5.a. To Find You

51 5 3
                                    

Pagi di sebuah jalan setapak basah karena semburan embun kecil yang menetes melalui ruang udara. Semburat kekuningan dari ufuk timur telah memadati langit berwarna kebiruan dengan kicauan kenari yang terbangun dari tidur nyenyaknya. Tak ubah sebuah panorama, jalanan kecil itu dipenuhi dengan mapel yang berjatuhan terseret gelombang udara. Ekspektasinya layak seperti lukisan dinding berseni yang terkias dalam setiap pandang. Bersama itulah, suara daun yang remuk karena sebuah pijakan mengalun teratur sebagai salah satu melodi yang turut berbaur dalam karya indah Tuhan.

“Ke arah mana selanjutnya ?,” tanya Jimin yang kini menghentikan langkahnya tepat di hadapan jalan yang bercabang. Terlihat ia mengeratkan kaitan busur yang ada dipunggungnya. Tepat seperti seorang ksatria, pedang tajam juga tak luput dari pinggangnya yang siap dihunus untuk menghadang musuh.

“Hey Yoongi, kita belok kemana ?,” lanjut pemuda itu tak sabaran.
“Entahlah, tapi tiba-tiba saja firasatku mengabur,” jawab Yoongi dengan pandangan yang menyipit karena ragu.
“Ada apa Yoongi ?,” tanya Taehyung terlihat khawatir.
“Sebaiknya kita beristirahat saja terlebih dahulu,” ucap Namjoon menengahi. Yang lain juga segera mendudukkan bokongnya untuk beristirahat.

Mereka kini tengah berada di wilayah pertama Hutan Butterfly. Sebenarnya mereka belum terlalu jauh dari wilayah Evils, tapi melihat Yoongi yang sepertinya sedang tidak dalam keadaan baik, merekapun memutuskan untuk beristirahat sejenak. Terlihat beberapa Butterfly beterbangan di hadapan mereka, seolah-olah ingin memberitahu sesuatu. Namun pada hakikatnya mereka diciptakan untuk berbicara dengan sesama manusia, maka tak satupun dari mereka yang mampu menerjemahkan maksud dari sekelompok Butterfly tersebut. Satu dari kumpulan Butterfly itu tiba-tiba saja mendaratkan tubuhnya tepat di bibir Yoongi yang sedikit pucat. Seketika itu Yoongi memejamkan matanya, meresapi apa yang dilakukan sang Butterfly. Sesekali Yoongi menunjukkan raut wajah yang berubah-ubah mulai dari terkejut hingga ingin menangis. Beberapa saat kemudian Butterfly berwarna biru itu menjauhkan dirinya dari Yoongi, bersamaan dengan terbukanya bola mata Shappire Blue milik Yoongi.

“Clan Wolf akan menyerang kita,” ucap Yoongi tanpa keraguan sedikitpun.

“Ka..kau...kau becanda ?,” sergah Hoseok menunjukkan rasa khawatirnya.

“Aku sedang tidak ingin bercanda Hoseok,”  balas Yoongi meyakinkan rekannya tersebut.

“Mengapa mereka menyerang kita ?,” selidik Taehyung.

“Entahlah,” balas Yoongi singkat.
Kini mereka diliputi ketegangan luar biasa. Dibandingkan kemarin dimana mereka harus memecahkan sedikit demi sedikit misteri dalam langkah awal mereka, ini jauh lebih menakutkan, karena harus melawan Clan Wolf. Meskipun jumlah mereka tidak terlalu banyak, namun jika hanya untuk mencabik tubuh kurus mereka, tentu itu bukanlah sebuah masalah. Hembusan angin yang melangkahi tubuh mereka terus menerus membuat suasana semakin tampak  mengerikan. Sejengkal nafas yang mereka buang seperti sia-sia jika sudah begini.

“Lalu apa yang harus kita lakukan ?,” tanya Soo Hyun dengan nada ketakutan yang jelas terlihat dari caranya menelan saliva.

“Tak ada cara lain selain melawan mereka,” dengan berat Yoongi mengatakannya.

“Tapi pikirkan lagi, jika kita mampu mengalahkan mereka, bukankah secara tidak langsung kita telah memusnahkan satu Clan ?,” sanggah Hoseok membuang mukanya pada keseluruhan sekitarnya.

“Aku sungguh belum ingin mati, entah dengan kau Hoseok,” ketus Yoongi mengibaskan wajahnya.

“Kau benar Hoseok, tapi belum tentu juga kita bisa memenangkan pertarungan ini. Kalian tentu tau seberapa kuat Clan Wolf bukan ? taring mereka tajam hingga mampu membunuh musuhnya dengan sekali tusuk. Dan kalaupun kita mampu memenangkan pertarungan ini, salahkah jika kita mengorbankan satu Clan untuk menyelamatkan Clan dan bangsa lain ?.” Tenggorokan Hoseok tercekat hingga tak mampu berkata. Ucapan Soo Hyun telah menutup sempurna argumen yang ia terangkan beberapa saat lalu. Sementara yang lain hanya mengangguk-anggukan dagu menyetujui pernyataan gadis Illuminator tersebut.

Blood Sweat And TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang