"Ayah! Yuta! Yuto! Turun, nih sarapan udah siap!" seru bunda kepada suami dan kedua anaknya.
"IYA BUNDAAAAAA" balas ketiganya bersamaan.
Sabtu pagi menjadi hari yang sempurna bagi keluarga Nakamoto untuk berkumpul, sarapan bersama-sama. Berbagi cerita, keluh-kesah selama seminggu, sudah menjadi bagian dari kebiasaan akhir pekan milik keluarga Nakamoto.
"Yah semalem Yuta pulang malem tuh,"
Yuta dan Yuto turun dari tangga, dan langsung duduk di kursi meja makan.
"Yuta, semalam dari mana kamu?"
Yuta yang sedang minum agak tersedak ketika ditanya oleh ayahnya, "Lah? Kan Yuta udah bilang yah sama bunda. Mau pergi sama temen."
Bundanya datang ke meja makan sambil menyusun piring-piring diatas sana,"Eh? Emang iya ya? Kapan kamu ngomong sama bunda, Yut?"
"Kemaren bun, pas bunda lagi cuci piring?"
"Eh iya, bunda lupa. Hehehehe,"
"Bunda, udah mulai pikun ya?" ledek ayah.
Wanita dengan tinggi tak lebih dari Yuta itu meletakkan pancake keatas piring-piring dan menuangkan sirup mapel diatasnya, "Hadeh, iya nih. Anak-anak bunda udah pada gede sih, bunda makin tua juga."
"Oh iya, Yut? Kamu sudah tentukan mau masuk mana? Sebentar lagi kamu kan mau kelas 3" sahut ayah sambil meminum kopinya.
"Yuta kepikiran buat masuk angkatan darat Yah," Yuta mengusap-usap pahanya, takut ucapannya tidak diterima oleh sang ayah.
"Yakin kamu mau jadi kayak ayah?"
"Hm, masih kepikiran yah," jawab Yuta.
"Yuto, kamu gimana?" tanya ayah Nakamoto pada anak bungsunya.
"Ayah, Yuto masih SMP ......."
"Lah iya, ayah lupa! Hahaha!"
ㅡ ♡♡♡♡♡ ㅡ
"Sana, Dahyun, papa pergi dulu ya!" ujar ayah Sana sambil melambaikan tangan kanannya pada anak pertamanya itu.
"Pa jangan lupa oleh-oleh buat aku!" seru Dahyun sebelum ayahnya masuk ke dalam taksi.
"Hati-hati Pa!" ujar Sana.
Ayahnya kemudian masuk ke dalam taksi dan menutup pintunya.
Sana dan Dahyun masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Sana berjalan ke arah dapur, lalu meneguk segelas air putih, kemudian ia menghela nafasnya.
Drrrt drrrrt
"Halo Mo?"
"Halo? San? Gue ke rumah lo ya?"
"Lo sendiri?"
"Iya"
"Ajak Bona sekalian"
"Siap!"
Momo sebenarnya ingin menumpang wifi dirumah Sana hari ini karena ada tugas yang diberikan oleh senior KIR kepada anak baru yang ingin bergabung.
"Eh San, lo kemaren liat yang tinggi putih itu gak?" tanya Bona.
"Hah?" Sana gak mudeng, siapa yang dimaksud Bona.
"Itu loh, yang kemaren berdiri sebelah lo?"
"Berdiri sebelah gue? Pas kapan?" Sana kembali mengingat-ingat rentetan peristiwa tempo hari.
"Pas main harga-hargaan," ujar Bona.
Harga-hargaan.
????????
"Oh? Yang temennya kak Nayeon ya?" tanya Sana memastikan.
"Please, jangan bilang lo gak tau namanya?" tanya Bona sambil menarik-narik rambutnya sendiri, takut mendengar jawaban sahabatnya.
"Iya, gue gak tau" jawab Sana santai.
"Coba-coba searching instagram? Mo pinjem hape lo dong," kata Bona.
"Nih," sahut Momo sambil melempar handphonenya ke atas kasur.
"Oke, coba cari ....." ujar Bona sambil fokus kepada aplikasi Instagram di handphone Momo. Sana mendekatkan dirinya pada Bona, dan ikut menatap layar handphone Momo.
Sana benar-benar kagum dengan kelihaian Bona, karena tak butuh 5 menit untuk mencari orang yang sedari tadi ia maksud, sekarang Bona sudah berada di halaman profilnya.
"Namanya Nakamoto Yuta?" ujar Bona.
"Kok kemaren gue dengernya Tabokin aja? Gue kira itu nama panjangnya?" sahut Sana.
Momo yang sedari tadi fokus pada bahan tugasnya langsung mendekat, ikut melihat laki-laki yang dimaksud Bona.
