6.a. Heart Sickness

38 6 0
                                    

“Lalu ?,”

“Aku memutuskan untuk meninggalkan King of Illumination semenjak kematian keturunannya,” jawab Han Sung seolah-olah menyesali perbuatannya.

“Apa keturunannya itu adalah Kim Seokjin ?,” tanya Namjoon memastikan.

Han Sung menganggukkan kepalanya perlahan atas pertanyaan yang dilemparkan Namjoon. Semua orang terdiam, tanpa kecapan lidah mereka lagi. Tanah yang mereka pijak serasa hanya seperti angin yang tak sanggup menahan beban mereka. Kalut dengan pikiran masing-masing, beberapa saver sampai menjatuhkan dirinya di kursi yang ada. Taehyung mengacak rambutnya kasar sembari menggeram. Ia seperti menemukan gang yang awalnya diliputi cahaya, namun ternyata cahaya itu tak cukup baik untuk menerangi jalan mereka. Justru cahaya itu seperti menggelap pada akhirnya. Sempat terlintas dibenaknya untuk mengakhiri ini dan  segera kembali ke The Evils. Ia tak lagi peduli jika nanti dunianya akan hancur, karena ia sama sekali tak yakin mereka akan mampu melindungi dunia yang selama ini telah membesarkan dirinya.

Hal berbeda dilakukan Yoongi, pemuda dengan mata sedingin froze itu malah menatap tajam Han Sung. Ia seperti menemukan hal yang entah apa dalam diri Han Sung. Pertanyaannya masih sama, mengapa ia seperti tau segalanya ? kenapa ia seperti bisa merasakan kehadiran Krystal Wings dalam diri pemuda itu ? Wajah menenangkan dan tatapan lembut Han Sung tentu tak bisa ia jadikan acuan untuk mengatakan bahwa pemuda itu adalah orang baik. Justru sebaliknya, ia merasa memiliki firasat buruk pada pemuda tinggi tegap itu.

“Ada apa Yoongi ? mengapa kau menatapku seperti itu ?,” tanya Han Sung yang merasa risih karena tatapan yang tak biasa dari Yoongi.

“Entahlah,” balas Yoongi mengalihkan pandangannya pada angin yang sengaja melintas.

“Aku seperti melihat kebohongan pada dirimu,” lanjutnya kembali menatap Han Sung dengan tajam.

Han Sung yang merasa gusar dengan ucapan Yoongi menundukkan kepalanya, berusaha menghindari tatapan pemuda berwajah es tersebut. Ia tampak berpikir sejenak, menerka apa yang akan ia katakan selanjutnya. Raut kekhawatiran jelas terlihat dari kontur wajahnya yang sedikit menegang, beberapa kali juga ia mencoba untuk terlihat tenang, namun sepertinya usaha itu gagal.

“Yoongi, aku harap kau tak bicara seperti itu. Aku muak mendengarmu mencurigai banyak orang,” sahut Hoseok yang mulai jengah dengan segala kecurigaan Yoongi.

“Tapi...,” gantung ucapan Yoongi.
“Tapi kita harus segera bergegas melanjutkan perjalanan,” potong Namjoon menengahi.

“Eemm...maafkan aku jika aku membuat suasana hati kalian memburuk,” ujar Han Sung.

“Tidak Han Sung, justru kami berterima kasih telah memberikan kami tempat untuk beristirahat. Abaikan saja orang itu,” sahut Taehyung sambil menatap tajam Yoongi. Sementara itu, yang dimaksud hanya menghela nafas panjang.

“Baik, kalian bersiaplah. Aku akan membawakan kalian sedikit bekal,”

Para saver hanya mengangguk menyetujui ucapan Han Sung. Tanpa menunggu lagi, mereka segera mempersiapkan segala sesuatunya untuk melanjutkan perjalanan mereka. Memeriksa kelengkapan senjata hingga amunisi untuk mengisi tenaga pun tak luput dari daftar persiapan mereka. Setelah dirasa persiapan mereka cukup, mereka pun segera berpamitan dengan Han Sung untuk melanjutkan perjalanan.

Kini para saver telah meninggalkan kediaman Han Sung, langkah mereka tak sesemangat seperti saat mereka meniggalkan wilayah Evils. Kaki mereka berjalan penuh keraguan, mereka seperti tak punya keyakinan apapun untuk melanjutkan misi mereka menyelamatkan dunia dari kehancuran. Soo Hyun yang memperhatikan dari belakang tak luput dari keprihatinan. Dirinya bahkan tak mampu melakukan apapun, dan hanya menjadi penonton setia setiap pertarungan yang para saver lakukan. Ia seperti tak ada gunanya bagi mereka.

Blood Sweat And TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang