12. Festival

431 68 6
                                    

"Kau masih memikirkan kata- kata Akira-senpai?" Ino dan Sakura duduk memandangi langit malam ditaman dekat rumah Sakura.

Sakura hanya diam. Ia sendiri tidak mengerti kenapa harus memikirkan Akira dan Sasuke. Pandangannya menyapu luasnya langit malam yang membentang. Angin sedikit menggerakkan helai rambut halusnya.

"Heh Jidat! Jangan mengabaikanku."

"Diamlah, Pig. Tidak bisakah kau menikmati malam yang damai ini?"

"Apanya yang damai? Aku merasa panas. Seseorang disebelahku ini sedang kebakaran."

"Terserah kau lah, Pig."

Ino memilih diam. Sesekali ia membalas pesan singkat dari kekasihnya yang hingga kini masih betah dikampus bersama Sasuke and the genk.

"Sai-kun betah sekali dikampus. Malam mingguku harus bersama gadis kompor ini."

"Kau yang mengajakku keluar, Ino."

"Apa aku menyebut namamu barusan?" Ino menyeringai puas.

Sakura memilih diam, Kepalanya sudah cukup pusing ditambah Ino yang berisik.

"Aku rasa, kau memang sudah mulai mencintai Sasuke-senpai, Sakura. Kau hanya tidak menyadari- ah bukan, kau sadar tapi kau menolak."

"Jangan berbicara hal yang tidak mungkin, Ino." Sakura menyesap coklat panasnya.

"Jangan sampai kau terlambat menyadari perasaanmu, Jidat. Sasuke-senpai itu banyak yang mengincarnya, tidak sulit baginya untuk memiliki seorang kekasih. Contohnya Akira-senpai. Ia bahkan bersedia mengangkang dihadapan Sasuke-senpai, yah.. walaupun selalu ditolak."

Aku tahu, pig.

"Dengar Sakura, semua tahu bahwa Sasuke menyukaimu. Dia hanya belum menyadari perasaannya, terlepas dari otaknya yang terlalu kotor untuk ukuran manusia, aku yakin dia bisa menjagamu. Semua terlihat dimatanya."

Sakura menatap Ino, "Lalu, bagaimana denganmu? Apa Sai-senpai sudah menjagamu dengan baik?"

"Apa maksudmu?"

"Bagaimana jika suatu saat nanti dia kembali?"

Ino terdiam, ia hampir melupakan Kabuto. "Dia tidak mungkin mencariku, Sakura. Dia..."

"Maaf mengingatkanmu padanya. Tapi kau tenang saja, karena aku akan selalu dipihakmu."

Keduanya tersenyum tipis. Ino begitu menyayangi Sakura. Ino masih bertahan hidup pun karena dia. Jika tidak ada Sakura, mungkin ia sudah bunuh diri.

"Tapi Ino, kau sudah tidak mencintainya kan?"

Ino terdiam, lidahnya seakan kelu. Bukankah ini pertanyaan mudah, Ino?

Dan diamnya Ino sudah cukup menjadi jawaban untuk Sakura. Sakura mengerti betul sedalam apa cinta Ino untuk Kabuto dan menghilangkan perasaan itu tentu bukan perkara mudah. Butuh waktu bagi Ino untuk menghilangkan perasaannya.

"Aku paham. Tanpa kau jawab pun aku sudah tahu jawabannya."

Sakura hanya bisa berharap Kabuto tidak akan mengacaukan hubungan Ino dan Sai. Ia berharap Ino bisa lepas dari Kabuto dan menjalani hubungannya dengan tenang.

**Lollipop's Love**

Hari ini Universitas Konoha terlihat ramai. Terdapat banyak sekali umbul-umbul dan stand-stand yang berdiri disekitar kampus.

Sakura berdiri mengamati acara garapannya dengan sebuah earphone ditelinganya.

"Semua lancar?" tanya Sasuke yang sudah berdiri disampingnya. Sakura mengangguk mantap.

Lollipop's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang