⚡ Éclair

52 18 33
                                    

Siang hari di hari Minggu, ruangan luas yang hanya berisi cermin besar yang tertempel di dinding dan sebuah speaker super besar, sudah ramai akan suara yang dihasilkan oleh speaker besar itu.

Lagu Shape of You by Ed Sheeran yang sekarang terdengar adalah lagu ke enam yang diputar.

Seorang lelaki terdiam sejenak mendengarkan irama lagu itu, lalu menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan lagu sambil terus melihat pantulan dirinya di cermin besar di hadapannya. Di cermin itu juga terlihat pantulan seorang perempuan yang sedang mengamati dan memandang heran orang yang sedang sibuk bergerak sana-sini yang ada di depannya.

"Kak, gak capek apa?" perempuan itu angkat bicara sembari mengambil sebotol air mineral, lalu menegaknya.

Tidak ada jawaban dari sang narasumber, alias orang yang ditanya. Perempuan itu pun mematikan speaker, agar sang lelaki berhenti menari dan menjawab pertanyaannya.

"Eh, ngapain sih lo Put! Jangan dimatiin!" amuk sang lelaki. Put alias Putri alias tersangka yang matiin speaker tadi, langsung kabur entah kemana setelah lelaki yang bernama Asdy menegurnya dengan nada tinggi. Putri tidak peduli, ia hanya tertawa dan terus berlari.

"Kurang kerjaan banget sih lo Put!" teriak Asdy, lalu disusul oleh tawaan Putri yang ada di depannya.

Asdy tuh ngejar-ngejar Putri daritadi. Dan sampai sekarang masih melakukan hal itu.

Putri yang sudah lelah, berhenti berlari dan menunduk, ia memegang kedua lututnya dengan kedua tangannya, menjadikan tangan menjadi peyanggah untuk tubuhnya.

"Kak kak, udah gue nyerah," ucap Putri sambil ngos-ngosan. Putri mengangkat tangan kanannya tanda menyerah.

"Oy, gaes! Lagi pada ngapain?"

Dari luar terdengar suara nyaring seorang perempuan. Asdy dan Putri sudah hapal sekali suara siapa itu. Ruby, sang empunya suara nyaring itu adalah teman sekelas Asdy sekaligus tetangga mereka, ya, hanya beda blok aja. Kalau Asdy dan Putri di blok 5, si Ruby ini di blok 8. Mereka bertiga udah sering main bareng. Apalagi Ruby, dia rajin banget nyamper kakak-beradik yang jarang akur ini.

Aksi kejar-mengejar yang tadi dilakukan Asdy dan Putri pun terhenti. Putri senang karena Ruby datang pada saat yang tepat. Karena kalau dia gak datang saat itu, mungkin Asdy bisa menghajarnya habis-habisan. Eh, tapi menghajar ala Asdy itu beda. Dia gak bakal nyakitin cewek, apalagi Putri adeknya sendiri, ya paling ngehajarnya dengan cara ngelitikin atau sebatas mengancam akan memberitahu mamahnya kalau Putri lagi suka sama cowok.

Oh! Putri sangat gak mau kedua hal itu terjadi. Ngebayanginnya aja udah gak kuat.

Makasih kak By, ku sayang kamu!!, batin Putri yang lagi kesenengan.

"Enggak kak, tadi gue lagi ngeliatin kak Asdy latihan. Tapi, tiba-tiba aja dia ngejar-ngejar gue gini," dengan sigap Putri berlindung di belakang tubuh Ruby setelah berkata seperti itu. Pasalnya Putri takut macan jantan itu mengamuk lagi.

Asdy hanya memelototi Putri yang lagi cekikikan di belakang sana. Ruby sudah tak heran lagi dengan tingkah mereka, soalnya hampir setiap hari mereka seperti itu.

**

"Yah, masa gue lagi sih yang kalah," keluh Ruby. Ia pasrah ketika semua temannya mengolesi bedak di wajahnya dengan tidak beraturan. Ada yang di dagu, ada yang di pipi, bahkan ada juga yang ngolesinnya di kelopak mata.

"Nasib lu By," ucap Asdy sembari tertawa.

"Sabar anakku ini cobaan," Solekha mengelus-elus kepala Ruby dengan kasar dengan tampangnya yang sok polos.

Funny VereinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang