Sin - Chapter 3

95 15 9
                                    

"Girl don't keep alone. If this is a sin, I'll probably gonna sin again. I know that I'm walking on thorns, cause you are alone. I will embrace you until I'm drenched in blood. Until I'm out of breath, ride or die, I'm gonna go."


Akhirnya Naomi melakukan comeback untuk album terbarunya di pertengahan Juni. Tepat seperti perkiraan JYP dan para staff, lagu yang dibawakan Naomi kali ini mendulang sukses besar. Lagu yang kuberi judul dengan 'Holic' itu berhasil menduduki peringkat teratas di berbagai macam portal internet dan juga meraup tropi kemenangan di acara-acara musik. Semua orang sedang sibuk saat ini, Naomi mendapat banyak tawaran untuk tampil di acara televisi maupun wawancara di majalah-majalah terkenal.

Aku bangga padanya. Ia selalu melakukan yang terbaik.

Aku meneguk segelas susu setelah melahap habis sarapanku. Hari ini aku harus ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan. Entah sampai jam berapa, tapi kupikir akan selesai sore nanti. Apa Naomi ada di kantor? Rasanya ingin sekali melihatnya hari ini. Sebaiknya aku membelikannya sebuah buket, ia pasti akan senang.

Ketika aku menyadari bahwa bibirku mulai membentuk lengkungan senyuman, ponselku berdenting.

Apa kabar? Masih ingat denganku? Sebaiknya ya, karena aku ingin memberikan sebuah kejutan. Ini tentang Naomi.

Begitu membaca pesan tersebut, secara otomatis otakku langsung menyebutkan nama Akira. Sial, apa lagi yang dilakukannya? Sebelum aku selesai mengetikkan balasan, sebuah pesan singkat kembali masuk.

Tenang saja, aku tidak akan macam-macam. Hanya ingin membuatnya lebih terkenal. Dia pasti juga akan suka dengan kejutan ini.

Tanpa sadar aku menahan napasku, gelisah menunggu sesuatu yang akan masuk ke ponselku lagi. Tuhan, ku mohon...

Ting!

Aku pun membuka isi pesan tersebut.

Skandal Besar Penyanyi Naomi Lee: Masa Lalu yang Kelam Terkuak, Publik Mulai Meragukan Sifat Manis Naomi Selama Ini.

Itu adalah sebuah judul artikel internet yang berhasil membuat kedua mataku terasa panas. Tanpa sadar tanganku sudah bergetar ketika membaca berita yang mengerikan tersebut. Akira benar-benar gila, ia menyebarkan video menjijikkan itu dan sukses membuat nama besar Naomi hancur.

Aku tidak bisa membiarkannya kali ini. Aku harus melakukan sesuatu.

"Kau dimana?" aku menghubungi Akira untuk mengajaknya bertemu. Agar ia tidak lagi menjadi seorang pengecut.

...

Bug!

Aku tidak bisa menahan diriku lagi untuk tidak melayangkan tinju di wajah Akira ketika melihatnya. Pria itu langsung jatuh tersungkur dengan sudut bibir yang berdarah. Namun ia malah terkekeh memandangku. Dasar keparat.

"Apa yang kau lakukan pada Naomi, hah?" bentakku sambil mencengkeram kerah kemejanya. "Dasar pecundang, beraninya kau merusak karir Naomi," sekali lagi kupukul wajahnya, kali ini mungkin rahangnya sedikit retak. Aku tidak peduli, aku bisa saja membunuhnya.

"Hahaha ..." tawa Akira tanpa rasa takut sedikitpun terpancar dari raut wajahnya. Ia terlihat berantakan, tapi kebengisannya tidak berkurang. "Kau sangat mencintai gadis itu ya? Sampai-sampai kau mau menghajarku seperti ini. Yah, pukulanmu bagus juga."

Tanpa ampun aku kembali menendang tubuhnya hingga Akira terguling sambil memegangi perutnya. Sekali lagi ia membuka mulut kotornya untuk mengatakan sesuatu yang buruk, aku benar-benar akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. "Kau benar-benar sampah. Dulu kau mengerjai Naomi setega itu dan sekarang kau menghancurkan karirnya. Apa yang salah Naomi sehingga kau terus mengganggu hidupnya?"

[COMPLETED] Defsoul Trilogy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang