👐 All New

38 15 34
                                    

Emak dan papah Petrus sudah menyiapkan Sekolah baru buat Petrus yang masih menginjak kelas dua SMA. Bagi mereka, pendidikan adalah hal nomor dua setelah ilmu agama. Iya, kedua orang tua Petrus ini memang bisa dibilang religius. Ya, walau suka khilaf, namanya juga manusia, tak luput dari kekhilafan.

Betul tidak?

Orang tuanya menempatkan Petrus di SMA 1, tujuannya agar Petrus selalu menjadi anak nomor satu dimana pun dan kapan pun ia berada. Kata lainnya, sukses lah gitu. Biar jadi big boss. Ciaa.

Pagi ini, Petrus sudah mulai sekolah. Sekarang dia lagi mandi sehabis solat subuh. Padahal sekolahnya masuk jam tujuh. Tapi dari habis subuh Petrus udah mandi. Katanya sih biar gak telat dihari istimewanya. Mau nikah kali ah, "hari istimewa."

"Kamu mau ngapain?" Tanya Kosan dengan wajah heran, setelah melihat Petrus yang sudah siap dengan seragam, tas, dan juga sepatunya, pada saat jam baru menunjukkan pukul 5.45 am.

Petrus tersenyum girang dan menarik kedua tali tas gembloknya, "mau sekolah dong pah," Petrus melihat badannya, "emang gak kelihatan ya pah?" lanjutnya.

"Sekolahmu masuk jam 7, Petrus."

"Iya, Petrus udah tau. Tapi, Petrus enggak mau telat dihari istimewa Petrus ini pah."

Kosan berdecak kagum melihat semangat anaknya yang begitu berkobar bagaikan api yang membakar sampah warga.

"Gue suka gaya lo!" Kosan menepuk pundak Petrus. Selepasnya, ia berlalu kembali ke kamarnya. Mungkin ingin kembali ke alam mimpi.

Melihat respon papahnya, Petrus tersenyum dan menepuk-nepuk dadanya puas. "Gue gitu loh."

Petrus kemudian bercermin. Cermin di pojok kanan ruang keluarga, disitulah tempat Petrus bercermin. Ia menatap pantulan dirinya terus-menerus sambil bergumam, "Senin. Sekolah baru, kelas baru, teman baru, guru baru, dan suasana baru."

Petrus menghela nafas panjang dan menunduk, "semoga gue bisa! Semangat Petrus!"

**

Sofa

Satu kata, empat huruf yang merujuk ke suatu benda empuk yang besar.

Bantal

Benda kubus kecil nan kenyal dan empuk yang bisa membuat orang terlena.

Kipas Angin

Kipas ini adalah benda yang menghasilkan udara sejuk yang membuat seseorang tenang dan rileks.

Ketiga benda tersebut telah Petrus manfaatkan untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak dari aktivitas yang bahkan belum dimulainya. Jam dinding terus berdetak, terus melaju ke waktu selanjutnya. Sampai sekarang juga tetap masih berlanjut dan tak akan berhenti kalau baterainya tidak habis.

Tik tok tik tok

Bunyi detakan itu semakin tidak terdengar dan tergantikan oleh suara hentakan kaki dari tangga di ujung ruangan. Sedikit demi sedikit mulai terlihat tungkai kaki seorang lelaki paruh baya yang sebenarnya masih berjiwa muda dan tampang muda juga.

"Astagfirullah, Petrus!" Dua kata yang terlontar begitu saja dari lelaki paruh baya yang terlihat muda itu dari tangga—tempatnya berdiri. Ia langsung menghampiri orang yang dipanggilnya itu.

"Petrus, bangun nak!" Ya, lelaki itu adalah Kosan, bapake Petrus. Kosan menggoyang-goyangkan badan anaknya yang tertidur di sofa itu, "ini udah jam tujuh kurang lima belas menit. Ayo, ayo bangun!"

Funny VereinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang