Ponselnya dari tadi tak henti-hentinya berbunyi.
Dan taehyung mengabaikan semuanya, karena dia tau jiminlah yang telah menyepam ponselnya menanyakan perihal tidak berangkatnya dia ke sekolah.Wajah taehyung masam, dia baru saja menerima omelan yang sangat panjang karena melewatkan jadwalnya.
Dia kan lupa, mana tau kalo dia lupa.Dan untuk menebus keterlambatannya kemarin ia harus memenuhi jadwalnya hari ini yang mengakibatkan ia harus rela tak masuk sekolah.
"Ah...aku lelah" gumam taehyung. Bukan fisiknya yang lelah tapi pikirannya.
Dunia memang sangat adil baginya, banyak orang yang menyayanginya dan tak sedikit pula orang yang tak menyukainnya.
Siang ini matahari terlalu terik menyebabkan rambut caramelnya berkilauan tertimpa cahaya.
Dia memutuskan mampir ke cafe langgananya.
Niatnya ingin memesan kopi favoritnya ia urungkan karena mengingat pesan yang seseorang berikan padanya.
" jangan minum kopi lagi!"
" aku tak minum kopi"
"Aku tau kau sering meminumnya"
"Cuma sedikit"
" kopi bisa membunuhmu"
"Ayolah hyung terlalu berlebihan, kopi tak sekejam itu padaku, hanya kopi yang dapat menjabarkan hidupku, pahit tapi tetap kujalani"
" ini demi kebaikanmu"
" arasso..."
"Sayangilah dirimu tae"akhirnya dia hanya memesan segelas milkshake dan sepotong chesee cake. Padahal tadi dia baru saja makan siang.
Harusnya sekarang sekolah telah usai, biasannya jimin akan mendatangi cafe ini sepulang sekolah. Dan benar saja tak lama kemudian jimin datang dan segera menuju meja taehyung.
" kau dari mana saja? Membolos lagi! Apa ini kebiasaan barumu!" cerca jimin setelah duduk di depan taehyung.
Taehyung hanya menjawabnya dengan senyum kotaknya andalan.
"Aku lelah belajar" jawab taehyung santai.
Jimin menyerit bingung, hey benarkah yang di hadapannya ini kim taehyung temannya?!.
"Kau ada masalah?" tanya jimin.
"Aniyo...."jawab taehyung heran.
"Kau betengkar dengan hyung mu?" tanya jimin lagi.
"Aniyo...." jawabnya lagi.
Benar benar.... Tak ada manfaatnya menanyakan masalah taehyung kepadanya.
" aku punya game baru, mau bermain game dirumahku?" tawar jimin, seketika itu mata taehyung berbinar.
" jinja?" pekiknya senang.
Sedangkan jimin hanya terkekeh kecil.
Akhirnya sepanjang sore mereka habiskan untuk bermain game.
Setelah dirasa matahari sudah tenggelam seutuhnya
Taehyung memutuskan pulang."Menginap saja disini" ajak jimin.
"Hyung sendirian aku tak mau dia kesepian"
"Kau masih mempedulikanya" dengus jimin."Dia hyungku..."sela taehyung sambil memamerkan cengiran kotaknya.
"Sudah aku pulang dulu" ucapnya seraya berjalan menjauhi pelataran rumah jimin.
***
Apartemennya terasa sepi, diliriknya depan pintu tak ada sepasang sepatu yang biasannya berserakan.
Itu cukup menjelaskan bahwa dongsengnya itu belum pulang.
Bingung akan pemikirannya yang tiba tiba mengarah ke dongsengnya pemuda berbahu lebar itu memutuskan menuju kamarnya.
Ceklek.....
Pintu apartemennya terbuka menampakan remaja bermantel hitam yang tergesa gesa melepas sepatunya.
Reflek seokjin yang sedang memutar knop pintu menengok.
Dilihatnya adiknya yang masih berusaha menanggalkan mantelnya, kemudian di melanjutkan aktifitasnya.
" hyung aku pulang...." ucap taehyung. Diam tak ada jawaban, taehyung sudah terbiasa dengan semuanya yang penting hyungnya tau bahwa dia sudah pulang.
Sedangkan seokjin yang tengah berbaring diatas ranjangnya berdecak sebal karena tau bahwa adiknya itu pasti telah meninggalkan sepatunnya sembarangan lagi, dan itu membuat seokjin jengkel.
Tbc
Hai....sorry klo up nya lama ya....
Vote+commenya ditungggu....
Happy reading....

KAMU SEDANG MEMBACA
LATE
Hayran Kurgu"Sungguh aku tak mempunyai maksud seperti itu percayalah..." "Hyung...taukah bahwa pelangi itu indah, tapi sayang hanya sementara, apalagi harus ada hujan dulu, hyung kan benci hujan. Tapi apakah hyung benci pelangi?, semoga tidak" Terlambat, kata i...