20

233 10 2
                                    

Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan pun sudah berlalu.

Kini narhi mulai dekat dengan ridho,yg membuat mereka berdua semakin dekat karena sudah jelas mereka bertengga. Setiap minggu mereka berdua selalu goes bareng disore hari.
Dan juga narhi biasa kerumah Ridho untuk ngasih kue ke mamahnya.
Dari situlah Narhi merasa nyaman berada didekat Ridho,walau pada awalnya mereka kaya tom and jerry.dan dari kedekatan itulah ada sesuatu yg aneh didalam hati narhi.
Setiap berangkat sekolah pun mereka selalu barsama,terkadang mereka menjadi buah bibir siswa siswi disekolah karena kedekatannya.
Sahabat narhi pun tidak percaya bahwa narhi bisa sedekat itu dengan ridho.
Narhi pun menjelaskan semua tentang ia bisa dekat dengan ridho.
Dan untungnya cewe2 cabe yg nge fens sama ridho,sekarang ini tidak mengganggu narhi (lagi).

Skip.

"Lo kemana aja udah sore nih" ujar Ridho

"Lo ngapain nungguin gw diparkiran segala,gw kan ada perlu di eskul" ujar narhi sinis

"Gw khawatir sama Lo,lagian lo berangkat bareng sama gw masa lo pulang sendirian.yg ada nanti gw ditanyain sama kaka lo lagi" perkataannya hanya alibi saja biar ridho bisa pulang bareng sama narhi.

Duhhh yg ganteng masih gengsi aja

"Yaudah deh ayo cepetan" seru narhi sambil dorong punggung ridho supaya cepat memgayuh sepeda.

Skip

"Sa jwb jujur ke kaka,kamu kan yg naro surat2 ini ke loker kaka" tunjuk alwie ke surat2 beramplop merah jambu.

"Kaka ko bisa t...au?" jwb sasa gugup.

"Ga sengaja kaka liat kamu menaruh surat2 diloker kaka,itu benar kan kmu dek?" tanya alwie lgi untuk memastikan.

"I..ya" jwb sasa gugup

"Maaf dek kaka ga bisa bales cinta kmu,kaka masih blum bisa move on dari dia dek,mengertilah...kita masih bisa jadi temen.maaf jika kata2 ka membuatmu sakit hati.tpi kaka harus ngomong jujur sama kamu" ujar alwie sambil memegangi bahu sasa yg mulai gemetar

Mendengar pernyataan dari alwie membuat tubuhnya menjadi gemetaran,seakan akan batu-batu besar menimpa kepalanya.
Ternyata alwie masih menyukai sahabatnya, yaitu narhi.

"I..ya" hanya kata itu yg bisa terucap dibibir sasa.

Akhirnya butiran-butiran bening ituh tak bisa dibendungi lagi....semuanya tumpah mendeskripsikan hati sasa yg teramat sakit.bagaimana tidak sakit,selama ini dia terus berharap didalam ketidkpastian.dan ini lah akhir semuanya sia-sia.

Alwie benci ketika perempuan menangis karena itu membuat hatinya sakit.

Akhirnya alwie pun mendekap tubuh sasa yg gemetaran.

"Kaka memang brengsek" lirih alwie disela sela dekapannya.

"Ga ka...hiks..ss" ucap sasa sesegukan.

Hari itu juga adalah pelukan terakhir bagi sasa...karena ia tak ingin lagi mengenalnya.sudah cukup penderitaannya selama ini.

"Bahwa apa yg dinginkan tidak selamanya bisa kita dapat kan"
-Itu- :D

"Bahwasannya ikhlas adalah kunci tuk merelakan semua yg sudah menjadi garis tangan kita"
-itu- :D

Skip

"Loh ka kenapa ga belok kanan?" tanya narhi panik

"Udah diem,kita ketaman dulu" jwb ridho santai masih dengan mengayuh pedal sepada.

"Emang knp ketaman,lagian ini udah sore?"
Tanya narhi sambil narik2 seragam ridho.

"Udah diem,bawel lo" akhirnya narhi pun cuma bisa diem.

Junior Vs SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang