1

228 29 5
                                    

Yuju mencoba untuk meraih ponselnya yang dari tadi berdering di meja tepat sebelah tempat tidurnya itu. Yuju mengerang pelan.

"Halo?" Ujarnya dengan suara yang parau.

"APA YANG KAU LAKUKAN HAH? INI SUDAH PUKUL 9 PAGI DAN KAU BARU BANGUN?" Teriak seseorang yang tidak lagi adalah sahabatku , Eunha dari sebrang telepon sana.

Yuju menghela napas pelan sambil perlahann mendogak melihat jam dinding di depannya. "Lalu? Kenapa kalau aku baru bangun sekarang? Lagi pula hari ini aku libur." Ujar Yuju sambil menguap.

Terdengar Eunha menghela napas menstabilkan emosinya. "Temui aku 1 jam lagi di starbucks."

"Kau sudah tau kalau aku tidak punya uang. Kenapa kau mengajakku ke tempat seperti itu ?"

"Pernahkah aku mengajakmu ke tempat mahal kalau bukan aku yang mentraktirmu?" Tanyanya mencoba untuk menjadi lembut padahal aku tau kalau dia sudah emosi.

"Baiklah bos." Yuju memutuskan panggilannya dan bersiap siap.

Yuju dan Eunha sudah berteman sejak mereka masih duduk di bangku sd. Keluarganya juga sangat dekat. Orang tua Eunha bekerja di perusahaan orang tua Yuju. Mereka saling membantu. Orang tua Eunha sudah menganggap Yuju seperti anak sendiri. Tapi hal itu berubah dalam sekejap.

Pada saat Yuju menginjak umur 15 tahun, orang tuanya meninggal akibat jatuhnya pesawat. Mayat mereka masih belum di temukan sampai saat ini. Tapi Yuju percaya bahwa orang tuanya masih hidup , tapi tidak ada jejak sama sekali.

Semejak saat itu , kehidupan Yuju berubah. Dari gadis yang periang menjadi gadis yang penyendiri. Dia tidak memiliki siapapun di Busan. Keluarga Yuju yang lainnya berada di Daegu. Ia tidak mau pindah ke Daegu karena tidak ingin menyusahkan tantenya. Lagi pula sekarang Yuju sudah berumur 18 tahun, dia sudah bisa mencari uang sendiri walaupun tidak banyak tapi masih cukup untuk kehidupannya seorang.

Orang tua Yuju meninggal tanpa meninggalkan sesuatu. Harta , semuanya hilang. Tapi tidak dengan sahabatnya satu ini. Eunha selalu ada di sisi Yuju kapanpun. Walaupun orang tua Eunha tidak mengijinkan Eunha untuk bertemu dengan Yuju lagi.

Orang tua Eunha saat ini menjadi pemilik perusahaan orang tua Yuju dulu. Walaupun demikian , mereka tidak menganggap Yuju ada , atau mereka tidak menafkahi Yuju. Tapi Yuju tidak peduli soal itu.

Yuju memoleskan sedikit bedak di permukaan wajahnya lalu ia mengambil jaket hitam yang di gantung di depan pintu.

※※※※

Eunha turun dari tangga kediaman rumahnya dengan diam diam. Karena ia takut kalau ayahnya mengetahui bahwa ia sedang ingin pergi saat ini.

"Kenapa kau berjalan pelan pelan seperti itu Eunha?" Ujar seseorang di belakang yang tak lain ayahnya.

"A-aku..--

"Kau ingin pergi? Jangan bilang kalau kau ingin menemui gadis itu lagi." Potong Tuan Jeon dari atas tangga itu.

"Ti-tidak..--

"Sudah berapa kali ku ingatkan supaya kau tidak berteman lagi dengan gadis itu. Gadis itu berbahaya , kau tidak boleh menemuinya lagi.!" Bentak ayahnya dengan tegas.

"Tapi ayah..--

"Oh , ayah baru ingat kalau minggu ini adalah minggu terakhirmu di Busan karena minggu depan kau akan pindah ke Seoul. Kalau begitu , kau boleh menemuinya untuk terakhir kalinya." Lanjut Tuan Jeon.

Eunha menghela napas panjang menyadari bahwa ini adalah minggu terakhirnya di Busan. Ia akan melanjutkan studinya di Seoul menjadi seorang penari ballet. Walaupun dia sama sekali tidak menyukai ballet.

Despacito → [vkookmin ff] hiatus.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang