6. Pengorbanan.

5.7K 220 17
                                    

Aku bahagia melihat sahabatku bahagia.

Terkadang kita harus merelakan kebahagiaan kita untuk membahagiakan orang lain.

"Kenapa kamu menangis anya ?" tanya Bang faez.

"Nggapapa ko Bang".

"Apa aku bilang jangan sok kuat".

"Apa sih?, aku iklas "

"Lantas mengapa kamu menangis ?"

"Bang aku tak apa".

Mana mungkin aku berbagi kesedihan pada orang yang selalu membagi kebahagiaan nya kepadaku.

"Ya sudah, kalau kamu butuh temen curhat ada aku dan Fatimah, datanglah kerumahku".

"Iya bang".

Seminggu sudah pernikahan Zia.

"Zi ayo sarapan ".

"Iyah Kak Anya ".

"Mas Dev belum bangun ?". Tanyaku .

"Belum Kak".

"Oh ya sudah, aku bangunkan dia dulu yah".

"iya Kak".

-Rizky pov.

Setega inikah aku padanya, ya Allah, dia rela mengorbankan kebahagiaan nya untukku.

Pernikahan ini malah membuatku dan dia terluka.

Aku menikah dengan suami sahabatku sendiri.

Aku merebut kebahagiaanya.

Aku tahu di balik senyumnya yang selalu dia tampakan dia menahan sakit di hatinya.

Bagaimana aku tega, di saat Devan belum mencintai Anya, dan aku sudah hadir di tengah-tengah mereka.

Devan begitu dingin, yang Anya tahu depan tidur bersamaku, nyatanya kami tidur terpisah, aku yang harus tidur di sofa.

Tapi aku tak ingin mengatakan ini pada Anya sebab ini masalah pernikahanku, dan aku tak ingin menambah beban pikiran Anya .

Minggu besok adalah jadwalnya Devan tidur di kamar Anya.

Aku hanya takut bahwa perlakuan depan kepada Anya sama dengan perlakuan nya padaku.

Aku tak rela bila sahabatku di sakiti, bagaimanapun dia selalu mengorbankan dirinya untuk kebahagiaanku.

Devanya pov.

Apa perlakuan depan kepada Zia, baik, atau sama seperti dia memperlakukanku.

Aku tak marah bila perlakuan Devan baik pada Zia yang aku takutkan adalah jika perlakuannya sama dengan dia memperlakukanku.

Dingin tak berperasaan .

Depan pov.

Di saat kau mulai mencintai wanitamu dan kau di suruh untuk menikahi perempuan lain.

Kecewa, marah meliputi diriku, bagaimana tidak dengan susah payah aku berusaha untuk menerimanya dan di saat aku mulai menerimanya dia malah menyuruhku menikahi sahabatnya yang kebetulan adalah adik dari mantan pacarku.

Aku yang di bakar amarah saat mengetahui bahwa penghianat itu sudah kembali, menyetujui ide gila istriku, semata-mata hanya untuk menekankan pada Dewi bahwa aku sudah move on darinya.

Aku tahu wanita ular itu marah saat tahu aku menikahi adiknya.

Sebab terlihat sekali kilatan kekesalan di matanya.


Kalau cerita ini di tamatin aja gima yah?.
Tapi hanya 10 part dan langsung tamat.
Gimana pendapat kalian, atau mau part panjang tapi menunggu lama, bahkan berbulan bulan.

Crazy Dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang