Chapter [8]

107 30 1
                                    

Kenapa semuanya gelap? Aku ingin sekali membuka mataku, tapi kenapa sangat berat? Aku mendengar suara.

Ini suara orang berbicara, "kak, apa dia segera sadar?" tanya seseorang.

Dari cara dia berbicara sepertinya dia perempuan.

"Tenanglah, dek. Dia akan segera sadar" jawab seseorang dan sepertinya mereka adik kakak.

Aku ingin keluar dari kegelapan ini. Dari jauh aku melihat cahaya. Awalnya cahaya tersebut redup, namun lama kelamaan mendekatiku disertai bertambah terangnya cahaya tersebut. Cahaya tersebut membuatku menutup mataku.

Aku membuka mataku. Pertama kali kulihat adalah aku berada di sebuah kamar, tapi kamar siapa? Aku mendapati dua orang perempuan yang sedang berbicara.

"Dimana aku?" tanyaku.

Kedua perempuan itu menatapku, "kau sudah sadar?" tanya seorang gadis tinggi, dengan rambut ungu gelap yang diurai. Ditambah lagi dia memiliki bulu mata yang lentik dan warna mata hijau tosca. Aku akui dia sangat cantik.

"Apa kau merasa pusing?" tanya seorang gadis yang berada di sebelahnya. Bisa dibilang mereka memiliki tinggi yang sama. Dia memiliki rambut pink tua sepunggung. Bulu matanya lentik dan warna mata merah delima. Aku akui dia sangat manis. Ditambah dengan bando telinga kucing terpasang dikepalanya menambah kesan lucu dan imut.

"Aku baik - baik saja" jawabku.

Aku berusaha duduk.

"Namaku Hikari Izumi dan ini kakakku Hikari Ayumi. Siapa namamu?" tanya Izumi.

"Namaku Fumiko Ayaka" balasku dengan senyum tipis.

"Wah, namamu bagus. Salam kenal" ucap Izumi ceria.

Aku masih bertanya tanya, sebenarnya aku dimana? Kenapa tempat ini begitu asing bagiku?

"Hmm, maaf. Kalau boleh tau aku dimana?" tanyaku.

Mereka memandangku aneh.

"Kau tidak ingat apa yang terjadi?" tanya Ayumi datar.

Huh, gadis ini tadi ramah sekarang sangat cuek. Aku hanya menggelengkan kepala.

"Sebenarnya kami menemukanmu di dekat pantai" ucap Izumi ragu.

"Dan kami menemukanmu dalam keadaan pingsan" timpal Ayumi.

"Boleh kalian ceritakan apa yang terjadi saat kalian menemukanku?" tanyaku.

Flashback

Setelah Airin pulang, Ayumi dan Izumi pulang dengan menyusuri pinggir pantai.

"Kak, udah lama kita tidak bermain di pantai, ya!" ujar Izumi gembira.

"Iya, sudah lama sekali" timpal Ayumi.

Tiba - tiba, sebuah cahaya melintas di atas kami. Izumi yang antusias ingin melihat mengajak kakaknya untuk mengejar cahaya itu dan cahaya tersebut jatuh di tepi pantai.

Ayumi dan Izumi mendekati cahaya itu, "Kak, cahayanya semakin redup" ujar Izumi.

"Iya, dan lihatlah cahaya itu seperti membawa seseorang" ucap Ayumi.

Cahaya itu hilang dan tampaklah seorang gadis sebaya menggunakan dress panjang selutut terbaring tak sadarkan diri.

Ayumi langsung menepuk pipinya, "Hei, bangunlah".

"Kak, apa kita bawa saja dia ke rumah?" tanya Izumi.

"Iya, tapi menggunakan apa? Tidak mungkin kita mengangkatnya sampai ke rumah" jelas Ayumi.

Tin, Tin...

Ayumi dan Izumi terkejut. Ternyata itu adalah kakak mereka, Hikari Indina.

"Sedang apa kalian di sini? Dan siapa dia?" tanyanya.

"Entahlah, kak. Tadi kami sedang bermain di sini dengan Irin. Tapi, Irin pulang duluan karena sudah di jemput oleh kakaknya. Tiba - tiba ada cahaya melintas, lalu meredup, dan munculah gadis ini" jelas Izumi.

Indina memperhatikan gadis itu.

Namun dengan tiba - tiba matanya terbelalak, "tidak mungkin" ucapnya.

"Kenapa, kak?" tanya Ayumi dan Izumi bersamaan.

"Cepat bawa dia ke mobil dan jangan lupa buku itu" ucapnya sembari menunjuk buku yang ada di dekat gadis itu.

"Baik, kak" jawab mereka.

Flashback end

"Oh, begitu ceritanya. Tadi kalian bilang kalian membawa sebuah bukukan?" tanyaku.

"Buku?" mereka tampak berfikir, "oh, buku ini. Sepertinya milikmu" ucap Ayumi memberikan buku itu padaku.

"Terima kasih" ucapku.

Aku memegang buku itu dan seketika bukunya bergetar dan tiba - tiba terbuka. Tidak hanya itu, buku itu juga seperti mengejar Ayumi dan Izumi sehingga membuat mereka berjalan mundur.

"Ayaka, kenapa bukunya mengejar kami?" tanya Izumi panik.

"......"

Buku itu melayang kembali, dan tiba tiba jatuh di pangkuanku.

Aku membaca halaman buku yang terbuka itu, "The Guardians?" gumamku.

"Putri Ayaka harus menemukan 5 guardian. Para guardian memiliki 'Power of Element' yaitu tanah, api, angin, air, dan cahaya untuk membantu Putri Ayaka merebut kerajaan dari jajahan Chiko. Para guardians akan diselimuti cahaya tipis berwarna sesuai dengan element mereka dan yang hanya bisa melihat cahaya itu hanya Putri Ayaka" gumamku membaca buku itu.

Tunggu...., buku ini seperti sudah tau apa yang akan terjadi. Apa benar buku ini bisa membantuku menyelamatkan kerajaan? Tapi, ibunda bilang kalau buku ini adalah petunjuk. Jadi, sebisa mungkin aku harus percaya. Aku menutup buku itu lalu melihat ke arah Ayumi dan Izumi. Mataku terbelalak saat melihat mereka. Aku menggosok mataku takutnya aku salah lihat. Namun, hasilnya nihil.

Ayumi dan Izumi menatapku bingung, "Ayaka, kenapa kamu melihat kami seperti itu?" tanya Ayumi.

"Kalian........"

Putri Kristal KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang