27 Agustus 2017~Seorang laki laki berusia sekitar 25 tahun bersetelan kemeja kotak kotak dengan lunglai memasuki apartementnya.
Dia melirik sepasang sepatu berserakan menghalangi langkahnya, ia mendengus kesal.
" Tae..bereskan sepatumu!" teriaknya kesal.
Dengan gontai ia teruskan langkahnya yang sempat tersendat.
Baru beberapa langkah, dia berhenti. Tubuhnya menegang kemudian terduduk begitu saja.
Bahunya bergetar keras, sungguh dia hampir melupakan kenyataan yang sebenarnya.
Dia terisak keras, tangannya tak henti hentinya memukuli dadanya.
Dia melirik sepasang sepatu itu lagi, ia begitu ingat sepatu itu tak pernah berubah posisi sejak 2 hari yang lalu.
Tak ada yang mau membereskan maupun hanya memindahkannya ke rak sepatu.
Bukannya tak mau, dia hanya tak sanggup.Apartemenya sunyi. Padahal dulunya dia sangat suka dengan suasana seperti ini, tapi sekarang agaknya dia membenci itu.
Dengan sisa tenaga yang ia punya kemudian dia berdiri dan menuju kamarnya berusaha mengistirahatkan tubuhnya dan pikirannya.
Tidak ada lagi sapaan ketika dia pulang yang dulu selalu ia benci, ah...apalagi senyuman yang menurutnya memuakkan. harusnya dia senang dengan kondisi tersebut. Tapi sekarang dia rindu, sangat rindu. Dan itu rasanya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
LATE
Fanfiction"Sungguh aku tak mempunyai maksud seperti itu percayalah..." "Hyung...taukah bahwa pelangi itu indah, tapi sayang hanya sementara, apalagi harus ada hujan dulu, hyung kan benci hujan. Tapi apakah hyung benci pelangi?, semoga tidak" Terlambat, kata i...