Part 6 - Beautiful In White

1.4K 62 25
                                    

By Ayano

===

Yak.. karena Elisa minta saya update part supaya minggu ini nggak kosong sama sekali updatenya. Dan berhubung Elisanya tepar karena kecapean. Jadi part kali ini diserahkan ke saya.

Dari judulnya kayaknya udah tau lah ya, cerita ini tuh pas kapan?

Nah, kalo gitu, langsung aja deh ya.

===

Oke... jadi seharian ini aku belum ngeliat Elisa sama sekali..

Dan ini tuh padahal sudah bukan pesta pernikahan dengan resepsi yang harus ada acara pagi, siang dan malam.

Cuma dari Gereja, lalu lanjut cabut untuk makan-makan, beres!

Dengan begitu aku harap Elisa nggak terlalu kelelahan. Kasihan sekali soalnya melihat teman-temanku yang sudah menikah terlebih dahulu menceritakan padaku pengalaman mereka. Terutama yang pengantin wanitanya selalu mengatakan lelahnya setengah mati.. meskipun belakangnya pasti ada tambahannya "Tapi worth it" atau "once in lifetime" atau kalimat-kalimat serupa. Intinya aku menangkap lelah setengah mati.

Dan tentu saja aku tidak mau istriku sakit karena kelelahan pesta pernikahan kami. That is exactly why aku memilih pernikahan kami tidak memerlukan resepsi besar-besaran. Sederhana saja. Hanya kerabat dan teman-teman dekat saja yang kami undang menghadiri pesta sederhana setelah pemberkatan di Gereja.

Karena itu, minimal Elisa terbebas dari keharusan bangun pagi-pagi sekali untuk di make up, karena harus menghadiri pesta dengan kerabat dan teman dekat. 

Susunan acaranya kurubah. Tidak perlu pesta kerabat dan teman dekat pagi-pagi. Pesta itu kuundur nanti, setelah pemberkatan Gereja, dan resepsi kuhilangkan. Dengan demikian Elisa cukup bangun seperti jadwalnya biasa.

Tapi yah.... ini sudah dua jam lebih Elisa di make-up dan baru saja Willy dan Desy masuk ke ruanganku untuk mengatakan kalau sepertinya aku baru bisa bertemu Elisa nanti, di altar...

Nggak kebayang deh gimana kalau misalnya kami menikah biasa, dengan resepsi dan sebagainya.

Satu kali make-up saja begini lamanya, bagaimana kalau tiga kali? apa pengantin wanitanya nggak tepar itu pas resepsi?

Karena masih ada kira-kira empat puluh lima menit sebelum pemberkatan dimulai, Desy meminta diri untuk menemani Elisa sedangkan Willy tinggal.. untuk meledekku habis-habisan tentunya.

"Akhirnya lu married juga" kata Willy "Kaga disangka buaya langit macem lu akhirnya bisa nurut sama satu cewek"

"Haloo.. kulkas ngomong sama lemari" balasku "Lu sendiri kan bakal married juga dua bulan lagi" 

Yap, sorry aku spoiler sedikit. Mereka, maksudnya Willy dan Desy memutuskan untuk menikah. Lamaran mereka sudah dilangsungkan minggu kemarin, dan pernikahannya dua bulan lagi. Mepet banget kan?

Tapi yah... dasar horang kayah si Willy itu... 

Perjuanganku bertahun-tahun untuk beli rumah, nabung dan lain sebagainya dikalahkan olehnya hanya dalam waktu satu bulan saja. 

Tahu-tahu saja dia sudah siap untuk menikah. Dan for the record, pas dia propose ke Desy, aku dipaksa ikut. Nggak, bukan karena dia gugup atau apa, kagaak. Tapi buat megangin kamera.

Suwe kan tu anak?

Tapi berhubung dia udah banyak bantu pas aku propose ke Elisa juga... jadi yahh.. aku nggak keberatan deh ngebantuin ngerekam dia berlutut pegang bunga, baca puisinya Kahlil Gibran, terus mengucapkan kata cinta sebelum ngasih tau Desy kalau dia mau ngelamar (Kalo diinget sekarang pengen ketawa guling-guling deh).

Heart to Heart Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang