Chapter 17

199 6 0
                                    

S
K
I
P

Malam..

Saat ini aku tengah duduk santai di balkon kamar ku. Ini lah tempat favorite ku dirumah, aku selalu duduk di balkon dan melihat bintang bintang di langit. Aku merutuki setiap kejadian kejadian yang pernah aku alami bersama orang yang aku sayangi. Mungkin itu semua bakal menjadi kenangan bagi ku nanti. Aku tidak tau lagi harus gimana, apakah saat nya aku memberitahu mereka soal apa yang selama ini aku derita. Disaat aku sedang memikirkan semua itu tiba tiba ada yang menangkup bahu ku dari belakang, dia adalah kakak ku. Aku nengok ke arah nya dengan mata yang basah oleh air mata ku. Kak Leo mengusap semua air mata yang membasahi pipi ku, dia tersenyum seolah olah dia mau aku tetep selalu tersenyum dan ceria. Hal ini yang selalu aku rindu kan, kasih sayang kaka ku dan juga mama sama papa. Kak Leo selalu menenangkan supaya aku tidak boleh untuk terlalu larut dalam kesedihan, walau sebener nya diapun sedih dengan keadaan ku tapi dia selalu nunjukkin senyum ceria nya.

"Kamu jangan sedih terus de, kamu pasti bisa lewatin ini semua. Kakak yakin kamu pasti akan kembali tersenyum lagi" ucap kakak ku untuk menangkan dan membuat aku harus tetep bahagia walaupun keadaan ku seperti ini

"Tapi aku takut kak, aku takut kalo misalkan aku gabisa senyum kembali" jawab ku dengan nada terisak

"Kamu harus yakin de, kamu pasti bisa. Kakak akan selalu dukung kamu sampai kapan pun, kakak sayang sama kamu, kakak mau kamu terus bersama kita. Ngelewatin hari demi hari lalui sama mama dan papa, mereka pasti ingin itu semua. Kita semua sayang kamu kita gamau kamu kenapa napa, kita semua ingin kamu terus ada selalu buat kita karena kita semua gamau kehilangan kamu" ucapan kakak ku berhasil membuat ku meneteskan air mata dengan deras. Karna setiap tutur kata yang diucapkan kak Leo semuanya menyentuh hati. Aku gatau lagi harus gimana supaya aku tetep tersenyum meski aku kaya gini. Tapi banyak orang yang masih menginginkan ku untuk tersenyum ceria dan bersinar seperti matahari yang selalu menyinari bumi.
( cailah bahasa nya wkwk )
Aku harus buat mereka bahagia sebelum nanti aku tidak bisa lagi membuat mereka bahagia. Aku bakalan nunjukin kalo aku bukan Nasha yang lemah, aku bisa tersenyum seperti yang kak Leo bilang. Aku harus buat mereka bahagia dulu, karna dengan adanya mereka disisi ku, aku merasa terlindungi dari bahaya bahaya yang mengancam ku. Aku menghapus sisa air mata ku dan tersenyum kepada kak Leo.

"Oke aku bakalan terus nunjukkin kalo aku akan selalu tersenyum seperti yang kakak bilang"

"Nah gitu dong itu baru adik kakak yang paling cantik" kitapun berpelukan dengan status kakak dan adik kesayangan nya mama dan papa. Aku beruntung mempunyai mereka yang selalu sayang sama aku.

"Yaudah kita turun yuk buat makan malem, mama sama papa udah nungguin kita di meja makan" akupun mengangguk dengan ajakan kak Leo

"Jangan nangis lagi ya, kakak gamau liat kamu nangis" ucap kak Leo sambil menghapus sisa sisa air mata di pipi ku, lalu kita pun turun untuk makan malam sama mama dan papa

Disini kita sudah berada di meja makan, dan disini juga sudah ada mama sama papa yang daritadi nungguin kita makan..

"Nah itu anak anak mah" ucap papa ketika aku dan kakak sudah menuju meja makan

"Maaf mah pah kita telat makan, soalnya tadi Nasha dandan dulu" ucap kak Leo dengan nada bercanda

"Apaan sih kakak" dumel ku, tapi kak Leo malah cengengesan sendiri

"Udah udah jangan debat dong kita kan mau makan" ucap mama ku

Kitapun sedang makan malam bersama dan tiba tiba papa membicarakan soal pengobatan ku nanti..

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang