Part 5 - Towards The D Day

984 62 31
                                    

By Elisa 

---

Tidak terasa sekali waktu sudah berlalu begitu cepatnya. 

Begitu banyak persiapan dan acara yang harus kami lakukan sebelum aku resmi menjadi istrinya.

Aku bahkan tidak pernah bermimpi akan sebanyak itu adat istiadat dan acara yang harus dilakukan.

Aku bingung sebenarnya... mau mulai dari mana menceritakannya.

Tadinya aku mau menceritakan mulai dari ketika Ayano bersamaku ke Hong-Kong untuk menemui orangtuaku.

Tapi akan terlalu panjang jadinya. Jadinya aku persingkat saja ya.

Intinya, seperti yang kukhawatirkan, mama dan adikku tidak menceritakan sama sekali tentang Ayano pada papaku.

Jadi, tentu saja papaku terbengong-bengong ketika Ayano datang untuk mengatakan bahwa dia bermaksud untuk menikahiku.

Sedangkan mamaku tentu saja tidak berhenti-berhentinya tersenyum dan meledekku. Dan sukses beberapa kali membuat mukaku hampir meledak saking malunya atas pertanyaan-pertanyaan menjurus yang dia tanyakan.

Awalnya papaku sangat awkward sekali ketika mama menjelaskan mengenai Ayano dan aku. Meskipun beliau dari awal sudah memberikan restunya sih...

Tapi ya... dasar cowok...

Ke-awkward-an papa ke Ayano hanya sampai sebatas makan malam saja.

Karena setelah itu, acara balapan motor diputar di televisi, dan tiba-tiba saja, papa dan Ayano sudah mengobrol layaknya sahabat lama...

Aku benar-benar tidak mengerti deh...

Lalu sepanjang malam itu, sampai akhirnya tiba waktu Ayano mohon diri untuk ke hotel (dan meninggalkan aku di rumah keluargaku tentu saja), papa dan Ayano benar-benar sudah sangat-sangat mengakrabkan diri dengan pembicaraan yang entah tentang apa saja.

Sampai-sampai papa menolak ide untuk mendatangkan keluarga Ayano ke Hongkong untuk melamarku. Papa berkata biar keluargaku saja yang ke Indonesia, sekalian jalan-jalan.

Dan begitulah... kurang lebih yang terjadi pada lamaran Ayano ke keluargaku...

Untungnya lagi, papaku itu pemilik studio foto di Hongkong sana, jadi ketika dia datang kemari, sekalian dia membawa teamnya untuk melakukan pekerjaan foto memfoto untukku dan Ayano di setiap acara kami.

Entah berapa upah yang dibayar papa ke teamnya itu deh...

Lalu sampailah kami pada rentetan acara...

Perkenalan antar keluarga sekaligus lamaran...

Aku merasa lelah, tapi ini adalah saat-saat yang penting dan aku tidak ingin merusaknya.

Papa sepertinya juga agak kewalahan, namun mama sepertinya menikmati setiap detiknya deh...

Kemudian perkenalan lagi dengan keluarga besar Ayano. Dimana aku benar-benar tidak menyangka salah satu paman dari Ayano ternyata adalah seseorang yang beberapa kali diliput di televisi karena terhitung orang yang cukup dikenal...

Dan pada acara itu jugalah, Ayano mengumumkan kalau kami tidak akan melakukan resepsi yang tentu saja mengejutkan semua anggota keluarga yang berkumpul (aku juga kaget mendengarnya waktu itu, sungguh).

Lalu Ayano mengatakan pertimbangannya, dia tidak mau aku kelelahan dalam balutan gaun yang ribet dan make up yang menyesakkan.

Jadi, Ayano dan aku akan mengadakan pesta kecil, mengundang hanya keluarga dan teman yang benar-benar dekat saja, dan kemudian memilih untuk bertamasya setelahnya. 

Heart to Heart Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang