Sakura menatap sinis Sasuke yang saat ini sedang duduk dengan tenang di ruang tamu sambil sesekali menyeruput teh hijau buatan sang Mama.
Sasuke mengabaikan tatapan Sakura, Ibunya yang menyadari keberadaan anak gadisnya, langsung memanggilnya.
"Sakura-chan, kemarilah, Nak. Sasuke-kun sudah menunggumu dari tadi." Ucapan lembut sang Mama mengalihkan tatapan Sakura dari Sasuke.
"Untuk apa kau kemari?" Tanya Sakura. Sejujurnya ia masih jengkel padanya.
"Hush! Tidak baik menolak niat baik seseorang yang ingin mengantarmu ke kampus, Saku-chan."
Sakura tak mempedulikan Ibunya, ia berjalan kearah pintu.
"Saya pamit, Bibi. Terima kasih untuk teh hijaunya." Sasuke membungkuk sopan.
"Maafkan Sakura ya Sasuke-kun."
.
Area kampus sudah ramai, banyak stand-stand yang sudah didirikan. Acara Festival Dipha Karya akan dilaksanakan besok pagi tepat pukul sembilan.
Tidak ada matakuliah selama satu minggu kedepan. Semua panitia tampak sibuk berkoordinasi satu sama lain.
Karin tampak berjalan bersama Itachi. Sakura yang berpapasan dengan mereka langsung mengangguk singkat sambil terus berjalan. Itachi tersenyum singkat.
"Baka-otouto pasti tengah berjuang keras." Gumamnya. Karin menoleh.
"Mereka sedang ada masalah sepertinya. Sasuke-kun gencar sekali menemui Sakura."
"Biarkan mereka. Yang penting kita baik-baik saja."
Itachi menarik lengan Karin, mendekatkan tubuhnya, dan masuk ke ruang BEM.
.
"Menu makanan apa yang ingin kalian makan?" Tanya Sakura kepada manajer Teen Top.
"Mereka ingin makan apapun yang kalian siapkan. Anak-anak itu memang suka makan."
"Baiklah, ini rincian acara untuk hari ketiga. Saya permisi." Sakura tersenyum manis, lalu kembali ke kampus.
Sakura melewatkan rapat hari ini karena sibuk mengurusi keperluan yang lain. Ia terduduk di kantin dengan kepala menelungkup diatas meja. Rasanya pegal sekali setelah berbolak-balik mengecek persiapan acara.
Seseorang menepuk lembut kepalanya. Sakura tahu siapa orangnya, wangi parfumnya -yang sudah dihafalnya- benar-benar menggodanya.
Orang itu duduk dihadapan Sakura, mengangkat kepala gadis itu agar mereka bertatapan.
"Minumlah." Sasuke menyodorkan sebotol minuman isotonik padanya. Sakura menaikkan satu alisnya bingung.
"Aku bukan ingin meracunimu, jika itu yang kau pikirkan."
Sakura masih diam. Otaknya tak memikirkan apa-apa sebenarnya tapi entah kenapa ia malas menggerakkan tubuhnya hanya untuk meraih botol minuman itu.
"Haruskah aku membantumu meminum ini? Sebuah ciuman mungkin?"
Srett!
Sakura langsung mengambil minuman itu dan meneguknya dengan ganas.
Ciuman? Jangan bercanda! Pikirnya jenaka.
"Aku minta maaf." Sasuke memulai pembicaraan setelah bermenit-menit yang lalu mereka hanya diam.
Sebenarnya Sakura jengah juga. Hanya saja, bagian terpojok hatinya masih ingin bermain-main dengan Sasuke. Sakura akan memaafkannya dan itu pasti, tapi tidak sekarang. Sasuke perlu belajar bagaimana caranya menghargai kehormatan dan perasaan wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lollipop's Love
Roman d'amourBerawal dari Lollipop rasa tomat yang menurutku aneh. Berawal pula dari rasa penasaranku akan rasa dari permen bergagang itu. Hingga berujung pada cinta kepada seseorang yang begitu menyukai lollipop tomat - Haruno Sakura Dia tidak seperti gadis la...