CHAPTER 3 (SHINING DIAMOND)

206 32 6
                                    

Main cast: -SEVENTEEN
Other cast: -EXO
Rated: T
Genre: Fantasy,Romance, Brothership.

Woozi tengah berkeliling koridor sekolah, tapi dia sama sekali tidak menemukan keberadaan Wonwoo.
"Aish.. Dia kemana sih?" ujar Woozi. "Apa mungkin ke perpustakaan? Wonwoo kan suka sekali membaca buku.. Baiklah, aku kesana saja.." ujar Woozi dan berbelok terburu-buru di pertigaan koridor. Tanpa sengaja dia menabrak seseorang yang sedang membawa minuman, alhasil minuman itupun tumpah di baju mereka.

"Aduh! M-mian.. Aku tidak sengaja.." ujar Woozi yang terjatuh di lantai.

Sementara orang yang di tabrak tadi hanya memandang Woozi terkejut. Bukan, bukan melihat Woozi tapi simbol tetsan air di pergelangan tangannya.

'Jadi apakah aku bertemu secara langsung dengan penerusku? Selamat datang Sang Pengendali Air..'
-
-
-
-
-
-
-





























-
-
-

"Maaf.. Aku tidak sengaja,tadi aku terburu-buru.." ujar Woozi.
"Oh,ne gwaenchana.. Aku juga minta maaf." ujar orang yang tertabrak Woozi.
"Kalau begitu, aku harus segera pergi.. Sekali lagi aku minta maaf.." ujar Woozi dan diangguki oleh orang tadi.

Wonwoo tengah duduk sendiri dilantai ruang latihan sekolah, tidaj ada niatan sama sekali untuk kembali ke kelas. Dia sungguh malas untuk mengikuti pelajaran.

"Sepertinya lebih baij tidak usah kembali dulu... Huffft.. Aku malas sekali.." gumam Wonwoo.

Ceklek..

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka dan kembali tertutup.

"Hyung, kau disini??" tanta sseorang yang masuk tadi dan ternyata itu Mingyu.
"Kau... Kenapa kau kemari?" ujar Wonwoo ketus.
"Tentu saja mencarimu.. Aku tadi ke kelasmu, tapi Hoshi hyung bilang kau pergi keluar dan Woozi hyung juga bilang kalau dia sudah mencarimu kemana-mana tapi tidak ketemu.. Dan ternyata kau disini.." jelas Mingyu.

"Baiklah, aku akan kembali." ujar Wonwoo, berdiri dan bersiap pergi dari sana kalau saja Mingyu tidak memegang tangannya.
"Wonu hyung-" belum selesai Mingyu mengatakannya, Winwoo sudah lebih dulu memotong perkataan Mingyu.

"Jangan panggil aku Wonu, karena namaku WONWOO." ujar Wonwoo sambil menatap tajam ke arah Mingyu.
"H-hyung.." ujar Mingyu terkejut.

"Lepaskan.." ujar Wonwoo dengan nada yang rendah, terdengar menyeramkan.
"Tapi hyung.. Ak-"

"KUBILANG LEPASKAN KIM MINGYU!!!" seru Wonwoo dengan tatapan tajamnya yang mengarah tepat di mata Mingyu.

Karena terkejut, Mingyu melepaskan genggaman tangannya begitu saja membiarkan Wonwoo yang lari keluar ruangan.

"Hyung.. Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa aku merasa kau berbeda.."















Wonwoo masih terus berlari di sepanjang koridor sekolah, yang dipirkannya sekarang adalah menjauh dari Mingyu dan juga teman-temannya. Entah kenapa dia merasa benci bertemu dengan Mingyu dan dia tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh teman-temanya.

















Wonwoi membuka matanya, yang pertama ia lihat adalah namja berwajah cantik dan manis dengab mata rusanya. Awalnya dia berniat untuk menemui hyung sepupunya, Choi Seungcheol di Pledis University. Tapi entah kenapa dia malah berakhir disini.

"Kau tidak apa-apa?" tanya namja bermata rusa tadi.
"N-ne.." jawab Wonwoo.
"Syukurlah... Emm, kau pasti anak Pledis Senior High School kan?" tanyanya lagi.
"Ne.."

"Pantas saja.. Kenapa kau bisa disini?"
"Ah, sebenranya aku hanya ingin menemui hyungku.." jawab Wonwoo pelan.
"Begitu ya.. Oh, kenalkan aku Luhan." ujar namja manis bermata rusa yang merupakan seorang pengendali pikiran.
"Aku Wonwoo.." ujar Wonwoo, menjabat tangan Luhan.

'Jadi namanya Wonwoo ya? Anak yang misterius.. Cukup menarik. Tapi kenapa aku tidak bisa membaca pikiranya? Ini aneh.. Siapa dia sebenarnya?? Apakah sang pengendali pikiran??'

"Emm.. Mian, bisa kau lepaskan tanganku?" ujar Wonwoo menyadarkan lamunan Luhan.
"O-oh. Ne.." ujar Luhan.
"Maaf, sebenarnya apa yang terjadi padaku??" tanya Wonwoo.

"Tadi aku melihatmu pingsan di dekat lapangan basket, jadi kubawa ke sini saja." jawab Luhan.
"Gomawo sun-"
"Hyung, panggil aku hyung saja.."
"Arasseo.."

"Kenapa kau bisa sampai pingsan tadi?" tanya Luhan.
"Emm.. Biar ku tebak. Kau pasti belum sarapan, iya kan?"
Dan dijawab anggukan oleh Wonwoo.
"Kalau begitu, ini. Ada roti dan susu kotak, kau bisa memakannya. Aku beli di kantin tadi." ujar Luhan.
"Aniya hyung.. Itu milikmu. Aku tidak apa-apa.. Lagipula aku sedang tidak nafsu makan.." ujar Wonwoo.
"Ayolah.. Kau tidak boleh menolak pemberian orang lain.. Tidak nafsu makan bukan berarti tidak makan kan? Aku berniat menolongmu, itu saja.." ujar Luhan sedikit memaksa.

"Aniya hyung.. Aku harus pergi. Terima kasih sudah mau menolongku." ujar Wonwoo dan berlari pergi.
"Hahh.. Anak itu, keras kepala sekali sih.. Tapi aku jadi semakin penasaran dengannya. Aku sama sekali tidak bisa membaca pikirannya, tapi aku tidak melihat tanda dipunggung tangan ataupun pergelangan tangannya.." gumam Luhan.







Sementara di ruang latihan, mereka tengah  berkumpul disana. Hari ini sebenarnya tidak ada eskul dance,rap maupun vocal. Tapi mereka hanya sekedar berkumpul saja karena pelatih mereka akan pergi ke Daegu dan akan ada guru pengganti yang akan mengajar mereka.

"Baiklah.. Disini sudah ada tiga guru pembimbing yang akan menggantikan saya selama saya bertugas ke Daegu.. Kalian mungkin bisa berkenalan dengan mereka.. Sebelumnya saya pamit dulu..permisi.."

"Annyeong.. Kim Minseok imnida.. Kalian bisa memanggil saya Xiumin hyung.. Saya pelatih dance." ujar Xiumin si pelatih yang manis.

"Nihao.. Zhang Yixing imnida.. Cukup panggil Lay saja. Saya berasal dari China dan saya adalah pelatih dance kalian. Dan juga saya bisa mengajarkan alat musik kalau ada yang berminat." ujar Lay dengan senyumnya.

"Hello.. Annyeong.. Nihao, Wu Yi Fan imnida. Panggik saja Kris hyung atau gege. Terima kasih atas perhatiannya, sata akan menjadi guru rap kalian. Mohon kerja samanya." ujar Kris.

"Ne, annyeong.... Kim Joonmyeon imnida.. Mungkin akan terdengar akrab kalau kalian memanggil Suho hyung. Saya pelatih vocal disini. Saya harap kalian bisa bekerja sama dengan kami selama 3 bulan kedepan. Terima kasih." ujar Suho.

Deg!

"Tunggu! Bukankah, dia namja yang tadi pagi?"

TBC..

Sekian dulu ye..
Jangan lupa komen dan reviewnya...
Terima kasih sudah membaca cerita yang acak-acakan ini..
Hehehehe..
Maaf kalau ada salah dalam penulisan ataupun bahasanya..

Annyeong..

THE NEXT GENERATION OF TWELVE POWERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang