24

225 6 2
                                    

Kini cita menghampiri narhi.
Sontak narhi terkejut oleh kedatangan perempuan yg ia pernah lihat sewaktu dikampus.

"Maaf anda siapa?" tanya narhi hati-hati.

"O ya perkenalkan nama sya cita,panggil aja cici. Saya ini kk nya ridho," lalu cita mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dgn narhi.....
Narhi pun membalas jabat tangan dari cita.

"Jadi kk bukan calon istrinya ka ridho?," tanya narhi bingung.

"Hahahaha jelas bukanlah" cita tertawa geli atas pertanyaan yg dilontarkan narhi.

Akhirnya mereka berdua pun mulai brbincang bincang tentang perkembangan kesehatan ridho.

"Ka bagaimana jika narhi yg mendonorkan mata ini?" ucap narhi.

"Bagaimana dgn kuliahmu nar?apa kamu tidak sedih jika kehilangan kedua matamu?," tanya cita memastikan.

" tdk ada yg harus dikhawatirkan karena Allah bersama kita ka (:, sedih itu ketika kita tidak bermanfaat bagi orang lain, narhi ikhlas mendonorkan mata ini,tapi tolong jgn bilang yg mendonorkan mata ini adalah narhi. Aku mohon ka," jelas narhi diakhiri dengan senyuman yg menghiasi wajah cantiknya.

Mendengar penjelasan dari narhi. Hati cita terenyuh. Jarang sekali seorang remaja berfikir jauh seperti gadis ini.

"Baiklah kalau begitu :')," kata cita meneteskan butiran bening dari matanya.

Skip.

Surya menyapa begitu gembiranya ia menyapa penduduk bumi.
Kicauan burung mulai beradu dengan indahnya.
Bunga-bunga dengan wibawanya kini mulai bermekaran.

Ridho kini mulai pulih dari pengobatannya.
Dan mulai mengajar dikampus.
Namun seperti ada sesuatu yg hilang ketika ia mengajar dikelas jurusan farmasi.
Setiap kali ia mengajar narhi selalu tdk hadir....
Ia mulai gelisah dan mencari tahu knp narhi tidak berangkat kuliah.

Selesai mengajar ridho pun melajukan mobilnya kerumah narhi.
Dengan kecepatan penuh karena terlalu khawatir.
Akhirnya ia pun sampai dirumah narhi dan kebetulan narhi sedang berada dihalam rumahnya, namun yg membuat ridho terkejut adalah knp narhi menggunakan kursi roda?

Ridho pun kini menghampiri narhi.

"Assalamualaikum" salam ridho.

"Waalaikumussalam, maaf kamu siapa?" tanya narhi

"Aku ridho nar...knp kamu menggunakan kursi roda?" tanya ridhk sambil melihat mata narhi, namun tak dibalas oleh narhi,karena narhi tidak tahu keberadan ridho.

'Nar apa kamu tdk bisa melihat diriku sedang aku ada dihadapanmu?'
batin ridho.

"Sebaiknya kk pergi........"

"Ga kamu harus jelasin ini nar...."

"Cepat kk pergi dari sini....pergi ka pergi....." usir narhi

Alhasil ridho pergi meninggalkan narhi walau masih banyak pertanyaan yg ia ingin tanyakan kepada narhi.

Skip.

"Mah idho pulang..." seru ridho dari ruang tamu.

"Iya nak...knp kmu lesu gitu?" tanya ibu heran.

"Mah knp narhi menggunakan kursi roda?lalu knp ia seperti tidak bisa melihat? Apa mamah tau knp?" pertanyaan bertubi-tubi dari putranya lantas membuat ibu ridho termenung sejenak.

"Entahlah nak mamah tidak bisa menceritakannya,tanyakan saja pada nando kk laki2 narhi. Mamah belum siap nak jika harus menceritakannya padamu," kini butiran bening itu dengan angkuhnya jatuh dari kelopak cantik milik ibu ridho.

Ridho tidak ingin melanjutkan pertanyaan nya lagi karena melihat ibunya menangis rasanya hatinya sakit.

Kini ridho Memeluk ibunya berharap memberikan ketenangan pada sang ibu, namun hasilnya nihil ibunya semakin menjadi jadi tangisannya.

Skip.

Kini ridho pun bertemu dengan nando kk dari narhi.

"Hy dho ketemu lagi bro," sapa nando ala anak RNB -,-

"Woit ka apa kabar?,"

"Baik bro"

" ka boleh nanya sesuatu,knp narhi bisa seperti itu?," tanya ridho to the point.

Nando termenung sejenak..
Dan mulai menceritakan kejadian kenapa narhi tidak bisa melihat.

Flashback on

Suatu ketika dimeja makan dikeluarga kecil yg penuh dengan kehangatan dan canda tawa kini mulai pudar ketika narhi menanyakan pertanyaan yg tidak bisa diterima oleh keluarga.

"Ayah,ibu, kk izinkan narhi untuk mendonorkan mata ini untuk ka ridho?," tanya narhi hati2

"Nak ibu tdk izinkan,lalu bagaimana dengan kuliahmu?" ibu tak bisa mengizinkan putrinya.

"Ayah izinkan karena ayah percaya pada putri ayah yg kuat ini" wisma ayah narhi menyetujui keputusan anaknya.

"Ayah knp ayah izinkan?" ibu tak terima...terjadilah perdebatan diantara mereka berdua.

"Stop ayah ibu ini keputusan narhi, mungkin ini yg terbaik bu" nando menengahi perdebatan antara ayah dan ibunya.

Narhi pun meyakinkan ibunya bahwa apa yg menjadi keputusannya itu yg terbaik.

Akhirnya ibu yakin akan keputusan narhi.

'Jika aku tak bisa melihat lagi, setidaknya mataku ini selalu bersama orang yg aku sayangi :') ' -batin narhi.

Skip

Narhi hari ini akan melakukan operasi. Dokter sudah mengizinkan narhi untuk mendonorkan matanya.

Semua prosedur telah dilaksanakan kini tinggal operasi dilakukan.

Diruang operasi narhi selalu memandangi wajah ridho untuk terakhir kalinya, karena setelah ini ia tidak bisa melihat indahnya ciptaan tuhan.

Flashback Of.

Setelah mendengar penjelasan dari nando ia tak kuasa menahan air matanya yg sejak tadi ia tahan.

"Jadi mata ini milik narhi, knp aku tidak mati saja hari itu, agar narhi tak berkorban sejauh ini." seru ridho hingga ia menangis sejadi jadinya.

"Lo ga boleh ngomong kaya gitu, mungkin Ade gw dikirim tuhan untuk menyelamatkan lo. Seharusnya lo bersyukur masih bisa melihat indahnya dunia ini," kata nando yg hanya diangguki lemah oleh ridho.

Skip.

Cahaya rembulan menerpa jendela milik gadis berparas cantik yg menggunakan baju tidur bermotif doraemon dan dibaluti oleh jilbab panjangnya.

Ibu mengetuk kamar anak gadisnya, lalu melangkah masuk kedalam kamar.

"Nak kamu belum tidur?," tanya ibu.

"Belum bu, narhi tidak bisa tidur," jwb narhi .

"Nak ibu ingin memberitahu kpd mu... " ibu memberi jeda pada kata2 nya.

"Jadi beberapa bulan yg lalu kamu dikhitbah oleh seorang pemuda yg gagah nan tampan dan 1 minggu ini kamu akan segera menikah dengannya," jelas ibu

"Bagaimana bisa bu? Apa dia akan menerima keadaan ku yg seperti ini?" narhi tidak percaya.

"Ibu yakin nak dia akan menerima kamu apa adanya, kamu harus yakin pada ibu seperti ibu yakin akan keputusanmu ketika kamu mendonorkan mata itu" ibu meyakinkan putrinya.

"Baiklah bu jika itu membuat ibu bahagia" akhirnya narhi hanya bisa berpasrah diri mepada sang pencipta. Ia tidak tahu siapa lelaki yg mengkhitbah nya.

Dear mr R
Apa aku harus merelakanmu ka? Apa aku harus merelakan semua perasaan ini? Entahlah....
Semoga semua doaku menjelma menjadi bahagiamu (:

BERSUMANG.

Baper yee ciee baper.......eh ga baper juga ya? Ah sudahlah.

Salam butiran ampas :)

Junior Vs SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang