07. The Day

144 5 1
                                    


Membuka mata, gadis remaja itu langsung melirik jam weker dan kalender di samping ranjangnya. Pukul 07.38 tanggal 12 September 2013. Ia merenggangkan otot tangan dan kakinya sambil menguap lebar. Rasanya ia seperti bangun masa hibernasinya. Ia terkekeh kecil. Lalu segera mendudukan diri. Menatap tembok berwarna misterius-karena sudah tertempel banyak rumus pelajaran di sana.

Menapakan kakinya kepada lantai berwarna coklat tua itu. Dan setelahnya ia beranjak keluar kamar. Di ruang tamu ia menemukan 1 tubuh gadis kecil tertidur pulas di atas sofa dengan di temani boneka Stitch kesayangannya. Boneka yang dulu menjadi teman masa kecilnya.

Ia mengabaikan gadis kecil itu dan berjalan ke dapur. Menemukan apel dan anggur yg tersaji di atas meja, tanpa menunggu lama ia langsung mengambil satu buah anggur lalu memakannya.

Suara pintu terbuka sedikit menganggunya untuk menoleh dan menilik siapa itu. Ternyata seorang wanita keluar dari sana. Memakai piyama dan sedikit sibuk mengikat rambut.

"Eomma, kenapa Nana tidur disana ?" Tanya remaja itu dan menunjuk kepada gadis kecil disana.
Sang Ibu mengikuti arah pandang anaknya.

"Ya ampun"

Sang Ibu langsung menghampirinya.

"Nana, bangun sayang"

Pergerakan kecil di tunjukkan oleh gadis itu. Dengan segenap kesadaran, perlahan matanya mulai terbuka.

"Eomma"

"Kenapa kau tidur disini ?"

Gadis kecil itu melihat sekitarnya. Ruang tamu.

"Entahlah"

Sedang gadis remaja itu hanya bisa memandang betapa pedulinya Ibunya itu kepada Nana, adiknya.

"Aku mau mandi dulu" ujarnya lalu pergi.
.
.
.
Setengah delapan pagi ia sudah sampai di sekolah. Keadaan kelas masih sepi dan seperti biasa ia langsung membuka buku, mengambil pulpen dan mulai menorehkan tinta di kertas buku itu. Ia duduk di bangku pojok paling belakang. Samping kananya tak ada lagi deret bangku, seolah dirinya itu adalah penganggu formasi bangku kelas disini. Paling belakang dan ujung, seperti tak berguna dan tak di harapkan. Masa bodoh dengan itu. Toh ia berada disini untuk sekolah. Mendapat ilmu.

Namanya Kim Hye Sung. Gadis berusia 18. Siswi kelas 2-1 di Byeolbit High School. Ia siswi biasa seperti yang lain. Meski demikian, banyak yang tidak menyukai keberadaan gadis itu. Setidaknya 98% dari teman sekelasnya adalah orang yang membencinya. Maka dari itu, selama ini ia menganggap sekolah hanyalah tempat mencari ilmu, bukan mencari teman.

Pandangan Hye Sung terarah keluar. Menatap lapangan sekolah yang tampak lenggang. Sesekali ia melihat beberapa siswa lain mulai datang. Tiba-tiba ia di kejutkan dengan tumpukan kertas dan sampah plastik makanan ringan. Semua tersaji indah di atas mejanya. Dan membuat noda kotor pada selebaran kertas di bukunya. Ia langsung mendongkak dan mendapati setidaknya 5 orang gadis seumuran dengannya sedang menyeringai padanya. Mereka adalah orang yang sama, yang mengisi tas sekolahnya dengan sayuran busuk 3 hari yang lalu. Dan sebelum semuanya menjadi, Hye Sung langsung berdiri dan berniat pergi. Tapi sayang, salah satu tangan gadis tadi berhasil menekan bahunya dan membuatnya duduk kembali.

"Dasar pengecut. Setiap hari cuma bisa lari dari kenyataan"

"Itu karena hidupnya terlalu menyedihkan"

"Salah sendiri dia berani menyukai Kim Seok Jin"

Deg. Satu nama itu berhasil membuat jantung Hye Sung berdegub. Menyukai. Selama ini ia sudah sering mendengar cemoohan yang sama seperti ini. Hanya karena hatinya menyukai seseorang. Ia yang menanggung risiko. Apakah mencintai seseorang itu salah ? Apakah aku memang tidak di izinkan untuk mencintai ? Apakah haram hukumnya bagiku mencintai ? Jika bukan cinta yang salah. Lalu siapa ? Takdir ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Found, Knew, Heard (EXO Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang