2

102 27 9
                                    

"Dasar menyebalkan." Gumam Yuju pelan tapi pastinya di dengar oleh pria itu.

Pria itu menatap Yuju dengan serius. "Aku ? Menyebalakan? Jelas jelas aku membantumu."

"Membantuku? Dasar idiot. Apa gunanya membantu kalau kita berdua berakhir disinki." Jawabku kesal sambil berjalan ke arahnya bersiap siap untuk meninju wajahnya itu.

"Kau ini..--

"Yuju-aa? Kau di dalam? Kenapa lama sekali?" Eunha berteriak dari luar. Yuju dan pria itu serempak menengok ke arah pintu.

"Eunha, tolong aku. Aku terjebak disini bersama pria idiot." Ujar Yuju setengah berteriak.

Pria itu langsung menatap Yuju tidak menerima.

"Apa kau menutup pintunya? Jelas jelas disini tertulis..--

"Bukan aku yang menutupnya , tapi pria idiot ini yang melakukannya." Potong Yuju.

Pria itu menghela napas kasar. "Jelas jelas tadi pintu itu sudah duluan kau tutup nona. Kenapa jadi menyalahkanku?" Jawabnya tak menerima.

Yuju menghiraukan pria yang berdiri di sebelahnya ini.

"Tolong aku Eunha..." Yuju memohon.

"Baiklah, tunggu disini bersama pria idiot itu oke? Aku akan segera kembali." Ujar Eunha lalu terdengar suara telapak kaki menjauh.

"Ya! Berhenti memanggilku pria idiot , jelas jelas aku memiliki nama. Namaku ...--

"Aku tidak ingin tau namamu." Yuju menatap pria itu kesal.

"Baiklah. Tapi namamu Yuju kan? Hai Yuju." Sapanya yang membuat Yuju menoleh dengan tatapan kesal lagi ke arah pria itu. Pria itu menanpakkan senyumannya dengan 2 gigi kelinci di depannya itu. Senyuman yang sangat menyebalkan.

"Berhenti memanggil namaku."

"Oke , Yuju."

Yuju menatapnya dengan tatapan pergi mati saja kau keparat.

※※※※

"Permisi?" Sapa Eunha dengan salah satu pelayan di restaurant ini.

"Iya nona? Ada yang bisa di bantu?" Tanyanya sopan.

Eunha berjalan semakin dekat ke arah wanit paruh baya itu. "Temanku terjebak di kamar mandi. Tolonglah." Ujar Eunha memohon.

Dia tertawa dengan terpaksa.

"Ada apa?" Tanya Eunha tidak mengerti.

"Berhentilah bermain main dengan kami. Walaupun kami sudah tua tapi kami tidak bisa di permainkan kedua kalinya." Lanjut wanita dengab lipstick se merah kemejanya itu.

"Maksudnya?" Tanya Eunha se sopan mungkin walaupun dia sudah menahan emosinya.

"Sebelum kau datang kemari dan meminta bantuan , sudah ada satu remaja seumuranmu yang mengatakan hal itu juga. Tapi pada saat kami ke kamar mandi, kami tidak menemukan apa apa. Berhentilah bermain main."

Eunha tersenyum dengan terpaksa. "Tapi aku tidak berbohong."

"Sudahlah, sudah malam ,kami sudah tutup. Mending kau pulang ,raih cita citamu setinggi elang. Sana pergi." Ujarnya tanpa menatap Eunha sekalipun.

"Apa? Dengar ya ibu , saya sudah menahan emosi saya dari tadi , tapi semakin saya menahan semakin saya marah dan emosi sa..--

"Satpam , tolong bawa keluar dia dari sini. Kita sudah tutup , maaf."

"Ta-tapi..--

Belum sempat berkata kata , Eunha sudah di bawa keluar oleh seorang pria bertubuh besar.

Despacito → [vkookmin ff] hiatus.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang