servis tambahan

42K 1.6K 7
                                    

Xander POV

"Elsa, istirahatlah. Kamarmu ada disebelah kamarku dan sudah dirapikan." Ucapku pada Elsa yang sedari tadi berputar ditempat dia berdiri mengamati apartment ku.

"Xander, apa kita tidak salah masuk apartment?" Tanyanya.
"Tidak, kenapa kau bertanya seperti itu?" Sahutku heran.

"Kau benar pemilik XXL Corp?" Tanyanya lagi.
"Kau butuh bukti apa? Sertifikat perusahaan? Aku ini benar-benar pemilik XXL Corp, kenapa kau meragukan aku?" Kataku lagi masih heran dengan pertanyaan Elsa.

"Xander, tapi apartment ini kecil sekali dibanding dengan penthouse yang tadi, kenapa kekayaan mu tak sebanding dengan tempat tinggalmu?" Tanya elsa yang membuatku tertawa terbahak-bahak.

"Xander, apa kamu kehabisan uang untuk membayar ku, sehingga harus menjual seluruh hartamu dan tinggal di apartment kecil ini?" Tanya Elsa lagi yang membuatku semakin keras tertawa sampai duduk di sofa.

"Elsa, istirahatlah saja, tak usah memikirkan diriku yang bangkrut ini demi menyewamu. Bersiaplah besok kita akan bertemu dengan orangtuaku." Ucapku masih sambil tertawa karena wajah Elsa masih bingung.

"Emang cuma kamu yang bisa membuat orang penasaran? Aku juga akan sedikit membuatmu penasaran padaku." Batinku senang bisa mengerjain Elsa.

Elsa POV

"Kasian Xander harus tinggal di apartment kecil ini. Tapi sepengetahuanku XXL Corp tak akan bisa bangkrut kecuali tangan Tuhan yang bekerja menjatuhkannya." Pikirku dalam hati.

Baru sebentar aku merebahkan diri di kasur telepon ku sudah berbunyi dan tertulis "mommy bitch"
"Huh...apalagi yang kau inginkan?"batinku lalu mengangkat telepon nya.

"Ya mom, ada apa?" Tanyaku
"Bagaimana tamu yang terakhir? Berapa dia sanggup membayarmu? Jangan lupa ya bagian mommy." Sahut mom.

"Jangan khawatir aku tak pernah lupa bagianmu, tapi dia baru akan membayarku 2 tahun lagi, karena aku dikontrak sewa olehnya selama 2 tahun." Sahutku berbohong padahal kenyataannya Xander sudah membayarku penuh diawal tadi.

"What's?!!! 2 years?!!!" Teriak mom yang spontan membuatku menjauhkan smartphone ku dari telinga.

"Are you crazy?!! Kau bisa hamil dear..." Ucap mom seolah-olah dia mencemaskan aku.

"Memang itu yang dia inginkan dariku. Dia ingin aku hamil anaknya." Ucapku santai berbohong lagi.

"Stupid girl!!! Kalau kau hamil bagaimana bisnis mom selanjutnya? Mom akan ambil satu anakmu untuk menggantikanmu menjadi stok mom disini." Sahut ibuku.

Sudah kutebak arah pembicaraan ini, bukan mencemaskan aku tapi menginginkan Anna menggantikan aku.

"STOP MOM!!! BERANI KAU SENTUH SALAH SATU ANAKKU, AKU TAK SUNGKAN MENCABUT SELURUH FASILITASMU DAN KULAPORKAN KAU KE POLISI, JANGAN MENANTANG DIRIKU MOM!!! INGAT ITU!!!" teriakku padanya dan langsung mengakhiri panggilan lalu melempar smartphoneku sembarang arah dengan kesal.

Pletak!

"AUWCH...SHIT!!!" teriak Xander sambil memegang hidungnya yang terkena lemparan smartphoneku.
Aku terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba di pintu kamarku.

"Sorry Xander....aku tak tahu kalau ada kau disitu, maaf ya aku tak sengaja...maaf  Xander" ucapku buru-buru menghampirinya untuk melihat keadaan hidungnya.

"Ada apa? Siapa yang telepon? Kenapa kau berteriak marah-marah seperti tadi?" Tanya Xander sambil terus mengelus hidungnya.

"hmmmmm bukan siapa-siapa" sahutku berbohong.
"Ibumu? Apalagi yang dia inginkan?" Tanya Xander lagi.

"Sepertinya percuma aku berbohong padamu, kau sudah mendengar semuanya Khan." Ucapku sambil berbalik berjalan ke arah kasur dan duduk di pinggiran tempat tidur.

"Ibuku gila saat dia mengetahui aku disewa kau selama 2tahun. Dia meminta uang bagiannya dan meminta aku memberikan Anna untuk menggantikan diriku, itulah yang membuatku sangat marah. Aku bingung, kesal dan marah bila dia mengusik anak-anakku, aku harus secepatnya mencari tempat baru untuk mereka supaya jauh dari ibuku. Huh aku pusing.."jelasku sambil melemparkan tubuhku ke belakang berbaring ke kasur.

"Tenanglah, kamu pasti bisa mengatasinya, kamu bukan gadis lemah Elsa, aku tau itu." Ucap Xander yang tiba-tiba sudah berbaring di sampingku sambil menopang kepalanya menghadap ke arahku.

Aku menghela nafasku lalu menghadap tepat ke wajahnya. Kulihat hidungnya menjadi merah karena lemparan ku.

"Maaf....hidungmu jadi merah" ucapku sambil memegang hidungnya.
"Mungkin kalau kamu menciumnya sakitnya akan hilang" ucap Xander sambil tersenyum.
"Jangan harap!!! Kau mau bayar tambahan servisku dengan apalagi huh?!" Ucapku sinis sambil berdiri dari kasur.
Kusadari wajahku memanas digoda seperti itu.....semoga tidak memerah... malu rasanya.

"Ya anggap saja ciuman maafmu, hanya di hidung bisa Khan?" Ucap Xander sambil terkekeh.
"Jangan mimpi!!! Aku lapar aku akan memasak makanan dulu, kuharap kau masih punya persediaan bahan makanan" sahutku sambil keluar kamar.

"Aku ikut...aku juga lapar." Ucap Xander langsung mengikutiku keluar kamar.

My Lovely Bitch (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang