebih gugup lagi.

Tanpa mengeluarkan suara Samuel hanya mengangguk tanda iya sebagai persetujuannya.
Aisyilla pun mencatat pesanan samuel dan mencoba bertanya lagi.

"Apa ada lagi yang kau pesan mm.. sam?"

Sang empu hanya menggeleng kan kepala jawaban tidak sebagai tolakannya.

Aisyilla pun mengangguk mengerti dan segera mengambil kan pesanan samuel yang sudah ia rekomendasi kan.

Tidak menunggu terlalu lama untuk sylla membawakan minuman favorit nya di atas nampan dan meletakkan minuman itu ke atas meja yang telah di duduki oleh guru misterius nya itu. Sebelum beranjak pergi sylla mencoba menjelaskan minuman yang ia rekomendasi kan tadi.

"Pesanan sudah datang!!. Moka latte. Minuman yang saya rekomendasi kan ini campuran antara kopi,espresso,susu dan cokelat. Yang paling menonjol dari minuman ini adalah tambahan cokelat sehingga aroma kopi menjadi berbaur dengan aroma coklat yang nikmat. Di tambah dengan whipped cream dan taburan marshmallow diatasnya" perjelas Aisyilla dengan bangga tentang minuman favorit nya pada samuel.

Tapi ada yang aneh. Mengapa samuel hanya mengangguk-anggukan kepala dan memandang Aisyilla tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Tak ingin berlama-lama karna tak ada jawaban dari pelanggan nya ini. Aisylla beranjak meninggalkan meja itu. Setelah berbalik dan sebelum melangkah
tiba-tiba ada tangan yang Menarik lengan kiri nya dengan reflek. Mencoba menyeimbangkan diri Lengan kanan sylla masih memegang nampan yang menempel di perutnya agar tidak jatuh karna kaget dengan kejadian barusan.

Wah! Apakah ini tangan samuel. Batin syilla tidak percaya karna dugaan nya benar setelah dia menoleh sedikit pada orang yang menarik lengannya barusan. Aisyilla berbalik mantap dengan gugup, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya. Mencoba menetralkan diri Aisyilla membuka suara duluan.

"Apa ada yang bisa saya bantu lagi Mr.. ah! Maaf, samuel maksud ku." Tanya syilla.

Merasa ada yang salah dan aneh sebelum samuel menjawab pertanyaan wanita ini?
.
.
.
samuel menatap tangannya yang masih memegang lengan wanita ini. Merasa bersalah samuel dengan cepat melepaskan tangan nya.

"Maaf!" Sesal samuel dengan nada dingin karna tidak mau memasang ekspresi yang sebenarnya 'gugup'. "Siapa namamu?." Tambah samuel dengan tegas dan menatap pelayan ini.

"Aisyilla Mr. Aisyilla maharani." Jawab Aisyilla dengan mantap.

"Aisyilla? Hmm.! Baiklah, aku hanya ingin menanyakan itu syilla.!" Tambah samuel lebih mantap dengan tersenyum tanpa memamerkan giginya.

Aisyilla menyerngit dahi serta memiringkan kepalanya sedikit, karena merasa ada yang aneh dengan dosen nya ini.

Aisyilla menggeleng-gelengkan kepala mencoba menyadarkan diri. Apa yang sedang ku fikirkan batin syilla.

"Begitukah!" Ucap sylla mencoba tidak gugup. "Kalau begitu saya permisi mm.. samuel." Tambah Aisylla.

"Silahkan." Jawab samuel lagi-lagi dengan nada dingin serta mengangguk kan kepala tanda setuju.

Padahal baru 10 detik yang lalu Aisylla melihat sosok samuel yang bak malaikat karna senyumnya yang menawan itu.
Misterius!? Tapi bikin penasaran batin syilla.

Setelahnya pun syilla membungkuk kan badan sedikit dengan hormat pada samuel dan beranjak pergi kembali ke meja counter.

Samuel merasa ada yang mengganjal dengan wanita itu.
Entahlah!...

Tidak ingin terlalu dalam memikirkan Aisyilla, samuel memandang minuman di depannya dengan sedikit menyimpulkan bibirnya keatas tanpa memperlihatkan gigi nya. moka latte! Batin samuel.
Tidak sabar dengan minuman yang Asap nya masih mengepul di coffe itu. samuel meniup dan menyeruputnya dengan pelan.

"Hmm!! Lumayan.." lirih samuel pelan.

****
Di tempat lain. Daniel selalu terpuruk dengan keputusan nya yang dangkal. Daniel menyesal meninggal kan Aisylla tanpa menjelaskan apapun.

Hanya dengan Memandang langit malam di hiasi sang rembulan dan terkadang bintangpun juga menemani daniel akan merasa lebih baik saat merindukan gadisnya disana.

Entah lah daniel masih pantas kah memanggil Aisyilla sebagai gadis_nya. Setelah kepetusan nya yang membuat Aisylla terpuruk.

Melihat pemandangan itu di beranda apartemen daniel yang menghadap langsung dengan kerlap-kerlip lampu di bawah sana sudah rutinitas daniel selama dua bulan ini. Kota Jakarta masih belum menunjukkan tanda-tanda mengantuk. Bangunan-bangunan di sepanjang jalan seakan sedang berlomba-lomba menerangi seluruh kota, membujuk orang-orang untuk menikmati indahnya suasana malam hari di ibukota Indonesia yang menakjubkan itu. Meskipun sudah dua bulan ini menetap di Jakarta, daniel masih terkagum-kagum pada suasan kota inu. Jam memang menunjuk kan pukul sebelas lewat, namun jalanan masih dipenuhi mobil-mobil yang berlalu-lalang.
suasana nya pun tidak jauh berbeda dengan kota kelahirannya New York City.

Tiba-tiba Daniel merasa kepalanya pusing. Daniel merindukan Aisyilla. Tapi dia juga tidak berani untuk menghubungi Aisylla duluan. Karna itu akan semakin memperburuk keadaan sylla. Lebih baik daniel di benci olehnya dari pada harus melihat gadisnya itu semakin terpuruk karnanya. Dengan begitu daniel akan memahami kebencian sylla.

Daniel memiliki alasan yang kuat memutuskan semuanya dengan sepihak. Daniel ingin melindungi Aisylla. Dengan meninggalkan nya dan tanpa penjelasan apapun syilla pasti akan membenci nya, itu satu-satunya cara daniel melindungi Aisylla.

Daniel tak ingin ayahnya_Bram menghancurkan atau menyentuh kehidup syilla yang tidak tau menau konflik yang terjadi, daniel benar-benar tidak ingin orang yang dia sayangi terseret akan masalahnya.

Merasa kepala daniel semakin pusing, dia memutuskan masuk kedalam apartemen dan merebahkan diri ke kasurnya yang empuk. Dia butuh istirahat dan melanjutkan aktifitasnya yang melelahkan esok.
Walaupun kehidupan nya saat ini hambar tanpa ada Aisylla disisi nya. Daniel memiliki keinginan untuk bertemu dengan sylla lagi suatu saat. Jika takdir memihaknya. 'Semoga'! batin daniel.

Indecision In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang