6. Kumpul tugas

605 44 0
                                    

Jangan lupa buat vote dan komentar ya! Aku sangat berterimakasih pada kalian yang mau mengapresiasi karyaku!

Terimakasih.🤗❤️

Aresha tampak terburu-buru berlari dari gerbang menuju kelasnya, setelah sampai di ruang kelasnya ia langsung menduduki bangkunya yang berada di deretan ketiga dari depan meja guru.

Aresha pun langsung membuka laptopnya dan menghidupkannya. Dia langsung mencari folder yang bertuliskan "Tugas PKN" lalu segera mungkin dia mengetik ulang apa yang belum dia ketik, dan dia memperbaiki kata atau kalimat yang kurang tepat.

Pelajaran pertama sudah dimulai, saat ini memang raga Aresha berada di pelajaran pertama ini –Bahasa Inggris– tetapi pikirannya melayang pada pelajaran PKN setelah istirahat nanti. Inilah susahnya jadi ketua kelompok, yang lebih banyak mikir dan mengerjakan ya ketuanya.

"For your homework, open your book page thirty five. And then—,"

Tiba-tiba pengarahan dari Mrs. Rose terpotong begitu saja karena bunyi bel yang menandakan pelajaran berakhir dan waktunya istirahat telah berbunyi.

"Hm, Okay. I think, our class is finished for today. Thank you," Ucap Mrs. Rose yang langsung meninggalkan ruangan kelas tersebut.

Aresha pun lalu dengan gerakan yang terburu-buru membuka laptopnya untuk kembali menyunting ulang tugas PKN nya.

"Udah dulu kali, Ar, mending kita ke kantin dulu yuk. Nanti sakit lo malah kambuh lagi, dari pagi lo belum makan sedikit pun kan? Kalau misalkan ditanya Bu Rina bilang aja belum siap terus minta dispensasi besok untuk ngumpul," Tegur Avira.

"Ga bakal bisa, Vir. Lo tau kan bu Rina gimana? Ibu itu ga bakalan terima alasan apapun kalau hari itu udah jatuh temponya ngumpul tugas," Jawab Aresha.

"Bukan gimana-gimana, Ar. Muka lo udah pucet, lo pasti pagi tadi belum makan apapun kan?" Tanya Farahdina.

"Ah udah deh gapapa ini kok, masih kuat kok gue. Duluan aja sana Vir kalo mau ke kantin beli makan," Suruh Aresha.

"Yaudah gue sama Vira duluan nih ya? Kalau ada keperluan apa atau minta dibeliin apa langsung telpon gue ya, Ar?" Jawab Farahdina.

"Ok sip. Makan yang kenyang lo pada," kekeh Aresha

Farahdina dan Avira pun sudah keluar kelas dan menuju kantin. Aresha pun kembali fokus pada laptopnya untuk memperhatikan kata-kata yang kurang, atau materi yang belum ada pada tugas kelompoknya.

"Ar? Ga ke kantin lo?"

"Ga. Masih banyak tugasnya belum ke edit. Ngapain lo kesini? Ga ke kantin lo, Rel?" Jawab Aresha sekenanya.

"Tadi balik ke kelas rencananya mau ambil uang di tas ketinggalan. Ar, gue aja yang lanjutin edit tugasnya, lo ke kantin aja muka lo udah pucet. Nanti kalo lo kenapa-napa gitu kan ga lucu," cerocos Farrel yang khawatir melihat wajah pucat Aresha.

"Ga usah lah Rel, gaperlu. Gue bisa sendiri, mending pergi deh," Ketus Aresha.

Farrel membulatkan matanya tak percaya, sudah dikhawatirkan malah menjawab seperti itu. Apa salah Farrel memperhatikan Aresha? Bukannya itu merupakan bagian dari sifat empati?

Sincerity of AreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang