2. 🌹gadis ceroboh

11 2 0
                                    


Angga pov.

Aku masih kesal dengan papa yang mau menjodohkan ku dengan teman papa yang katanya cantik dan shalihah itu namun aku juga masih ingin sendiri.

"Sudahlah kak terima aja kan aku jadi ada temen main" kata sella adiku

"Tapi dek aduhhhh kaka bingung jelasinya" kata ku sampil mengacak acak rambutku karena frustasi.

"Ka dengan kaka menerima perjodohan ini kakak kan bisa berbakti kepada orang tua kak, kakak bisa membahagiakan orang tua , pahalanya besar lo kak?"jawab stella dengan lembut berusaha membujug aku.

"Keputusan abi itu sudah bulat kamu harus mau papa jodohkan dan tidak ada penolakan."kata abi tegas dan membuat hanya bisa menghela nafas kasar.

"Dan nanti selepas tarawih kita sekeluarga berkunjung ke keluarga calon mu itu" kata abi yang sukses membuatku tercengang.

"HAH!! nanti selepas tarawih apa nggak kecepatan pa?"kataku setengah kaget.

" lebih cepat lebih baik" kata abi datar.

***

Aku di tunjuk untuk pertama kalinya di masjid komplek warga sekitar ini aku menjadi muadzin dengan kesungguhan aku pun mulai adzan.

Setelah shalat tarawih aku mulai berdo'a dan memohon ampunan kepada Nya dan mulai keluar masjid namun setelah keluar aku bingung mencari keberadaan sandalku..
"Lo mana sandalku ya perasaan tadi di sini"batinku bersuara.
"Lo itukan sandalku"kataku lirih sambil memicingkan mata memastikan bahwa itu sandalku atau bukan dan ternyata itu benar sandalku .

Akupun memakai sandal yang seperti punya ku namun ini lebih kecil dan dugaan sementaraku sandal ini adalah milik gadis berkrudung panjang itu.

"Mbak mbak itu sandal saya!" teriakku karna perempuan itu sedikit berlari.

Gadis itu menoleh dan hanya dian menatapku seperti menwliti wajahku.

Namun ia kemudian dengan cepat menundukan kepalaku, mungkin agar tidak ada kontak mata yang terjadi.

"A..aafwan akhi saya tidak sengaja tadi saya gugup jadi tidak liat sandal siapa yang saya pakai"katanya tergagap saking gugup dan malunya sehingga menampilkan guratan merah dipipi perempuan itu.

"Oh ya tidak apa apa, lain kali harus lebih hati hati " jawabku dengan nada datar

Segera ku kembali untuk mengambil sandalku darinya dan ku tukar dengan miliknya yang ada di kaki ku.
'Dasr gadis ceroboh bisa bisanya salah pakai sendal tapi dia lucu juga'

"Jazakirah khair akhi " katanya sambil tersenyum manis menurutku.

"Hmmmm"jawabku dengan deheman.

Segera ku melanjutkan perjalanan pulang ku dan bersiap siap untuk menuju rumahku yang lumayan jauh dari masjid.

Di sepanjang perjalanan Aku sedikit risih karena banyak dari perempuan yang melihatku seperti 'itu' yang malah membuatku risih dan jijik.

Hingga aku sampai di depan rumahku.

Suara gaduh menyeruak di semua sudut ruangan karena panik dari semua keluargaku.

"Sabar aja sih pa nggak usah panik tinggal dandan rapi dan bawa cincin itu yang penting"kataku santai.

"Iya papa juga tau tapi masalahnya cincin itu tadi jatuh karena buat mainan selha sampai nggak tau mental kemana" kata papa panik sambil terus mencari di kolong meja dan kursi.

Aku pun ikut panik karena ulah adiku itu sella hampir menangis karena takut di marahi abi.

Hingga aku melihat cincin emas bermata berlian yang sangat elegan itu di bawah kolong kursi ter ujung di dekat pintu.

Dengan kecepatan super setengah berlari akhirnya dapat juga.

"Dapat" setuju keras hingga abi menghentikan kegiatan mencarinya.

"Akhirnya dapat juga huh papa capek tau nggak cari dari tadi."
Kata papi sambil mengelus elus dadanya dengan nafas yang masih tersengal sengal sangking capaeknya.

"Alhamdulillah ya Allah Ya Rahman Ya Rahim hamba bersukur kau telah mengembalikan cincin itu kembali sehingga hamba tidak kawatir lagi akan dimarahi papa" kata sella dengan lebaynya.

"Alah lebay lu dek" kata ku karena tingkah adikku yang lebay kuadrat.

"Ya sudah sudah sekarang kita ke toko parsel dulu baru kerumah calon besan biar ada bawaan nggak cuma bawa cincin" kata mama menyudahi adu mulut ku dengan sella.

"Yah jadi lama dong ketemu kakak ipar nya" kata sella kecewa

"Calon dek calon" kataku dengan menekan pada kata calon.

"Iya iya kan bentar lagi" kata sella tak mau kalah.

"Yaudah ayo beli parselnya"kata papa.

Kini kita berempat papa,mama,aku ,dan sela sedang perjalanan menuju toko parsel terdekat.

Hingga 10menit waktu berjalan akhirnya sampai juga.

Kami ber empat pun masuk ke dalam dan memilih milih apa yang harus di bawa.
"Mau bawa apa ma ke sana nya ?"kataku bertanya padamami.

"Bawa makanan aja kayak makanan ringan sama buah aja" kata mami

Aku melihat ke sekeliling hingga pilihanku jatuh pada makanan ringan seperti cookis dan kue kue kering yang di bungkus idah dan buah yang di bungkus sederhana dengan pita merah muda di atasnya.

"Ma ini aja sama buahnya juga ini aja kansimpel nggak ribet jadi nanti nggak sulit bawa nya"kataku pada mama

"Oh ya bener banget itu yang ini aja".

Kami sekarang sedang menuju rumah yang dituju namun aku sedikit bingung kenapa rumahnya sama dengan jalan rumahk batin ku bersuara.

Nah kita sudah sampai di depan rumah besar yang sama dengan rumahku karena memang satu komplek dan satu blok
"Nah sudah sampai ayo cepat turun"kata papa.

"Yey akhirnya sampai alhamdulillah ya Allah" kata sella .

Ku pencet bel tiga kali

Ting tong

Ting tong

Ting tong

Hingga terdengar langkah kaki mendekati pintu.

Ceklek.

Suara kenop pintu di buka.

"Waalaikum salam cari siapa ya--" tanyanya namun kemudian

Aku tercengang tentang siapayang membuka pintu itu .

Semanis Cotton CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang