7. Toko Buku

217 11 0
                                    

Dari kejauhan Aresha melihat seseorang wanita berambut panjang sedang menyapu di depan pintu kelasnya. Aresha agak takut karena ini masih cukup pagi dan juga ia sering mendengar curmis tentang sekolahnya itu.

Ia berhenti sebentar untuk melihat ke depan dan meyakinkan bahwa yang menyapu itu memang manusia. Aresha tarik napas untuk memulai langkahnya lagi. Saat ia akan melangkah maju melanjutkan langkahnya tiba-tiba terasa ada yang menarik tasnya dari belakang.

Ya Allah. Ini masih pagi banget untuk hantu-hantu itu muncul. Plis dong teman-teman hantu jangan ganggu gue. Batin Aresha memohon.

"Udah sehat lo, Ar?"

Aresha mendengus kuat lalu menoleh kebelakang dan memelintir pergelangan tangan Nando . Ya. Lelaki yang membuat Aresha takut setengah mati itu adalah Nando. Teman Farrel yang satu ini memang terkenal jahil di kelas.

"Aw–aw sakit woi, Ar." Ringis Nando saat mendapat penyerangan tiba-tiba.

"Dasar sialan lo, Nan." Omel Aresha sambil menjitak palak Nando lalu melepaskan pelintiran itu dari tangan Nando.

"Lagian lo pagi-pagi udah ngelamun aja sih, takutnya tadi lo kesambet,"

Aresha mengepalkan tangannya lalu mulai menyerang Nando dengan pukulan-pukulannya.

"Woi, Ar, udah dong sakit woi." Ringis Nando sambil mencoba menghindari pukulan Aresha.

Aresha berhenti memukuli Nando karena ada yang mencekal tangannya. Ia langsung menoleh untuk melihat siapa yang mencoba menghentikannya.

Aresha melotot pada orang yang baru saja mencoba menghentikannya. Tapi orang itu memasang wajah santai lalu menaikkan alisnya dan memasukkan satu tangannya yang bebas ke kantong hoodie-nya.

Aresha berhasil melepaskan tangannya dari cekalan orang itu dengan menghentakkan tangannya.

"Apasih lo," Geram Aresha pada cowok di samping Nando.

"Eh pak bos tumben dateng pagi bener." Nando tersenyum cerah saat melihat Farrel berada di sampingnya.

"Kalo gitu gue duluan ya, takut ganggu waktu pak bos dan bu bos." Nando menggoda mereka berdua lalu Farrel yang menyikut perutnya.

"Aw sakit aw aw sakiiiit. Ini bu bos galak bener, Rel, pagi-pagi udah keluar aja singanya." Ucap Nando sebelum meninggalkan mereka berdua.

Setelah kepergian Nando ke kelas. Aresha menatap tajam Farrel yang berada di depannya.

"Apa lo liat-liat?! Ngapain lo masih disini!?" Ketus Aresha pada lelaki di depannya lalu berjalan meninggalkannya.

Farrel menatap kepergian Aresha, lalu tersenyum geli melihat tingkah laku perempuan itu.

"Dasar singa," Gumam Farrel sambil menyunggingkan bibirnya melihat Aresha.

🥀🥀🥀

"Tadi pagi lo cepet banget dateng, Vir. Gue kira lo tadi hantu sampe gue ga berani masuk kelas coba," Aresha menatap Avira dengan tatapan kesalnya.

"Yah lo lagian bego juga, masa iya hantu munculnya pagi-pagi. Mau sarapan kali itu hantu." Kekeh Avira yang ditanggapin dengan muka sebal dari Avira.

"Kalian ke kantin ga nih?" Tanya Farahdina.

"Kantin lah," Seru Aresha dan Farahdina.

Mereka bertiga sudah memesan pesanan mereka. Keadaan di kantin sangat ramai, bahkan seluruh tempat duduk sudah terisi semua. Hanya sederet bangku di hadapan Farrel dan teman-temannya lah yang masih belum terisi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sincerity of AreshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang