"Eomma." Panggil seorang bocah laki-laki dan berhasil mengusik tidur Yoona. "Eomma, ireonayo."
Yoona membuka matanya lalu mendapati bocah laki-laki berada disampingnya. "Nugu?"
"Eomma sudah bangun?"
Yeoja itu melihat sekitarnya. "Ini bukan kamarku."
"Eomma ayo kita sarapan."
Yoona menatap bocah itu. "Kau siapa? Kenapa aku bisa disini?"
"Ye?"
"Jaehyun-ah, apa eomma sudah bangun?"
Yoona menoleh kearah pintu dan mendapati namja tampan yang sudah memakai pakaian rapih.
"Kau sudah bangun yeobo?"
"Yeo.. yeobo?" ulangnya tidak mengerti dan menatap bocah laki-laki. "Eom... ma? Bagaimana bisa?"
&&&&&
"Lama sekali ya Krystal tidur, tidak seperti biasanya."
Yoona menatap bocah yang tidur disampingnya, dari semalam bocah itu tidur dengan pulas.
"Mungkin dia kelelahan. Jonghyun bilang kemarin dia terus menangis karena merasa bersalah padaku."
Hyukjae mengangguk. "Yoona-ya."
"Hmm."
"Apa benar Krystal adalah putrimu dari masa depan?" Yoona terdiam. "Akhir-akhir ini aku terus berpikir tentang hal itu. Krystal adalah putrimu di masa depan lalu dia datang kemari karena membenci ayahnya yang sering memukulmu tapi kemarin Jonghyun bilang kalau dia merindukan ayahnya dan tidak ingin memiliki ayah yang lain. Sepertinya bocah ini tidak bohong tentang hal itu."
Yoona mendesah pelan. "Oppa."
"Nee."
"Aku sudah bertemu dengan ayah Krystal dari masa depan."
"Mwo? Kau serius?" Yoona mengangguk. "Lalu bagaimana wajahnya? Apa dia orang yang aku kenal?"
Yeoja itu mengangguk ragu tepat saat pintu ruang rawat terbuka dan membuat keduanya menoleh.
"Annyeong haseyo." Sapa Dokter tampan itu.
"Annyeong haseyo Dokter Kim." Sapa Hyukjae ramah.
"Bagaimana keadaan Anda Yoona-ssi?"
"Membaik." Jawab Yoona canggung.
Dokter Kim melihat kearah Krystal yang tertidur. "Sepertinya anakmu tidur dengan pulas."
"Nee. Dia bahkan belum bangun sejak semalam."
Dokter itu mengangguk. "Besok Anda sudah bisa pulang, saya sudah memberitahu pada para suster untuk menyelesaikan semuanya. Tapi meski begitu Anda tetap harus selalu datang untuk konsultasi pada Hwang Seonsaengnim."
"Nee."
"Terimakasih banyak dokter. Anda sudah banyak membantu kami."
"Aniya gwencana, ini adalah kewajiban saya. Oh iya sepertinya kita berasal dari universitas yang sama."
"Benarkah?" seru Hyukjae. "Berapa umur Anda?"
"25."
"Woah kita seumuran." Ujarnya. "Woah tapi Anda sudah menjadi dokter."
Dokter Kim mengangguk. "Saya melakukan akselerasi lagipula saya masih dokter residen."
"Ah begitu. Senang mendengarnya."
YOU ARE READING
Refrain
FanfictionTrue Love doesn't mean being inseparable, it means being separated and nothing has changes. -My Dear Valentine-