Brakkkkkk
"Menyingkir dari tubuhnya!!"
Jungkook benar-benar terkejut akan teriakan taehyung, begitu pintu kamar hotel itu terbuka dengan lebarnya.
"Yahhh!! Apa masalahmu, kim?!!"
Taehyung kehilangan kendali ketika dilihatnya pipi sebelah kanan jimin memerah sehingga warnanya begitu kontras dengan kulit putih yang si mungil itu miliki.
"Kau menamparnya!!"
"Kau sudah bilang untuk melakukannya terserah padaku!!"
"Mulai sekarang aku tidak akan membuat kerja sama apapun denganmu, jungkook!!"
"Kau pikir siapa yang menyuruhku untuk datang kemari huh?!!"
Jeda sebentar. Kemudian kata-kata jungkook semakin menyulut amarah taehyung.
"Jangan karena lelaki jadi-jadian ini, pertemanan kita harus rusak."
"Lelaki jadi-jadian katamu huh?!!"
"Lalu mau kusebut apa lelaki yang terus menerus menangis seperti dia itu, tae?!"
Kata jungkook seraya menunjuk kearah jimin yang meringkuk dengan gelungan selimut didepan dadanya.
"Aku sudah bilang padamu. Jangan bersikap kasar padanya..."
Ujar taehyung yang kian melemahkan nadanya. Karena jujur saja, melihat jimin yang bergetar seperti itu. Rasanya seluruh dunia yang dia miliki hancur sampai menjadi serpihan. Hatinya begitu sakit. Terasa seolah ditusuk sebilah pisau.
"Kalau begitu, silahkan lakukan sendiri. Karena aku takkan bisa bersikap lembut seperti yang kau minta."
Ujar jungkook. Yang kemudian memakai kemeja dan jasnya dengan asal. Lalu pergi meninggalkan taehyung yang termenung bersama jimin yang menangis dengan tatapan kosongnya.
Sungguh, taehyung tidak ingin melihat jimin lagi. Tapi entah kenapa, dia tiba-tiba saja memutar balik mobilnya dengan sangat cepat. Untuk kemudian kembali ke kamar hotel ini. Dan yang semakin tidak dimengerti olehnya adalah..
Mengapa dia bisa begitu marah saat ini..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Aku akan membunuh jimin."
"Apa yang kau katakan, nak?"
"Tidak, ayah. Tadi aku hanya bergumam."
"Hm.. Yasudah. Duduk dan makanlah, sebentar lagi taehyung pulang bukan."
"Dia takkan pulang."
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Aku menelpon taehyung tadi, dan dia bilang kalau dia akan menginap di hotel malam ini."
"Hm.. Baiklah kalau begitu. Mungkin dia memang sangat sibuk untuk mengurus kantor yang baru dibelinya. Makanya dia memutuskan untuk bermalam di hotel yang dekat saja."
'Bukan.. Ayah.. Dia bersama jimin saat ini..'
Ingin rasanya irene menangis dan mengatakan pada ayahnya kalau taehyung berada di hotel itu bersama jimin. Tapi melihat sifat ayahnya yang seperti itu, jelas taehyung takkan selamat dari anak buah ayahnya yang bisa saja membunuhnya di tempat. Karena itu, dia memutuskan untuk diam saja. Dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Balas Dendam
FanficPenindasan yang diterima Taehyung adalah kesalahan terbesar yang pernah dilakukan oleh Jimin.