"Ahjumma." Panggil Yoona membuat yeoja paruh baya itu berjalan mendekat.
"Ada apa Nyonya?"
"Apa Ahjummah melihat Soojung Appa?"
"Animnida. Terakhir saya melihat tuan kemarin Sore."
Yoona menggigit kuku jari tangannya tanda dia benar-benar gelisah. "Apa mungkin dia pergi mencari Soojung?" Yeoja itu menggeleng. "Tapi kenapa dia tidak minta izin dulu padaku."
"Mungkin tuan sedang mencari nona Soojung. Lebih baik Nyonya menunggu kabar dari tuan, saya yakin tuan akan menemukan nona Soojung."
"Nee, aku harap juga begitu."
Terdengar suara ponsel berdering membuat yeoja itu meraih ponselnya. "Yeobseyo. Hyukjae oppa, Soojung menghilang dan sekarang gantian Soojung Appa juga pergi. Ottohkae oppa? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin kehilangan keduanya."&&&&&
Sudah hampir 30 menit namja itu duduk di bangku Cafe itu tanpa berniat untuk pergi bahkan sejak tadi namja itu hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun.
"Itu tidak mungkin. Ahjussi tolong jangan mengada-ada. Anda tidak bisa mempermainkan takdir."
"Soojung eomma." Panggilnya membuat Yoona terdiam. "Aku.. aku tidak mengada-ada. Semuanya adalah kenyataan, aku adalah suamimu dimasa depan. Aku adalah ayah kandung Soo ani maksudku Krystal."
"Kalau begitu... bagaimana bisa Anda datang kemari? Apa Anda punya mesin waktu?"
Namja itu mendesah. "Akupun tidak tahu kenapa ini bisa terjadi."
Yoona tersenyum miris. "Geumanhaera.. Jangan membodohiku Ahjussi." Ujarnya kemudian berdiri. "Aku harap kita tidak pernah bertemu lagi."
"Apa aku sudah keterlaluan? Padahal aku mengatakan yang sebenarnya. Soojung eomma benar-benar tidak pernah berubah, tidak dimasa lalu dan dimasa depan dia tetap yeoja yang keras kepala dan itu menurun pada Soojung."Yoona menghentikan langkahnya di bawah tiang lalu lintas, yeoja itu kembali teringat ucapan namja tadi.
"Eomma." Teriak Krystal dari sebrang jalan.
Yoona mendongak lalu tersenyum dan melambaikan tangannya pada Haejin dan Krystal yang menunggunya sejak tadi. Tidak ada seorang pun disana, hanya yeoja itu seorang diri menunggu lampu pejalan kaki yang merah berubah hijau.
"Ahjussi eomma cantik ya."
Haejin tersenyum lalu mengangguk. "Krystal juga cantik bahkan lebih cantik dari eomma."
Krystal tersenyum. "Aku berharap Ahjussi adalah ayahku." Ujarnya membuat namja itu tertegun. "Eomma-da."
Haejin menoleh kearah Yoona yang berjalan kearah mereka dengan santai sambil membawa sebuah kantung yang berisi titipan Krystal. Namja itu tersenyum lalu menunduk kearah Krystal. "Ahjussi juga berharap Krystal adalah anak ahjussi bersama Yoona eomma." Ujarnya membuat Krystal tersenyum. Haejin kembali melihat kearah Yoona yang masih berjalan dengan santai namun ujung mata namja itu berhasil menangkap sebuah mobil yang melaju ugal-ugalan kearah Yoona.
Refleks namja itu berlari kearah Yoona dan mendorong yeoja itu hingga terdengar suara tabrakan keras dan tak berapa lama tubuh seseorang terjatuh ke tanah.
"Sunbae." Gumam Yoona. "SUNBAE." Teriak yeoja itu yang berjalan merangkak menuju tubuh namja tinggi itu. "Sunbae ireona-yo.. Sunbae." Serunya menepuk pipi namja itu. "Jebbal sunbaee. TOLONG PANGGIL 911. Sunbae ireona..."
"Yoona-ya."
Terdengar suara sirine mobil polisi dan kontan seluruh orang menarik pengemudi mobil yang menyebabkan kecelakaan terjadi.
"Sunbaee jebbal bertahanlah.. Sebentar lagi ambulans datang."
Tangan lemah itu berlahan terangkat dan meraih tangan Yoona lalu mengenggamnya.
Yoona menggeleng. "Andwae.. Andwae sunbae.. Jebbal. Jangan tinggalkan aku. Jebbal jangan tinggalkan aku."
"Yoona-ya." ucapnya dengan suara tersengal dan terbata. Yeoja itu menggeleng . "Saranghae." Ucapnya pelan dan berlahan pula mata itu mulai tertutup.
"ANDWAE! SUNBAEEE! JEBBAL ANDWAEEE. TOLONG.. TOLONG PANGGILKAN AMBULANS." Teriaknya. "SUNBAE. SUNBAE JEBBAL."
Hingga petugas ambulans datang dan berusaha membawa Haejin namun yeoja itu mengamuk seperti orang gila, membuat semua orang iba dan prihatin melihatnya. Termasuk Krystal yang sejak tadi hanya berdiri dipinggir jalan.
"ANDWAE.. SUNBAE...""Saat ini adalah di saat ibumu kehilangan cinta pertamanya. Karena itulah Appa yang menjadi ayahmu bukan Park Haejin."
Bocah itu menoleh dan mendapati namja tinggi berdiri disampingnya. "Appa." Gumamnya.
Namja itu menoleh dan tersenyum. "Dan karena ini Appa dan Eomma sering bertengkar, karena eomma masih sulit untuk menerima kalau cinta pertamanya sudah pergi."
Krystal hanya diam dan menatap Yoona yang sedang ditenangkan oleh para pejalan kaki yang lain. "Park Ahjussi namja yang baik. Karena itu aku tidak yakin kalau dia adalah ayahku." Ujarnya membuat namja itu tersentak. Bocah itu mendongak. "Kalau ayahku adalah Park Ahjussi, dia pasti tidak akan memukul eomma tidak seperti Appa. Aku benci Appa." Serunya kemudian berlari kearah Yoona. "EOMMA." Serunya.
Yoona menoleh dan langsung memeluk bocah itu. Membuat namja tinggi itu menunduk.
"Bahkan putriku sendiri membenciku." Gumamnya sedih.
YOU ARE READING
Refrain
FanfictionTrue Love doesn't mean being inseparable, it means being separated and nothing has changes. -My Dear Valentine-