Chapter 5 (Masih tidak ingat?)

2 2 0
                                    

*
*
*

"Tinggalkan pesan setelah bunyi, beep"

"Hallo Fan, temen lu bener-bener dah, gak ada kabarnya dari kemaren. Gue beberapa menit yang lalu baru pulang dari resto, dianterin Dian kayak biasa. Terus gue ngambil baju gue kan tuh di kang laundry, eh ketemu Arya. Ya lo tau guekan? Gue inikan tipikal sayangan, ama waktu aja gue sayang, apalagi sama dia.. ciyahh.. ya intinya gue langsung ajak ngobrol dia, eh dia besok ngajak jalan, so gue kayaknya bakal cuti lagi. Eh iya, lo ini kapan bisa balik atau paling enggak ngehubungin gue sih? Gue kangen masa"

Clara menarik napasnya perlahan, tak lupa ia menghembuskannya kembali. Di tatapnya cuaca langit malam yang begitu dingin melalui jendela kamarnya. Tiba-tiba isi kepalanya malah asyik memutar momori masa lampau.

Tut tut tut

Clara menatap ponselnya dengan kedua alis bertaut. Sepersekian detik setelahnya, layar ponselnya berubah menjadi depenuhi oleh sebuah foto yang menggambarkan seorang lelaki yang berdiri membelakangi kamera.

"Halo?" Kata si penelfon membuka percakapan.

"Afan? Najong banget gue sumpah!" Gerutu Clara yang sempat ia tahan-tahan sejak kemarin, belum sepenuhnya sebenarnya.

"Apa kabar? Kangen nih gue" bercanda lelaki itu garing.

"Dimana lo? Gak pulang-pulang, gak inget anak bini di rumah?!" Omel Clara.

"Gue baru mau pulang, masih nunggu di bandara, lagi makan malam dulu"

Clara menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, lalu mencopot kacamatanya dan meletakkannya asal, "ciee, yang dari kemarin sama Anggi terus"

"Lanjut besok deh, besok gue ke Apart lo"

"Ajak Anggi dong, Fan"

"Bye! Good night"

Tut tut tut

Clara cekikikan sendiri dibuatnya. Ia suka sekali meledeki sahabat yang satunya ini dengan gadis muda yang menjabat sebagai sekretaris lelaki itu di kantor. Lucu sekali jika dibayangkan. Si lelaki cuek dan terkesan tidak pedulian, si wanita justru pemalu dan lebih pendiam. Akan seperti apa hubungan mereka nantinya, ya?

oOo

Clara bangun seperti biasa, ia segera meraih ponselnya yang ia letakkan di atas nakas dan mulai mengirimkan surat izin untuk Mba Carla. Selesai dengan urusannya yang satu itu, Clara memilih untuk membenahi diri sedini mungkin, jangan sampai Arya malah jadi menunggunya :))

Tok tok tok

Clara menoleh was-was, kepalanya celingak-celinguk sendiri.

"Ini jam enamkan?" Tanya Clara pada jam dinding di kamarnya.

Dan pintu terbuka saat Clara selesai mengintip dari layar interkom dan tamu tidak tahu diri karena bertamu sepagi ini, itu segera saja masuk sambil menyeret koper kecil dan jasnya di sela tangannya.

"Afan, gue mau pergi" Clara menahan tangan lelaki itu yang dengan seenaknya melangkah masuk ke dalam Apartnya.

Dengan sangat tidak berjiwa alias lebih terlihat seperti zombie, Afanpun menggeleng lemah, "sepagi ini?"

"Nanti jam sembilan, tapi guekan harus ritual dari sekarang. Nanti abis gue jalan, lo sama Radit baru kesini. Ya ya ya?"

Afan menghembuskan napasnya lelah, "tapi gue ngantuk, di pesawat gak bisa tidur! Mana delay sampe jam tiga! Ngantuk tau!"

"Tapi kan lo punya rumah, kenapa malah kesini?"

"Abis gue bored aja di rumah sendirian"

"Angginya mana?"

I Won't Say A WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang