"Yeobo, bagaimana?" Namja itu menggeleng. "Soojung-ah."
"Nyonya.."
"Ahjumma tinggalkan kami berdua."
"Baik tuan." Ujarnya patuh dan pergi dari kamar.
Namja itu duduk disamping istrinya dan meraih tangannya. "Mianhae.. Karena aku Krystal pergi."
Yeoja itu hanya diam.
"Aku tahu aku salah. Aku terlalu cemburu padamu padahal aku tahu kau sudah melupakannya."
"Kau cemburu? Cemburu pada orang yang sudah mati."
"Aku tahu Yoon. Karena itu aku minta maaf, aku akan mencari Krystal."
"Oppa."
"Hmm."
"Tolong berikan aku waktu sendiri." Ujar Yoona kemudian bangkit membuat namja itu terdiam mematung. Yeoja itu keluar dari kamar putrinya, meninggalkan suaminya.
Namja itu mendesah dan mengusap wajahnya lalu berbaring diatas ranjang putrinya. "Mianhae Soojung-ah. Maafkan Appa."Namja paruh baya itu melihat sekitarnya. Dirinya baru saja terbangun dari tidur dan menyadari kalau dia tidur diatas kursi panjang didalm sebuah gedung. "Ini aneh, dimana aku?"
"Professor Choi?" tanya seseorang membuat namja itu menoleh. "Aaah benar.. Anda pasti professor Choi. Ayo Professor anak-anak sudah menunggu di Aula."
"Ye? Aula? Aku.. aku bukan professor Choi yang kau maksud."
"Gwencanayo.. Kali ini bukan anak bingal seperti biasanya." Ujar pegawai itu menarik tangan namja paruh baya lalu membuka pintu. "Silahkan masuk."&&&&&
"Yoona-ssi."
Yoona berbalik lalu membungkuk. "Annyeong haseyo."
"Sedang belanja?"
"Nee." Ujarnya. "Kyuhyun-ssi juga?"
Namja itu mengangguk. "Ah iya dimana Krystal?"
"Aah itu dia.."
"Eomma." Seru bocah itu sambil membawa makanannya. "Ini semua makananku."
"Aigoo banyak sekali."
Bocah itu mendongak lalu membungkuk. "Annyeong haseyo."
"Annyeong gadis kecil." Kyuhyun mengacak rambut bocah itu.
"Bagaimana kalau kita belanja bersama?" tawar Yoona.
"Apakah boleh?" tanya namja itu.
"Tentu saja boleh." Seru Krystal.
Kyuhyun tersenyum.Changwook dan Haejin berdiri berhadapan. Keduanya bersiap untuk saling menyerang satu sama lain.
"Kau benar-benar tertarik dengan Yoona?" tanya Changwook menyerang sahabatnya itu.
"Wae? Kau meragukan aku?" ujarnya menendang bagian kepala namun terlewat.
Changwook tersenyum miris. "Sepertinya dia juga tertarik padamu."
"Aku perhatikan kau juga tertarik padanya." Terang Haejin meraih tangan sahabatnya lalu menariknya dan menghempaskan tubuh sahabatnya itu ke matras. Namja itu tersenyum. "Aku tidak akan membiarkannya menoleh kearahmu."
Changwook terkekeh lalu merentangkan tangannya dan Haejin mengikutinya berbaring. "Aku memang tertarik padanya, yeoja seperti Yoona itu sangat jarang." Namja itu menoleh. "Karena itu aku tahu kalau kau tertarik pada yeoja itu. Kau tertarik pada yeoja yang spesiesnya jarang ada di dunia ini."
Haejin terkekeh. "Bukan begitu. Aku tertarik padanya karena dia berbeda."
"Itu sama saja bodoh." Umpat Changwook kesal. "Bagaimana kau pertama kali bertemu dengannya?"
Namja itu tersenyum. "Dia anggota senat yang aku ketuai. Saat itu aku melihatnya seperti kimchi yang baru di buat oleh nenekku. Segar dan ceria. Dia bahkan sangat populer di kalangan para namja."
"Jinjjaro? Aah keuromyo. Yoonakan cantik, wajar saja dia populer."
Haejin mengangguk. "Dia benar-benar cantik dari segimanapun kau melihatnya, dia tetap terlihat cantik."
Changwook menatap sahabatnya yang menatap langit-langit gedung sambil tersenyum dan membuat namja itu ikut tersenyum. "Majjayo. Nanti kalau kau mendapatkan yeoja yang lebih baik dari Yoona, maukan kau memberi Yoona padaku?"
Seketika Haejin menoleh menatap sahabatnya dengan garang. "Kau mau mati, hah."
Changwook terkekeh. "Nee." Ujarnya kemudian bangkit pergi menjauh dari sahabatnya itu. "Aku akan membahagiakannya kalau kau menyakitinya barang sekalipun.'
"AKU TIDAK AKAN MERELAKANNYA.""Kita sudah sampai." Ujar Yoona saat keduanya berhenti didepan sebuah pintu membuat Kyuhyun yang sedang menggendong Krystal menghentikan langkahnya.
"Kalian tinggal disini?"
Yoona mengangguk. "Ghamsamnida sudah membantuku, kau bahkan repot-repot mengendong Krystal dan mengantarnya sampai kesini.'
"Gwencana. Bolehkah aku menidurkannya di kamar?"
"Tentu." Ujarnya lalu menekan tombol password dan membuka pintu rumah. "Silahkan masuk."
Kyuhyun tersenyum dan masuk kedalam. "Woaah rumah para gadis memang selalu bersih."
Yoona hanya tersenyum tipis lalu membuka pintu kamar. "Kau bisa menaruhnya disini." Ujarnya.
"Nee."
Yeoja itu tersenyum cagung. "Apa kau ingin dibuatkan teh hangat?"
"Ye?"
"Sebagai ucapan terimakasih."
"Aaah. Boleh." Ujar Kyuhyun kemudian membuat yeoja itu keluar kamar. Namja itu melihat sekeliling ruangan itu. Terdapat banyak desain rumah dan kantor yang tertempel di dinding namun tatapan namja itu fokus pada photo tiga orang yang berada di dinding, dimana Jonghyun berada di tengah-tengah Yoona dan Sooyoung. "Mereka pasti sudah akrab sejak kecil."
"Appa.." igau krystal membuat namja itu menoleh. "Appa miwo. Aku benci appa."
YOU ARE READING
Refrain
FanficTrue Love doesn't mean being inseparable, it means being separated and nothing has changes. -My Dear Valentine-