Prolog

298 9 7
                                    

Pagi yang cukup cerah setelah sebuah keluarga selesai melaksanakan sholat subuh dan bertadarus. Sekarang mereka berkumpul di ruang keluarga di kediaman keluarga Pratama. Suasana hening mereka terlarut dalam pikirannya masing masing, hingga laki paruh baya itu memulai pembicaraan.

"dek, pakaian dan barang barang mu sudah siap semua? Jangan sampai ada yang tertinggal." Tanya surya kepada anak nya yang memulai pembicaraan.
"Sudah bi, Syafa sudah menyiapkan semuanya. Kemarin Syafa sudah dibantu umi untuk menyiapkan semuanya jadi inshaa Allah tidak akan ada yang tertinggal." Jawab syifa tersenyum.

Suasana kembali hening setelah jawaban dari syafa. Tidak ada percakapan lagi untuk beberapa saat.

"Uhh.. aku bakal kangen banget deh sama umi." Ucap syafa memecah keheningan yang ada sembari memeluk umi nya yang berada di samping kanan syafa.
"Aduhh aduhh anak umi, belum juga pergi udah kangen ajah sama umi. Umi juga bakal kangen banget sama kamu dek." Ucap salma membalas pelukan anak nya.

Mereka berpelukan dengan sangat erat. Terasa sangat berat hati bagi syafa untuk meninggalkan umi nya ini walau hanya sementara. Ingin rasanya syafa menangis di pelukan umi nya itu sekarang juga. Dia tidak tahu apakah dia bisa melakukan aktivitas sehari-hari tanpa ada umi nya di samping nya.

"Ehem ehem umi doang nih yang dikangenin abi gak?." Tanya surya kepada syafa yang membuat pelukan syafa terlepas dengan umi nya.
"Hehe yaa kangen lah bi. Syafa juga bakal kangen sama abi kok." Ucap syafa tersenyum lebar.
"Trus kalo kangen gak mau meluk Abi nih?." Tanya surya yang memasang wajah cemburu nya.
"Ohh Abi mau dipeluk juga toh, bilang dong bi. Ya udah nih aku peluk hehe." Ucap syafa dan langsung memeluk Abi nya.

Syafa memeluk Abi nya dengan senang hati. Begitu hangat pelukan yang diberikan Abi nya hingga syafa dapat merasakan kenyamanan disana. Dalam pelukan hangat itu tak terasa perlahan tapi pasti sebulir air jatuh ke pipi syafa dan membasahi koko yang dikenakan Abi nya itu. Dia akan sangat merindukan sosok yang bijaksana itu. Orang yang selama ini ia kagumi.

"Trus mas gimana?." Tanya Rahman yang lagi lagi membuat pelukan syafa terlepas dan Syafa segera menghapus jejak air matanya itu. Rahman tidak tahu jika Syafa menangis karena posisi Syafa yang membelakangi Rahman.
"Gimana apanya mas?." Syafa balik bertanya.
" Yaa kan kamu udah meluk Abi sama umi, trus mas Rahman gak mau kamu peluk nih? Gak bakal kangen sama mas?." Tanya Rahman pada adiknya sambil merentangkan kedua tangannya bermaksud agar adiknya ini memeluk dirinya.
"Yee ngapain aku kangen sama mas? Aku cuma kangen sama abi dan umi saja kok." Ucap syafa yang membuat tangan Rahman kembali dilipat keatas dada seperti semula.
"Ohh gitu oke fine." Ucap Rahman dengan wajah yang cemberut.
"Ihh mas ngambek." Ledek Syafa.
"Sudah toh dek kalo kamu ledekin terus yang ada mas mu ngambek beneran." Lerai Salma.
"Ya sudah ayo kita semua siap siap setelah itu kita berangkat." Ucap Surya menyudahi perbincangan di ruang keluarga ini.

Setelah ucapan Surya tadi semua pergi ke kamar masing-masing dan mulai bersiap diri. Setelah itu mereka semua pergi.



Bismillah.. assalamualaikum smua.. ini cerita pertama ku smoga kalian suka yaa.. maaf kalau nanti critanya gk sperti harapan kalian masih amatiran soalnya hehe😁

Jangan lupa vote n komen nya yaa.. kalau bisa komen nya yang membangun biar aku bisa lbih semangat update nya itu juga klo Klian mau komen 😥😥

Trimakasih yaa sbelum nya😊😊

Pesantren Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang