4. primadona

9.9K 440 13
                                    

"kau cepat cari teknisi untuk mengganti pengamanan di apartemenku! Ganti pasword kamar ini, kalau perlu tambah keamanannya, aku tak ingin ada orang asing masuk seenaknya kesini! Kau mengerti!" Perintah Neji ketus.
Tanpa menunggu jawaban dari sang assisten, Neji memutuskan panggilannya.
Dilemparnya sembarangan handphone itu ke shofa. Masih dalam posisi berdiri, Neji memijit pelipisnya.

"Neji Ni-San...." sebuah suara lembut dan bergetar terdengar dari belakang punggungnya.
Neji tertegun, suara itu seperti suara yang ia kenal. NEJI membalik tubuhnya.
Seorang gadis bersurai indigo panjang tengah menunduk dihadapannya. Tubuh gadis itu sedikit bergetar, seperti menahan tangis.
"Gomen ne, apa aku mengganggu ni-san?" Suara lembut itu bercampur isakan.
Neji masih mematung, ia takut ini mimpi, tangan neji bergerak ke arah dagu sang gadis, membuat gadis itu mendongak. Pandangan mereka bertabrakan.
"Hi na ta?"
----

# Tokyo, 1 minggu sebelumnya.

"Selamat untuk kelulusan puteri anda, Tuan hyuga." Seorang pemuda bersurai merah dengan Tatto 'Ai' di jidad itu berjabat tangan dengan Hiashi. Kemudian beralih ke Hinata dan memberinya buket bunga mawar merah yang tadi ia bawa.
"Arigatou,," Hinata tersenyum menerima bunga itu.

Hiashi yang melihat itu segera mengalihkan pandangan pemuda itu dari puterinya.
"Kalian sudah lama kenal?" Hiashi menginterupsi.
Hinata menggeleng.

"Ini kali pertama. Aku bersekolah di sekolah khusus putera."
"Perkenalkan, Aku Sabaku No Gara" sang pemuda dengan santainya mengambil tangan hinata dan menciumnya.
Dahi Hiashi berkedut, ia tak suka puterinya disentuh laki-laki asing, apalagi keturunan SAbaku.
"Hinata, pergilah temani hanabi" ujar Hiashi dengan sedikit nada perintah.

Hari ini adalah hari kelulusan Hinata sekaligus ulangtahun Hanabi. Hiashi sengaja membuat pesta meriah, karena Hanabi merengek memintanya. Gadis kecil berusia 10 tahun itu begitu suka keramaian.
Hampir seluruh tamu adalah pengusaha, baik kolega maupun saingan Hyuga, mereka membawa calon penerus muda mereka, sekalian sebagai ajang pengenalan.

setelah berbincang sebentar dengan sabaku muda, kemudian dengan beberapa pengusaha lainnya, acarapun dimulai. Hanabi tampak riang, namun bukan hanabi lah yang menjadi pusat perhatian, gadis muda bergaun putih yang tersenyum lembut disebelahnya lah yang memiliki daya tarik di tengah keramaian itu.
Hiashi yang mulai menjauhkan diri, mengawasi dari lantai atas, ia baru sadar puteri sulungnya telah menarik perhatian banyak orang.
Sebuah isyarat diberikan hiashi, Kakashi mengangguk. Tuan besar dan tangan kanannya itu berjalan menuju ruang kerja.

#

"Mereka telah tiba, tuan Hiashi." Kakashi membungkuk setelah memberi tahu kehadiran dua pemuda yang dipanggil Hiashi tadi.

Kiba dan Shino ikut memberi hormat.

" silahkan.." Hiashi memberi kode untuk kedua pemuda itu menjelaskan tugas mereka.

"Baiklah tuan, dalam pemantauan saya tak ada tanda-tanda ancaman yang membahayakan nona selama ini. Nona muda bergaul dengan baik, ia tak memiliki musuh. Selain itu juga kepandaian dan kecantikan nona muda membuat dirinya disukai oleh siswa lainnya, bahkan ia menjadi salah satu primadona sekolah. Begitu pula dengan hubungannya dengan guru, para sensei pun menyayangi nona muda. " jelas Shino, seorang guru muda yang dikirim kakashi untuk melindungi dan mengawasi hinata.

"Lalu bagaimana hubungannya dengan lawan jenis, apa anakku memiliki kekasih?"

"Maaf tuan, sepengetahuan saya nona muda tidak memiliki kekasih. Nona cukup menjaga jarak aman dengan para pemuda, selain itu nona hinata tampak belum memiliki ketertarikan soal cinta. Walaupun setiap hari selalu ada hadiah dari penggemar nona , bahkan beberapa pemuda pernah menyatakan cinta padanya, namun nona berhasil menolak dengan halus" kini Kiba, pemuda pencinta anjing yang merupakan sahabat hinata sejak smp itu buka suara.

My Only Lust (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang