위험 Pt.1

517 104 19
                                    

Soo-jung yang sedari tadi melamun di kamarnya tiba-tiba merasakan sesuatu bergetar di tangannya. Ia menoleh kearah ponselnya dan langsung memencet tombol hijau. Nomor yang tertera merupakan nomor yang tidak bisa dilacak, hal ini tentunya membuat Soo-jung penasaran.

"Hello?"

"Well. . . Well. . . If it isn't the Ice Queen herself,"

Dari suaranya saja, Soo-jung bisa menebak siapa yang sedang berbicara. Ia langsung beranjak dari kasurnya mencari laptopnya untuk mendeteksi lokasi dari sang penelpon.

Sang penelpon yang seolah-olah mengetahui maksud Soo-jung mulai tertawa terbahak-bahak.

"No need to do that, my location is untraceable!" ujar sang penelpon hingga membuat hati Soo-jung panas. Ia benci sekali dikalahkan, apalagi dengan technology laptopnya yang benar-benar cakap.

Ia membanting laptopnya dengan kesal melihat server rahasianya error.

"What do you want?" sentak Soo-jung sambil mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

"You to marry my son in exchange for—"

"Cut the act Louise! You obviously know that I'll never accept an arranged marriage, you may have talked to my dad about it, but that won't change a thing!" teriak Soo-jung kembali dengan tangannya yang mengurak-arik rambutnya.

"Fine, but don't blame me if there's anything that goes wrong with the concert!"

"What concert?" tanya Soo-jung kembali dengan bingung.

"As the CEO you probably didn't have much time to read those contracts clearly, you seriously need a husband to—"

"Oh cut the shit!" sentak Soo-jung ketus.

"We have a contract with South Korea's Big Hit Entertainment for the lighting, sound, and stage effects during BTS's concert!"

Mendengar ucapanya, Soo-jung langsung berlari kembali ke kasurnya mencari iPadnya. Setelah membuka email-email yang baru ia terima kemarin, ia ingin merutuki dirinya sendiri setelah menyadari bahwa ia melewatkan satu kontrak yang belum sempat ia baca tadi malam. Ia hanya memberikan tanda tangan tanpa membaca pihak pengirim.

Dengan kesal ia membanting ponselnya ke dalam kolam ikan. Ia beranjak dan mengambil laptopnya yang tadi ia buang.

Untungnya, konsernya masih seminggu lagi, ia mempunyai cukup waktu untuk mencari tahu ide bodoh apa yang ditempatkan sang pemegang saham tua itu di venue konsernya.

Ia membuka tasnya untuk mencari ponsel tak terlacak yang ia beli dalam jumlah lusinan setiap bulan.

"Bryan, I'm going on a vacation to South Korea, book a plane— Oh yeah, I forgot about the jet! Send it to Melbourne immediately and— No! Don't tell the board directors! I'll have to ask you to take control of my meetings, don't worry, I'll give you a raise for that— Thanks bud!"

Dengan itu, Soo-jung langsung berlari keluar untuk meng-check out dari hotelnya tanpa memberitahu Soo-yeon. Ia harus mengurus hal ini secara diam-diam. Mungkin dengan menyamar sebagai lightning crew bisa membantunya tanpa dicegat sana-sini.

🌵🌵🌵

Seminggu kemudian. . .

"Ayo bersiap-siap untuk stage rehearsal kalian!" ucap Soo-yeon yang baru memasuki ruang tunggu para member Bangtan. Ia menatapi para member dan menyadari ada sesuatu yang salah.

Imperfection🌵jjk [2/7]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang