chapter - 20

5.3K 193 48
                                    

Sebelumnya Sandra tinggal sendiri?" Tanya Oliv.

"Enggak, mba Sandra tinggal sama neneknya"

"Kamu tahu dimana rumahnya?"

"Dulu aku pernah kesana sama kak Tama"

"Kamu bisa antar mba ke sana?"

"Iya mba, aku ganti baju dulu"

"mba tunggu dibawah ya"

Tak lama Oliv menunggu, Aldo telah sampai dan mereka langsung memasuki mobil.

"untuk apa mba kesana? " tanya Aldo yang sekarang tengah menyetir mobil menuju kerumah yang ditempati neneknya Sandra.

"mba harus cari tau alasana kenapa mama nggak suka sama mba Sandra, biar semuanya selesai" Jawab Oliv

    Kurang lebih 50 menit kemudian Aldo mulai mengurangi kecepatan mobil.

"Di daerah sini mba, tapi aku nggak bisa pastiin dimananya, coba kita kedepan dulu ya mba" Aldo memperhatikan tempat sekelilingnya untuk memastikan dimana tepatnya dulu ia pergi kerumah Sandra bersama dengan Tama.

Tak lama kemudian Aldo memberhentikan mobil di depan sebuah gang.

"di sini Do? " tanya Oliv yang melihat ke arah dalam gang.

"iya mba, rumahnya masuk di gang ini mba"

Keduanya turun dari mobil lalu berjalan memasuki gang itu, gang yang tidak terlalu ramai,  disana ada kumpulan ibu-ibu yang sepertinya tengah membicarakan hal-hal yang menyenangkan seraya melihat anak-anak yang tengah bermain sepatu roda.

"rumahnya yang mana Do" tanya Oliv

"udah beda suasananya mba, aku juga bingung" jawab Aldo dengan menggaruk kepalanya.

"kamu tunggu disini, biar mba tanya sama ibu-ibu itu" Oliv mengarahkan pandangannya kearah kumpulan ibu-ibu.

Oliv berjalan menghampiri kumpulan ibu-ibu.

"permisi Bu, numpang tanya ibu tau rumahnya Sandra? "

"Sandra yang tinggal didaerah sini sudah lama pindah dek" jawab salah satu ibu.

"sebelum nya dia tinggal dengan nenek nya? " lanjut Oliv bertanya.

"iya dek"

"sekarang neneknya...?"

"nenek nya udah meninggal 2 tahun yang lalu, dan itu terakhir Sandra datang kesini"

"kerabat Sandra yang lain ada yang ibu kenal?"

"saya enggak kenal, tapi coba kamu kerumah uang ada dibelakang kios itu, itu rumah neneknya Sandra yang akan dijual, disitu ada papan iklan dan ada nomor Hp" tunjuk ibu tersebut kedalam sebuah kios, mata Oliv mengikuti arah yang ditunjuk ibu tersebut.

"terimakasih bu, permisi bu"

    Oliv melangkah menuju ke arah tempat Aldo berdiri, lalu menceritakan kembali apa yang ia ketahui dari ibu yang tadi.
Mereka langsung berjalan ke arah rumah yang berada tepat dibelakang kios tersebut.

"benar mba ini rumahnya, tapi dulu nggak ada kios" Aldo memperhatikan rumah yang ada didepannya.

"itu ada nomor Hp, coba mba hubungi" tunjuk Aldo pada sebuah papan iklan yang menempel didinding rumah itu dan tertera nomor yang bisa dihubungi.

Oliv langsung mengeluarkan ponsel miliknya dan mengetik nomor yang ada dihadapannya.

"menurut kamu ini nomor mba Sandra?" tanya Oliv kepada Aldo.

"aku rasa bukan mba" jawab Aldo, dan Oliv langsung menghubungi nomor tersebut.

"nomor nya sibuk" ujqr Oliv.

"jadi sekarang gimana mba? "

"kita pulang aja, nanti mba coba hubungi lagi. Makasi banget Do kamu udah mau nemenin mba"

"tenang aja mba, aku siap membantu, tapi aku haus mba, kita singgah beli minum dulu ya, mba yang traktir " ujar Aldo dengan manisnya, dan tersenyum.

Oliv yang mendengar sang adik ipar hanya terkekeh, Aldo memiliki sifat humoris yang tidak dimiliki patuh, meski begitu Oliv tetaplah mencintai Patuh.
Mereka langsung memasuki mobil.

***

"sampai kapan kita disini" tanya Sandra kepada patuh saat sedang membantu bersiap-siap berangkat untuk bertugas.

"Mas juga nggak tau, tapi untuk waktu yang mungkin sedikit lama, palingan sampai tugas maa dipindahkan lagi. Lagian disini lebih nyaman, kamu tenang aja mama nggak akan datang lagi" Tama mencoba untuk meyakinkan Sandra.

"kalau kita disini terus masalah nggaka kan selesai, lagian mas nggak penasaran kenapa mama ngelarang kita? " tanya Sandra seraya keluar dari kamar dan menuju meja makan.

"itu juga yang mas cari tau dari dulu, taoi mama cuma diam aja" jawab Tama mengikuti Sandra dari belakang.

"kita harus cari tau sendiri mungkin mas, biar semuanya selesai"

"iya, mas akan cari tau lagi"

"dulu mama enggak begini, aku ingat terakhir aku jalan sama mama dua hari sebelum mama ngusir aku dari rumah kamu, hari itu aku juga lihat ibu aku ada ditempat yang sama, tapi ibu nggak ngenalin aku"

"kamu mau.. "

"mama.. " panggil Sasya yang baru saja keluar dari kamarnya.

"anak mama udah siap" ujar Sandra menghampiri Sasya.

"gimana Ma, aku udah rapi belum? "

Sandra mesejajarkan dirinya dengan Sasya, memegang pundak Sasya serta senyuman manis yang tidak lepas dari wajahnya. "anak mama udah besar, udah bisa pakai seragam sendiri"

"iya dong Ma, Pa Sasya hari ini kita pergi lebih cepat ya" Ujar Sasya.

"siap tuan putri, tapi harus sarapan dulu"

"Oke Pa"

Setelah selesai sarapan Patuh dan Sasya langsung berangkat, sebelumnya mereka terlebih dulu pamit ke Sandra.

Dalam diamnya Patuh memikirkan bagaimana ia bisa menyelesaikan masalah ini,  sudah bertahun-tahun ia mencari tau penyebab orangtuanya yang tidak menyukai Sandra, semuanya sudah dilakukan Patuh tapi nihil, bertanya kepada mamanya pun sudah tidak terhitung legi berapa kali ia bertanya, mama nya tetap bungkam.





Btw maaf pendek banget lanjutannya.
Minal aidzin walfaizin maaf zahir batin....



😁😁😁

After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang