BAB 3 : Telat Yang Membawa Berkah

167 61 80
                                    

Sebelumnya...
Nana diam-diam kembali menatap doi untuk kedua kalinya dan... DEG! Malah adu tatap (lagi) yang didapatkan. Dengan cengiran ala kadarnya serta lugunya, Nana memberi Say Hi tanpa suara yang malah di balas Rey dengan tatapan jengah.
.
.
.
.
.
Angga pov
Sewaktu gue sedikit menyeret Rey ke lapangan inti lebih tepatnya di kelompok asuhan Randy. Gue ngeliatin ada satu cewek yang begitu kaget saat gue dan Rey masuk kekelompoknya. Pertama gue hiraukan saja. Tapi... Gue perhatiin tu cewek malah asyik saling adu tatap dengan Rey. Jelas gue dongkol! Apa-apaan ini! Kenapa mereka saling tatap kayak gitu? Aelah, yang cewek malah Say Hi gak jelas lagi. Tunggu... Nih kan cewek yang buat onar tadi. Oh jadi dia masuk kelompok asuhan Randy.

"Oi Angga, ada apaan mampir ke kelompok gue?" Sahut Randy ramah.

"Ah iya bro, gue mau nambahin satu anggota untuk masuk ke asuhan lo. Bisa kan." Sambil gue tunjuk Rey yang berada di sebelah gue.

"Angga... Angga... Lo itu jelas nyuruh gue bukan ngasih sebuah tawaran ke gue. Ya jelas gak bisa gue tolaklah."

Hanya kekehan pelan yang keluar dari mulut gue buat nanggapi kata-kata Randy tadi. Dan hampir gue lupa, hukuman buat nih curut. Mumpung ada Randy, gue suruh aja dia yang ngehukum.

Eits... Bukan gue gak bertanggungjawab ya tapi asal lo tahu aja gue emang selalu berniat dari lubuk hati gue yang paling dalam untuk usahain gak ngehukum adik kelas di hari pertama MOS.

Jadi sebenernya gue kasih alih si curut untuk dijadiin bahan iseng-isengnya si Randy aja. Soalnya gue tahu, si curut alias Rey sengaja ngeluarin rokok itu buat ngepancing gue keluar dari persembunyian gue doang.

Kenapa gue tahu? Karena... My Feeling. Ya, feeling gue gak pernah salah dalam menebak apapun. Keren kan gue? Hahahaha!

"Ran, sini bentar." Ucap gue singkat. Saat Randy sudah dekat langsung gue bisikin apa maksud terselubung gue.

Randy hanya angguk-angguk saja dengan apa yang gue suruh. Setelah selesai acara bisik-membisikkan itu gue tak lupa bilang Thank's ke Randy yang selalu ligat dan cekatan dalam segala hal. Apalagi kalau gue yang nyuruh hahaha.

Gue balik menatap Rey dan cewek kuncir dua biru itu. Tiba-tiba gue terfikir untuk ngusilin mereka berdua hihihi. Tapi bakal gue laksanain di hari ke-2 MOS. Besok pagi!

Author pov
Bergabungnya Rey kekelompok yang sama dengan Nana, membuat perasaannya menjadi campur aduk. Dengan perasaan yang campur aduk seperti itulah yang membuat Nana gagal fokus.

Ditambah lagi dengan Rey yang selalu mondar-mandir akibat disuruh-suruh Randy. Sehingga apa yang disuruh oleh Senior kepadanya menjadi serba salah. Salah satu Senior yang melaporkan ke Randy atas tingkah Nana membuat Randy sebagai Ketua asuhan dikelompok itu jengkel. Sudah kali ke-5 Nana diomeli supaya fokus. Tapi tetap saja gagal, namanya juga kurang fokus karena ada doi di depan matanya hihihi.

Setelah berbagai macam kegiatan selesai dilaksanakan. Tepat pukul 16.00 WIB seluruh siswa/i Angkatan'17 dan para senior meninggalkan SMA LDR untuk mengistirahatkan badan, fikiran serta hati masing-masing. Memang sih, sekolah mereka tidak melakukan kegiatan MOS yang berlebihan. Tapi tetap saja melelahkan dan menguras banyak tenaga serta batin.

Nana yang di jemput oleh Mama tercinta hanya diam dan menghembuskan nafas lega. Ya, seharian ini Nana sangat tertekan dengan adanya Love at First Sight nya didalam kelompok.

Satu kemajuan yang didapatkan Nana. Yaitu, nama panggilan lelaki yang menjadi Love at First Sight nya itu. Sekedar nama panggilan yang semua anggota kelompoknya ketahui. Tadi doi yang dipaksa Kak Randy untuk memperkenalkan diri. Parahnya, doi hanya menyebutkan nama panggilannya saja. Nama panggilannya adalah Rey. Kak Randy yang sudah terlalu lelah hanya menganggukkan kepala dan menyuruh Rey kembali melakukan kegiatan MOS yang sedang berlangsung.

Br(ok)enTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang