Chapter-17

5K 195 44
                                    

"Saya ngga habis pikir sama Tama pa" ucap  bu Risma, mondar-mandir di kamarnya.

"Kita tanya dulu sama Tama nya, apa yang terjadi sebenarnya" respon dari suaminya (Ali) yang terlihat tengah berpikir.

"Dia ngirim kita pesan dan ngasih tau semuanya, kurang jelas apa lagi? Dan Oliv, Tama ninggalin Oliv gitu aja. Apa yang dia cari dari wanita itu?"

"Udah ma, tenang"

"Gimana saya bisa tenang kalau situasinya begini?"

Siang tadi Patuh mengirim pesan singkat kepada Risma, menceritakan semuanya.

Setelah pembicaraannya dengan Ali (suaminya), Bu Risma langsung menuju ke rumah tempat dimana sekarang hanya ada Oliv didalamnya.

Tanpa menunggu lama Bu Risma sampai di rumah Patuh, dan langsung masuk dan memangil Oliv.

"Oliiivvvv.. sayanggg"

Oliv yang mendengar namanya dipanggil langsung keluar dari kamarnya dan mendapati ibu mertua nya yang tengah berada di sofa.

Bu Risma yang melihat Oliv keluar dari kamar merasa sedikit aneh.

"Mama" Oliv langsung menyalami Bu risma dan memeluknya.

"Mama pergi sendiri?"

"Kenapa kamu keluar dari kamar itu?" Bukan menjawab, Bu risma kembali bertanya dengan mengisyaratkan arah arah kamar dengan dagunya.

"Oh, itu hmm tadi aku lagi istirahat di kamar sebelah" jawab Oliv ragu.

"Ada apa sebenarnya Liv?"

Oliv yang mendengar pertanyaan itu hanya menunjukkan kebingungannya.

"Mama udah tau semuanya"

"Maksud mama..?" Oliv bertanya masih dengan nada ragunya.

"Dimana Patuh?"

"Dia lagi kerja" jawab Oliv cepat.

"Ini hari minggu"

"Dia ada tugas ma"

"Sejak kapan Patuh pergi?"

"Tadi pagi ma"

"Sejak kapan Patuh pergi ke Kalimantan?" Arah pandang Oliv langsung mengarah ke Bu Risma begitupun Bu risma.

"Kenapa selama ini kamu diam Liv?" 

Oliv hanya diam, dia tidak ingin menjawab apa-apa.

"Kita berangkat ke Kalimantan besok, kamu harus.."

"Enggak Ma" Oliv langsung menyanggah ucapan Risma.

"Kita harus selesain ini Liv"

"Aku tau, tapi Oliv ngga bisa ke sana"

"Terus kamu mau diam aja disini? Patuh itu suami kamu"

"Aku ngga mau maksa Patuh, biarin Patuh milih hidupnya sendiri tanpa harus dipaksa. Lebih baik aku sendiri dari pada aku sama Patuh tapi dihati nya selalu ada perempuan lain. Disini aku yang datang sebagai perusak, aku yakin sebelum aku datang mereka bahagia"

"Perempuan itu ngga pantas untuk Patuh, dia perempuan ngga benar"

"Maa, Patuh ngga mungkin nikah sama perempuan itu kalau dia ngga kenal siapa perempuan itu"

"Terserah kamu Liv, jaga diri kamu baik-baik besok mama ke Kalimantan"

"Assalamualaikum" Risma langsung kembali ke rumahnya.

Kadang memang begitu, kamu harus berpura-pura di depan semua orang.

Aku tidak ingin Patuh semakin marah kepadaku.

After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang