Suara gemuruh teriakan kemenangan tim pendukung Leon berkumandang sealur dengan berakhirnya pertandingan final yang dimenangi Leon dan teman-temannya. Kami semua tak berhenti meneriakan seruan kemenangan yang kami rasakan. Kalau bisa loncat, mungkin si Opik udah loncat dari tribun atas kebawah, gak berenti loncat dia mah. For the first time gue ngeliat adek gue nangis karna bukan gue hajar, si Putra nangis liat kebangaanya bisa menang didepan matanya kan biasanya nonton depan tv jadi sensasinya beda. Gue juga bangga sih bisa ngeliat Leon tersenyum lebar bahagia dibawah sana sama teman-temannya sambil ngangkat piala kemenangan yang ia raih. Joseph ? You deserve that karma haha..
"Kita tunggu dibawah ?". "Gak usah kalian semua deluan aja, gue balik sama Leon udah janji," seruku saat Nadine mengajakku untuk balik. Gue beralih pergi menuju daerah lapangan yang pernah gue masuki beberapa kali bersama Leon. Nunggu Leon yang masih sama timnya gue cuman berdiri ngeliat Lapangan Bola yang sangat besar didepan gue. Gue gak tau kalo gue yang main udah asma duluan.
Jantung gue masih aj berdetak kencang karna lo gk tau apa yang bakal gue lakuin selanjutnya. Tangan gue cukup gemetar dan gue udah keringatan nunggu Leon disini. Gue kembali mengingat masa-masa gue sama Leon dulu dan berpikir klau keputusan gue udah bener. Keputusan gue seimbang sama apa yang sudah kami alami selama beberapa waktu yang cukup lama yg sudah kami lewati. Goshh gue gk siap ketemu Leon...
Mata gue ketutup... gue gak bisa lihat apa-apa kecuali suara nafas Leon dari belakang. Oke this is it....
"Kamu udah lama nunggu ?". "Gak, baru aj," balsku yang masih kaku. Leon masih make seragam bolanya dengan rambutnya yg masih terlihat basah yg membuatnya terlihat begitu 'hot'. "Yaudah ayok balik," serunya sambil memberikan tangannya. Gue cuman diam ngeliat tangannya dan menghirup nafas gue dalam. Gue mundur beberapa langkah darinya, dan gue bisa ngeliat ekspresi Leon yg sedikit bingung. Dion, ini keputusan yang udah lo ambil. Semuanya udah lo pikirin dan ini semua baik untuk kedua belah pihak.
"Kamu kenapa ?". "Leon, aku udah putusin......". "Tunggu, kamu ngapain ?".
"Aku mau ikut kamu ke pergi......." seruku.
"Bu... Dion mau ngomong sesuatu....". "Ngomong aja yon, kenapa ?". "Hmm Dion gak tau mesti bicara gimana tapi Dion cinta sama Leon Bu, Dion mau sama Leon terus, Dion mau ikut pindah sama Leon.". Gue tau saat itu juga gue udah gak bisa narik kata-kata gue. Jawaban Ibu adalah jawaban gue juga. Gue masih nunggu jwaban Ibu yang masih mencoba mencerna perkataan gue. "Dion kamu udah besar, kamu udah bisa milih mana yang baik mana yg gak, kalau kamu milih pergi sama Leon dan itu buat kamu bahagia Ibu juga ikut bahagia. Leon juga orang yang baik, Ibu senang Kalian bisa sama-sama walau kamu tahu orang-orang disana tidak bisa menerima kalian, tapi Ibu selalu akan menerima kalian kapanpun itu,". Jawaban Ibu berhasil ngebuat gue nangis. Gue meluk Ibu sambil memikirkan jawaban gue atas pertanyaan Leon selama ini. Gue udah siap pergi sama dia ?
"Ma...maksud kamu ?" Tanyanya yang masih bingung. "Yah aku mau ikut sama kamu, udah ah ayok pulang," seruku yang malu setengah mati dan sekarang berlari pergi dari hadapannya. Gue udah pilih jwaban yg benar, gak perlu pake tanda tanya lagi, gue emang udah milih untuk pergi sama Leon.
See ? Bahkan sampe sekarang gue masih gak percaya gue bisa nyeritain itu semua. Perjalanan cinta gue terlalu ribet tapi gue harap lo semua bisa nikmatinnya. Even sesuatu yang gak pernh lo bayangin bisa jadi hal yang gak bisa lo bayangin kalo gak ada dia dihidup lo. Gue bersyukur atas setiap langkah yang pernah gue pijak. Gue juga harus berterima kasih sama semuanya, sama Opik yang kalau gak ada dia mungkin gue gk bisa kerja ditempat si Bos. Gue harus terima kasih sama Terry, kalau ajak dia gak sakit gue gak bisa gantiin dia dan ketemu Leon sore itu. Semuanya udah diatur, dan Tuhan udah ngatur gue sama Leon untuk saat ini, tapi entah kedepannya ? gue masih mencoba untuk mencari cerita disetiap langkah yang akan gu... gak bukan gue lagi, tapi setiap langkah yang akan 'kita' langkah kedepannya.
Cerita ini udah berakhir untuk sosok Dion. Saatnya untuk menceritakan Dion dan Leon. Dion sisosok yang masih bingung dengan dirinya sedangkan Leon yang sudah tahu apa yang terjadi dengan dirinya.
.........
"Para penumpang yang terhormat, selamat datang di penerbangan maskapai American Airlines dengan tujuan New York. ..................... ".
//// THE END.
Finally we reach the last parts of this story. Gue mau ucapin makasih buat semuanya yg udah suka sama cerita ini, yg udah votes + komen cerita ini ❤
Dengan ini gue ngucapin goodbye buat semuanya dicerita ini, dan see you di cerita lainnya......
Love, Lana ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My SuperBall Lovers [BoyxBoy]
Teen FictionHighest Rank; Ranked number #1 on BoyxBoy 🙈 Gue gak tau bakalan mulai dari mana, bakalan nyeritain semuanya ini dari mana karna gue bahkan gak sadar sama sekali klau cerita ini bener2 bakalan gue rangakai. Yang diotak gue setiap pagi adalah cuman n...