akhirnya hari yang aku tunggu-tunggu sejak lama pun tiba. apa lagi kalau bukan hari terakhir ujian.
para siswa sibuk berhamburan keluar begitu bel pulang sekolah berbunyi. ada yang langsung pulang ke rumah untuk beristirahat, ada juga yang sudah membuat janji dengan temannya sekedar untuk melelas penat dengan berjalan-jalan.
kalau kemarin aku masih harus pusing memikirkan tentang materi ujian yang harus dipelajari untuk besok, sekarang kebebasan ada di pihakku. aku akan membiarkanmu beristirahat dengan tenang, wahai otak.
aku berjalan beriringan dengan temanku, eunha sambil sesekali tertawa akibat candaan yang dilontarkannya. saat hampir mencapai gerbang sekolah,
tring!
ada sebuah line masuk.
daniel : dek? dimana?
eunha langsung heboh begitu mengetahui identitas si pengirim line barusan. sebenarnya aku juga sedikit kaget karena tidak biasanya aku dikirimi line duluan oleh kak daniel. tapi aku mencoba bersikap biasa saja.
(y/n) : di gerbang sekolah kak kenapa?
daniel : lo udah ngerjain tugas osis belom? yg disuruh ngobservasi perpus kota?
aku menepuk dahi. bagaimana aku bisa lupa tentang tugas itu?
(y/n) : aduh iya gue lupa deadlinenya kapan ya kak?
daniel : besok lusa kan buat seminar mingdep
tentu saja aku panik. tapi kepanikanku itu tidak berlangsung lama karena,
daniel : ngerjain bareng gue aja yok mumpung sempet nih
(y/n) : serius? gue nebeng kakak nih?
daniel : duarius gue udah di depan
bersamaan dengan itu, telingaku menangkap suara klakson dari arah jam 12. lalu setelahnya ada kepala kak daniel yang muncul dari balik kaca mobil sambil melambaikan tangan padaku.
buru-buru aku membatalkan janji untuk menaiki bus bersama eunha dan hanya dibalasnya dengan tatapan 'mimpi-apa-lo-sampe-bisa-dijemput-sama-kak-daniel'. tapi aku tidak peduli dan segera berlari ke arah mobil berwarna hitam itu setelah selesai berpamitan.
"permisi ya, kak," ucapku begitu masuk ke dalam mobilnya.
"yoiii."
"kakak juga lupa kalo ada tugas?"
"engga sih. sebenernya kemaren-kemaren juga inget. tapi ga ada mood buat ngerjain."
"oohh."
lalu hening. kak daniel kembali berfokus pada jalanan, sementara aku menatap pemandangan di luar jendela karena memang tidak ada kerjaan lain.
alih-alih perpustakaan kota, mendadak mobil kak daniel malah menepi ke mcdonald's di pinggir jalan.
"loh kak, katanya mau ke perpus?"
"makan dulu lah, dek. udah jam segini," kak daniel membuka sabuk pengamannya dan bersiap untuk turun.
mau tak mau aku mengikutinya. kuakui aku memang merasa sedikit lapar. jadi tanpa ragu aku memesan seporsi cheese burger dan segelas coca cola.
"kok ga makan nasi? lagi diet?" tanya kak daniel setelah melihat pesananku.
"bukaaan. emang guenya lagi pengen burger aja sih," jawabku ngeles.
aku tidak akan makan dalam porsi yang besar. tidak di depan kak daniel. bagaimana pun aku harus tetap menjaga imageku sebagai perempuan yang anggun.
duduk semeja dengan kak daniel juga bukan urusan yang mudah. berkali-kali aku harus mengontrol jantungku yang sudah dibuat tidak karuan oleh kehadiran seorang makhluk rupawan yang sedang duduk diam di hadapanku.
"abis ini langsung ke perpus, kak?"
"ga usah, dek. gue anterin lo pulang aja biar bisa istirahat. pasti capek kan seminggu dipake buat belajar mulu."
loh? apa-apaan?
"terus itu tugas osis gimana?" tanyaku bingung.
kak daniel tertawa. "sans. deadlinenya masih minggu depan kok."
i'm literally shock right now.
"gue ga bermaksud boong tadi. tapi kalo ga gitu, lo pasti ga bakal mau gue ajak jalan. jadi ya, terpaksa," jelasnya.
"kata siapa gue ga mau," ucapku dengan sangat pelan sampai kak daniel tidak bisa mendengarnya.
"ngomong apa, dek?"
"oh, engga."
"sorry ya, udah boongin lo."
"iya-iya, gue maafin. asal mekdinya kakak yang bayar, oke?" aku tersenyum licik.
kak daniel mendengus tapi pada akhirnya dia tetap mentraktirku makan siang. dan sesuai janjinya kali ini, kak daniel benar-benar mengantarku ke rumah dengan bantuan sistem navigasi manual dariku.
"thanks loh kak, udah mau nraktir sama nganterin gue," kataku setelah aku turun dari mobilnya.
"masama, dek. udah sana masuk," kak daniel nyengir dari dalam mobil.
aku balas tersenyum dan berbalik untuk mengambil langkah masuk ke dalam rumah, saat kembali terdengar suara yang memanggilku dari belakang.
"eh, dek!"
aku menoleh. "apa, kak?"
"kalo mau minta ditemenin ke perpus, line aja ya! nanti gue jemput."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.