Saniwa x Higekiri x Hizamaru
Awalnya aku tidak percaya. Lalu aku tiba di ruangan ini, bertemu orang-orang berseragam saniwa yang sedang mengadakan rapat. Mereka bilang The Grand Saniwa is dead. But the battle must continue...
Mereka menarik orang-or...
Malam semakin larut. Peperangan belum berakhir. Dentingan pedang terdengar di kanan dan kiriku. Aku bertarung bersama Higekiri dan Hizamaru dengan bokken.
Senjata yang kurang efektif di pertarungan aneh ini...
Aku masih tidak percaya selama ini aku berjalan di 'atas' sejarah. Ini sungguh perjalanan waktu! Aku melihat Kastil Edo di era Enkyou dan rumah-rumah tradisional lain di sekitarku.
Setelah sejauh ini, aku masih saja mengira ini mimpi...
Aku telah sampai di puncak Kastil Edo. Pucak di sini maksudku atap Kastil Edo!! Hahaha... Seumur hidup di Tokyo, memangnya kapan ada tour guide yang mau bawa pesertanya naik ke atap bangunan herritage ini?
Ini semua berkat orang yang berdiri di sampingku ini. Yeah... Higekiri dan Hizamaru.
Aku memandang langit malam yang merah merekah mengerikan. Mau dilihat dari mana pun, ini masih perang. Di era yang seharusnya damai, pasukan yang disebut kebishi malah muncul.
Mereka muncul dari lubang cahaya di langit itu... Sekarang sudah mengecil...
Drrt... drrt...
Eh? Memangnya aku bawa ponsel? Aku mengeluarkan sebuah... ommamori... Siapa yang memasukan jimat ini ke saku hakamaku?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aruji. Kore wa Konnosuke desu."
"Ya ampun... Bikin kaget saja..."
Ah iya... Kami tidak bertarung sendirian. Ada lima Touken Danshi yang ikut bertarung di atap. Mereka mendekatiku untuk mendengarkan instruksi Konnosuke.
"Dinding dimensi sebentar lagi menutup. Kalian harus segera kembali ke titik awal kalian masing-masing dalam 30 menit. Hayakku!!"
"Kalau kita lewat atap, kita bisa ke titik awal dalam lima belas menit," kata Touken Danshi berambut putih panjang... em... dia seperti Inuyasha...
"Hoo... Ide bagus, Kogi," cetus Hizamaru.
"Matte, matte, matte!!" Kuhentikan mereka semua sebelum melompat. "Kalian lupa? Aku terluka."
"Aruji terluka?? Katakan, mana yang sakit? Di sini? Di sini?" Kudorong Hizamaru sebelum menyentuh perutku.
"Kalau begitu..." Si Inuyasha yang namanya Kogi itu tiba-tiba berjongkok di depanku. "Aruji naiklah. Anggap ini tanda terima kasihku."
N-naik si Kogi? Ya ampun... Mimpinya kok belum beres? Apa dulu aku kebanyakan baca Inuyasha sampai akhirnya mimpi digendong Inuyasha?
